Tiket pesta yang diberikan Cinta sudah ada ditangan Lusi, menggantikan Vey untuk datang kesana. Tapi siapa sangka sebuah kiriman paket datang dengan undangan pesta itu. Vey sudah bilang dia tidak akan datang. Namun, paket itu juga tidak datang sendiri. Melainkan datang bersama sebuah taksi yang hanya memberinya waktu selama satu jam.
"Yaudah, dia bakalan pergi pak." tukas Tania asal.
Vey menggerutu akan sikap adiknya. Tapi dia juga tidak enak hati untuk menolak. Terpaksa ia membuka paket itu yang berisi sebuah dress putih selutut dilengkapi ornamen bunga yang Indah disetiap sisinya, beserta topeng dengan warna senada.
"Lo bisa cepetan nggak sih?" Tania menunggui Vey di bibir pintu kamar.
"Lo nggak usah ngurusin gue, kalo soal dandan gue nggak perlu sampe satu jam!"
"Awas aja!" peringat Tania sebelum pergi meninggalkan Vey.
Kalo soal berdandan itu Vey sudah ahli. Jadi tak diragukan, dia tidak butuh waktu yang lama. Vey sudah keluar memakai gaun dan topeng yang terpasang apik bersama make up sederhana yang anggun.
Tanpa Vey sadari Tania melihatnya dari kejauhan. Dengan tatapan jengkel menyadari taksi yang ditumpangi kakaknya itu sudah hilang entah kemana. Ya, saking terburu-burunya Vey meninggalkan hpnya di kamar yang sudah ada di genggaman Tania.
"Dasar pikun." decak Tania kembali ke dalam rumah.
Berbeda dengan Tania yang tidak bereaksi berlebihan. Romeo berlarian disepanjang koridor sekolah, sambil sesekali memeriksa kelas mencari klub fotografi. Ada Arga disana. Ada hal yang harus diberitahukan Romeo secepatnya.
"Lo lagi ngapain?" suara Ilham menghentikan langkahnya.
"Arga?" tukas Romeo cepat.
Ilham menunjuk seseorang dibelakangnya menggunakan dagu. Ada Arga disana yang kembali terlihat mengutak-atik kameranya.
"Ada apa?" Arga mengalihkan pandangannya sekilas.
"Vey datang ke pesta Cinta!"
Satu sudut bibir Arga terangkat sinis. Tak ada urusan dengannya.
"Ada .." perkataan Romeo terhenti seraya berjalan mendekati Arga, berbisik.
Raut wajah Arga tiba-tiba menegas, mendengar sebuah nama yang dibisikkan Romeo. Ilham dan Sadam mengernyit tak tahu akan apa yang mereka bicarakan. Romeo hanya memperingatkan Arga akan cerita lamanya yang baru saja datang kembali. Tentang seseorang yang seharusnya sejak awal Arga tidak pernah dipertemukan dengannya. Seseorang yang juga pernah membahayakan Vey karena Arga. Sejak awal dia sudah menebak akan ada hal yang tidak beres di pesta itu. Andai saja, Vey tidak berurusan dengan Arga. Semuanya tak akan seperti ini. Hal menakutkan ini, bisa dihindari Arga. Jika hanya dirinya yang terlibat sejak awal.
***
Sementara Vey hanya mengikuti seseorang yang menuntunnya memasuki aula pesta. Semua orang memakai berbagai gaun dengan topengnya masing-masing. Namun, Vey terdiam menyadari dress code pesta itu adalah red velvet. Hanya Vey yang menggunakan gaun putih disana.
"Ouh salkot!" kata seseorang menunjuk Vey.
Vey hanya bisa menunduk, diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince Ice And I
Teen FictionCerita tentang penyesalan, rahasia, ketertarikan, dan pandangan tentang cinta. ______________________________ Arga Irawan seorang senior cakep juga menawan. Merupakan the most wanted sekolah, yang sulit diincar. Dengan julukan "Prince Charming "...