Jaehyun menatap ke arah Taeyong yang kini sudah dipasang berbagai macam alat di tubuhnya. Hyungnya benar benar dalam keadaan mengenaskan. Wajah cantiknya kini tak terpancarkan. Jaehyun merapihkan rambut Taeyong yang mulai menutupi mata Taeyong. Mark? Dimana Mark?. Bagaimanapun juga, Mark merupakan Dongsaeng kesayangan Taeyong.
"Hyung, aku akan mencari Mark dulu ya"
Ucap Jaehyun yang tentu tidak dibalas oleh Taeyong. Jaehyun keluar dari kamar tersebut lalu mengeluarkan ponselnya.
To : Si silent
Hey, kau dimana?, tidak kah kau ingin
melihat Taeyong Hyung?
-TerkirimJaehyun mencari kantin lalu membeli sesuatu di sana. Dia sangat lapar. Bagaimana tidak lapar jika belum sarapan dan sekarang sudah menunjukan pukul 15.44
Tring!
Jaehyun membuka ponselnya dan menunjukan pesan dari Mark.
From : Si silent
Siapa yang kau beri pesan Jung? Bahkan
orang yang kau kirimi pesan sudah
TIDAK ADA
-Dibaca"What the.."
To : Si silent
Jangan bercanda Mark!, tidakkah kau
merasa bersalah terhadap Taeyongie
hyung?
-TerkirimJaehyun melacak keberadaan Mark dan letaknya ada di dekat rumah. Jaehyun mengurungkan niatnya untuk membeli makanan dan berlari ke rumah. Entah seberapa lama Jaehyun berlari, dia sampai di rumahnya. Pintu terbuka oleh tangan Jaehyun.
"Mark!, dimana kau"
Tidak ada jawaban. Jaehyun memasuki kamar Mark. Alangkah terkejutnya dia mendapati Mark yang menggantung diri di kamarnya. Jaehyun buru buru menurunkan Mark.
"Mark!, kau tidak apa??, Jangan bercanda kumohon.."
Jaehyun terdiam untuk beberapa detik. Ia merasa bersalah tentu saja. Seharusnya ia tidak meninggalkan Mark saat membawa Taeyong ke rumah sakit.
"Fuck of my life!"
"Mau juga seperti teman teman mu Jung?"
Jaehyun menoleh dan mendapatkan seseorang berhoodie hitam dengan pisau di tangannya.
"S-siapa kau?"
"Hei tenanglah, aku disini untuk menawarkan sesuatu, berhentilah mencari tahu tentang tragedi pembunuhan one days two nights. Dan kau akan mendapatkan Taeyong beserta Mark kembali, kau mau?"
"Tidak!, kau seharusnya di laporkan ke pihak berwajib" bantah Jaehyun.
"Pilihan bagus Jung, kau masih bisa mengubahnya, kau ingat kan Taeyong sendirian di rumah sakit?, temanku akan membantu dirinya terlepas dari penderitaan dan tenang di sisi Tuhan"
"Jangan.."
"Pilihlah pilihanmu Jung, aku tahu kau sangat sayang terhadap mereka berdua"
"Hhh, aku tidak akan mencari tahu lagi"
"Pilihan yang ku inginkan, oh iya!, mau kau pilih tidak mau ikut campur ataupun ikut campur, Taeyong akan tetap ku bunuh"
Sebelum menutup pintu kamar, orang itu menembakan satu peluru nya ke arah Jaehyun dan tepat mengenai letak lambung Jaehyun.
"AKH!"
Pintu kamar Mark tertutup dan kemudian terdengar pintu terkunci.
"YAK SIALAN BUKA PINTUNYA!"
Kemudian Jaehyun melemas. Pandangan Jaehyun mulai mengabur. Dan yang ia harapkan sekarang hanyalah..
Taeyong dan Mark selamat.
Jaehyun mengeluarkan ponselnya di sisa tenaga nya. Ia menghubungi salah satu kontaknya. Jaehyun berharap masih bisa menyelamatkan kedua orang yg ia anggap keluarga.
'Halo?'
"Lacak aku..., aku bersungguh i-ini darurat.."
'Jaehyun hyung, ada apa?'
"Cep-at!"
Bau asap semerbak mulai memasuki kamar Mark. Dan apa yg Jaehyun fikirkan terjadi. Si penembak, tidak membiarkan Jaehyun hidup. Jaehyun menarik tubuh Mark dan mengabaikan luka nya sendiri. Ia membuka jendela rumah, dan mengeluarkan Mark dari Jendela.
"T-TOLONG!"
Beberapa orang yang sedang berlalu lalang menatap Jaehyun dengan pandangab aneh. Tidak ada yg membantu Jaehyun. Sampai apa yg Jaehyun lihat menghilang dan tegantikan dengan warna hitam. Terakhir, Jaehyun melihat Polisi sedang berlari ke arahnya.
Rumah itu, terbakar habis. Entahlah apa yang akan terjadi kepada Mark, Taeyong dan juga Jaehyun. Jika saja Jaehyun tidak bersikeras untuk ke rumah biru itu mungkin hal seburuk ini tidak akan terjadi.
Dan apa yang akan terjadi terhadap mereka ber-3, hanya Tuhan yg mengetahuinya.
Flashback On.
"Hyung!, kau ingin sarapan apa??, aku akan buatkan"
"Hm???, apa yah, apa saja haha, aku masih mengantuk Mark, aku akan tidur sebentar lagi okay?" Ucap Taeyong.
"Baiklah hyung, selamat tidur"
Taeyong memasuki kamarnya. Sementara Mark masih mencoba memasak sarapan untuk kedua hyungnya.
"Ah!, bodoh sekali, aku lupa untuk membeli kecap asin" gumam Mark.
Ia mematikan kompornya dan pergi ke supermarket. Betapa terkejutnya Mark saat melihat pisau dengan seluruh darah di setiap bagiannya ketika ia pulang dari supermarket. Tangannya bergetar membawa pisau tersebut. Ia memasuki rumahnya dan masuk ke kamar Taeyong ketika Jaehyun memanggilnya.
"Mark ban-tu.., mark?"
"Ma-af.."
Semua berjalan begitu cepat sampai akhirnya Jaehyun membawa Taeyong ke rumah sakit dan Mark yg sendirian di rumah.
"Aku sedari dulu bukanlah orang yg berguna. Hahahahahaha" Mark tertawa sinis melihat dirinya di kaca.
Ia berfikir sehabis ini, ia akan dituduh percobaan pembunuhan taeyong. Lebih baik dia mati. Ia menggantung dirinya sendiri. Dan kemudian ia sudah merasa lega karena sesak napas yg menghampirinya menghilang ketika kegelapan datang.

KAMU SEDANG MEMBACA
── One Day Two Night [✓]
Mystery / ThrillerCast 18 Member NCT Cerita ini mengandung kekerasan, disarankan yang gak suka ff ini gak usah baca, makasih. Sekian..., maacih>< -Dbny2018