Vote dulu ya sebelum baca
Jangan lupa sambil dengerin instrumen di atas😊😊.
.
.
Keesokannya Jungyeon dinyatakan boleh pulang oleh dokter. Jungkook yang memang saat itu juga berada disana untuk membantu Jiyeon merapikan barang-barang putranya serta dia yang akan mengantar keduanya pulang. Jungyeon yang melihat paman alias Jungkook ayahnya yang begitu ia rindukan saat itu tiba-tiba merasa begitu antusias saat melihatnya berada disana.
Jiyeon yang menyaksikan keduanya hanya bisa tersenyum dan mengucapkan terima kasih dalam hati karena bisa melihat senyum putra kecilnya lagi setelah seminggu lamanya ia terlihat murung karenanya.
"Kajja, saatnya uri Jungyeonie pulang~" kekeh Jungkook seraya menggendong putranya.
Jiyeon yang mendengar suara bariton Jungkook segera tersadar dari lamunannya dan kembali menanpilkan seulas senyuman miliknya.
"Kajja, noona kita pulang" ajak Jungkook. Jiyeon mengangguk.
***
Di parkiran Jungkook memberikan alih putranya pada Jiyeon karena ia harus menyetir.
"Jungyeonie bersama eomma, ya. Ajjushi harus menyetir" jelas Jungkook dan bocah lima tahun itu mengangguk patuh.
Jiyeon mengambil alih Jungyeon dan Jungkook mengambil alih barang yang di bawanya untuk dimasukkan ke dalam bagasi mobil belakang.
Tak lama kemudia mobil itupun berjalan meninggalkan area rumah sakit. Di dalam mobil Jungyeon duduk di atas pangkuan Jiyeon seraya memaikan mainan miliknya.
"Eomma, nanti cecudah campai di rumah Guk ajjuchi main belcama Jungie dulu balu boleh pulang, boleh tidak?" kata bocah lima tahun itu mendongak melihat wajah ibunya.
Jiyeon tersenyum seraya mengangguk.
"Boleh, asalkan Jungie jangan sampai sakit lagi" kata Jiyeon mengelus surai putranya.
"Jungie janji, Jungie tak akan cakit lagi"
"Janji?" Jiyeon mengangkat jari kelingking nya untuk membuat sebuah perjanjian bersama putranya.
"Janji!" bocah lima tahun itu menerima dan menyelipkan jari kelingkingya dengan jari kelingking Jiyeon, ibunya.
.
..
.
Hari terus berganti seiring dengan Jungkook yang selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah Jiyeon untuk menemui putra semata wayangnya. Jungyeon bahagia begitu pula dengan Jiyeon yang lebih bahagia melihat pemandangan langka di depannya. Jungkook dan putranya terlihat sedang bersenda gurau dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari bibir keduanya. Jika boleh jujur, hal seperti inilah yang selama ini ia impikan. Melihat keluarga kecilnya lengkap dan bisa tertawa lepas tanpa beban. Jiyeon memimpikan hal itu sejak dulu. Melihat putranya selalu tersenyum di dekat ayahnya sungguh membuatnya tak kuasa menahan air matanya untuk tidak keluar. Ia menangis, lebih tepatnya menangis bahagia melihat putranya yang selalu bisa tersenyum dan tertawa di depan ayah kandungnya sendiri. Seharusnya ia tak egois saat itu maka putranya tak akan merasakan yang namanya tak memiliki ayah selama lima tahun ini dan putranya tak akan selalu bertanya tentang dimana ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crying Season 2 [ I'm Fine ] END ✔
FanficBetapa terlukanya hatiku karena dirimu, betapa hancurnya hatiku melihatmu menggandeng tangannya di depan mataku. Kau keterlaluan sungguh keterlaluan kepadaku bahkan disaat kau tau aku sedang mengandung anakmu yang baru beberapa bulan tumbuh di rahim...