Dua hari lagi, tapi Ambar benar-benar dibuat penasaran setengah mati dengan siapa yang selama ini memberinya hadiah. Hari ini, teman-temannya berencana berkumpul di apartement Ayu, guna meng-introgasi kenapa perempuan itu menghilang.
Tapi ini sudah dua jam dari janji temu mereka, dan Ambar benar-benar belum beranjak dari kasurnya.
'drrtt...drrtt...'
"Hallooo..." Tanpa melihat Caller Idnya Ambar mengangkat telpon itu.
"Lo dimanaaa???!" tanya suara di seberang sana.
Ambar melihat ponselnya, dan terlihat Wulan si penelpon itu.
"Gue? Gue masih di kamar. Kenapa?"
"Serius?! Buruan kesini! Lu kan ada motor sih, pake kenapa."
Ambar menghembuskan napasnya lelah. "Iya bawel, gua siap-siap dulu."
"Iya buru—
Ambar mematikan telpon itu. Jujur, ia sudah muak dengan segala ocehan temannya itu.
60 menit setelah itu, Ambar sampai di tempat Ayu.
"Hah, gila. Panas banget, parah," ucapnya saat dia merebahkan diri di karpet berbulu ruang tamu Ayu.
"Najis, gak ada 'say hi' nya banget," sinis Luna. Ambar hanya melirik ke arah Luna bosan.
"Mana Kevin?" tanyanya karena tidak melihat kehadiran bocah itu.
"Lagi ama tantenya, nginep dia," jawab Luna.
"Dua hari lagi, Bar. Sabar kenapa," ucap Wulan jengkel.
"Emang dia kenapa?" tanya Ayu yang kini ikut berada di ruang tamunya.
"Penasaran dia sama si Pengirim Hadiah. Padahal mah kemaren-kemaren enggak."
"Dua hari lagi gila! Bikin spot jantung tau, kalau orangnya jelek gimana? Kalo dia brengsek gimana? Mana tumben banget jam segini, tuh hadiah belum dateng, biasanya udah stand by di toko, cafe, atau rumah." Keluh Ambar.
"Jadi lo kangen atau penasaran sih sebenernya?" tanya Luna.
Dan karena itu, Luna mendapat satu pukulan dengan bantal.
"Sialan!"
'Ting...Nong...'
"Gue aja yang buka!" Tanpa meminta persetujuan, Ayu beranjak untuk membukakan pintu.
Di ruang tamu, Luna, Wulan, dan Ambar masih asik dengan kegiatan mereka masing-masing. Wulan dengan majalah Fashion milik Ayu, Luna dengan ponselnya, dan Ambar dengan keripik juga televisi di depannya.
"Eh, ini ada paket. Atas nama Ambar tapi kok ke tempat gue ya?"
Dan Ambar yang endengar hal itu, langsung berdiri dan merebut kotak itu dari Ayu.
"Wuih! B aja dong mbak!" seru Wulan.
"Bacot!"
Kini mereka duduk melingkar yang di tengah-tengahnya ada kotak berukuran sedang.
"Kemarin gue nemuin tiara berlapis kristal dan swarovski di kamarnya Ambar, terus gue lihat ada beberapa heels disana, dan beberapa gaun limited edition yang gue yakin banget itu langsung dari Perancis, kira-kira sekarang apa ya?" jelas Wulan.
"DEMI APA?!" ucap Ayu dan Luna bersamaan.
"Alai lo, Yu. Lo bahkan isinya tas-tas branded, Tiffany & Co, Frank & Co, sama dress-dress mahal," sinis Ambar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's
ChickLitSa.ha.bat N Kawan; teman; handai; Bertemu dan langsung menjadi akrab itu sulit. Mengumpulkan beberapa orang dengan sikap dan sifat yang berbeda pun juga sulit. Tapi ini kisah mereka, dengan garis hidupnya masing-masing. Percaya bahwa semua yang terj...