Dibangku Kayu

8 3 1
                                    

Dibangku Kayu

Saya manusia , sampai sekarang . jangan fikir saya hewan ataupun mahluk halus , saya tidak berubah wujudnya sejak ibu saya melahirkan saya ke dunia , syukurilah , ini pemberian allah sudah menciptakan saya menjadi anak manusia bukan anak binatang ataupun anak setan . Saya tidak ingat sewaktu saya dilahirkan oleh ibu saya kedunia , saya tidak ingat kapan saya pernah berjalan untuk pertama kalinya , yang saya ingat hanyalah sewaktu saya menaiki seekor boneka buaya besar dan menangis karena gigi saya dicabut lalu merengek ingin membeli makanan , dulu makanan ini mahal ,  saking mahalnya ayah dan ibuku memarahiku karena aku sering membeli makanan ini  yaitu icecream dan permen.

Taman kanak-kanak begitu asyik pada pagi itu setelah aku menyantap sarapan pagiku bersama secangkir susu hangat yang di sajikan oleh ibuku . Berselang aku tidak menginjakan lagi di bangku tk , sekolah dasar lah (sd) yang aku pijaki setelah itu dan harus kalian ketahui beberapa taun untuk kedepan nya , mungkin dunia tidak semanis disaat aku dilahirkan dan betapa liar nya negeri ini diluar sana.

Ini kisahku , namaku Verrel  terlahir sebagai 2 bersaudara , aku duduk di bangku kayu yang orang lain menyebutnya "duduk di bangku SMA" disana aku memiliki teman , meskipun mereka seperti barang hilang "dicari dia hilang , tidak dicari dia datang" . Disana seperti biasa , ketika upacara saya upacara , ketika lapar makan ke kantin , ketika saya ingin melakukan onar saya biasa mencorat coret tembok sekolah , berkelahi di lapangan , dan setelahnya , saya masuk ke ruangan penjara sekolah , iya itu  , itu ruangan bk/bp berhabitat . Masalah cinta itu melibatkan seluruh elemen masyarakat hati maupun pikiran , semuanya bekerja sama berusaha membuat satu ucapan yang bisa membuat hati seseorang luluh . Ceritanya dimulai pada saat aku menginjakan kakiku di bangku kayu atau orang orang menyebutnya bangku SMA .

Saat itu aku kehujanan , karena kehujanan aku selalu beralasan telat , karena gengsi aku kehujanan padahal aku membawa jashujan di tas ku , dikarenakan banyak karena orang orang sedikit kesal untuk membacanya.
Kelas terasa sepi bila hujan terus melanda , semakin banyak orang yang beralasan karena hujan untuk datang ke sekolah , seharusnya pihak sekolah memberi solusi atas terjadinya cuaca yang tidak mendukung terhadap kegiatan belajar mengajar , selain itu juga , murid murid mengeluh atas kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan 9 jam di setiap harinya , sudah kubilang "dunia tidak semanis disaat aku dilahirkan". Aku pernah ditanya oleh guru "Verrel cita cita kamu mau jadi apa?" setiap orang yang betanya pertanyaan itu kepadaku , aku lupa menjawab apa , yang jelas , semuanya dijawab berbeda beda , aku tidak peduli dengan cita cita , percuma , jika sukses didunia tetapi jika di akhirat kelak masih bisa merasa apa rasanya 1 tetes lahar panas di neraka itu sia sia.
Bosan dengan pendidikan , kembali lagi ke bangku kayu dimana aku menemukan seseorang yang aku kagumi waktu itu , aku cantumkan namanya Agatha putridiani , dia gadis keturunan eropa yang di deportasi ke kota kembang dan bersekolah sama dengan ku . Aku tinggal di daerah jalan dago , tempat itu menjadi salah satu pusat meramaian Kota Bandung sampai sekarang . Sebelumnya aku berterimakasih kepada Allah karena telah melahirkan ku dengan keadaan normal , karena pertama kali aku melihat gadis tersebut aku lihat menggunakan mataku sendiri bukan mata orang lain , perlu kalian ketahui masih banyak orang diluar sana yang belum bisa melihat dengan keadaan normal .

Ia murid baru disana , baru 1 minggu aku mengenal nya , aku berkenalan dengan nya dengan menjabat tangannya sambil aku berkata
"Verrel.."
ia menjawabnya
"Agatha.."
Aku kembali besyukur apa yang telah diberikan Allah kepadaku , karena tangan ini masih bisa merasakan sentuhan pandangan pertama dan telinga yang masih bisa berfungsi dengan normal , perlu kalian ketahui , diluar sana masih banyak orang orang yang tidak memiliki lengan dikarenakan penyakit atau sebuah kecelakaan tragis yang menimpanya , dan telinga yang sudah tidak berfungsi karena tuli yang dideritanya .

Dia suka dipanggil aca , disaat waktu bel istirahat berbunyi dia suka pergi kekantin bersama temannya terkadang diam di kelas  , namanya Tarysa , mereka bersahabatan dan mereka satu kelas , dan tentunya lagi mereka sebangku.

Suatu hari aku menemuinya dengan perasaan gugup , Tarysa tau aku sejak awal aku masuk sekolah ini , terkadang aku sering bertanya tentang Agatha kepadanya . Waktu itu aku berniat mengajak pulang bareng denganya , aku berharap ia mau menerimanya , tidak usah lama menunggu jawabannya , doa ku dikabulkan karena mungkin aku sering besyukur , allhamdullilah , dia mau menerimanya .
Sesaat dijalan , itu pertama kali aku mengantar pulang kerumahnya , aku gugup wakru itu , tangan ku bergetar menggengam rem motorku , aku hanya menanyakan hal klasik kepadanya , seperti halnya "sudah makan atau belum , lagi ngapain , kenapa , dimana" aku kurang tau bahasa klasik itu ada sejak kapan ,yang jelas pertanyaan tersebut sudah ada sejak aku mengenal perempuan.
Hari hari ku selalu ku habiskan waktuku bersama teman teman sekolah seperti layak nya seorang remaja , iya aku pun pernah remaja , jangan habiskan waktu mu hanya dengan belajar dirumah , tidur , dan makan saja , itu membosan kan bagiku . Bagiku hari hari yang belum kalian rasakan di masa kecil kalian harus kalian rasakan . Anak anak , remaja , dewasa , dan usia lanjut , itu tidak akan terjadi 2 kali pada hidup kalian , jadi habiskanlah waktu waktu kalian yang belum pernah kalian lakukan.
Disaat itu hari selasa aku dikelas hanya bisa tertidur karena ngantuk , malas dengan semua pelajaran yang ada , aku tidak tau , apa pelajaran ini akan berguna di kelak aku lulus nanti? aku berfikir kebanyakan orang hanya bekerja di sebuah supermaker , pegawai swasta , pedagang , dan pengusaha .Tidak ada hubungan nya dengan pelajaran kimia dan unsur unsur biologi , kecuali orang orang yang berminat saja , aku tidak.
Aku bertemu dengan Agatha , aku berbicara dengannya dikantin , setelah lama waktu yang aku lalui bersamanya dan bagaimana cara ku mendekatinya dari awal bertemu hingga sekarang , sepertinya dia membuat ku cukup nyaman bersamanya . Hari hari ku sekarang , aku membagi keduanya antara Agatha dan teman temanku .

Harihari ku berlalu bersamanya , bertukar kisah , berganti cerita , mengganti dengan lembaran baru , mengghapus yang telah tiada , kisah ini tidak seperti jalanan di eropa sana lurus tak berliku tak berhambat , melainkan seperti di kota ini , terkadang berlika liku terkadang lancar . Sepertinya setengah kisah manisku ada di sini yang ku kira hanya masa kecilku saja , Terimakasih Agatha putridiani , 15 maret 2015 aku berpacaran dengan nya sesaat setelah aku mengajaknya untuk menonton bioskop dan berjalan menyusuri dingin nya malam di kota Bandung .
Aku menghabiskan harihariku bersamanya waktu itu , cinta pada dasar nya tidak bisa di ceritakan melainkan untuk di rasakan . Sulit rasanya untuk menceritakan lika liku pertentangan di dalamnya . Aku akhiri dulu cerita ku dengannya , masih banyak secita ku di bangku kayu ini dari aku berdiri hingga terduduk dan terdiam memikir kan hal yang entah apa , binggung untuk ku ceritakan
Sekian namaku Verrel wabillahitaufiq walhidayah wasallamualaikum wr.wb , ini bukan pidato , ini ceritaku , di Bangku Kayu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dibangku KayuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang