Laki-laki itu terpaku. Jantungnya terasa seperti berhenti berdetak. Ketika Ia, melihat pusat hidupnya kesakitan dan menyerah atas pertandingan. Ingin rasanya Ia berlari, menuju sosok yang tengah berbaring dengan tim medis disekitarnya. Tapi apa daya, sebuah tangan menahannya untuk tetap diam ditempat.
"Jo,"
"San, itu Anthony,"
"Gue tau Jo, gue juga khawatir. Please Anthony juga sahabat gue,"
"San, gue,"
"Jo, lo habis ini tandingan. Lo harus fokus. Lo mau ngecewain Anthony lagi dengan kekalahan lo? Udah cukup dia kecewa sama dirinya sendiri atas pertandingan ini,"
Laki-laki yang dipanggil Jo itu kembali duduk. Tapi matanya tak lepas dari sosok yang sudah di bawa keluar lapangan dengan tandu, menahan ringisan yang terlihat jelas di wajahnya.
"Fokus Jo fokus. Lo harus menang. Demi Anthony, ya demi Anthony."
*****
Usai pertandingan selesai, Jojo langsung melesat menuju tempat Anthony istirahat.
"Thon?" Jojo mendapati sahabatnya tengah memejamkan matanya. Namun Jojo tau ia tidak tidur. Jojo hafal sifat sahabatnya itu, sangat hafal.
"Hei," Panggil Jojo lagi, tangannya menggoyangkan lengan Anthony pelan.
Perlahan, mata itu terbuka, menetap Jojo dengan sorot mata yang tidak bisa dijelaskan.
"Udah baikan?"
"Lumayan, masih nyeri sedikit kalau digerakin tapi gapapa,"
Mereka terdiam sejenak, sebelum Anthony membuka suara lagi.
"Gimana tandingan lo tadi?"
"Gue menang Thon, gue maju final,"
"Wah selamat, gue turut senang, nanti jangan lupa traktir gue ya kalo menang," Anthony mengucapkannya dengan tawa, namun Jojo tau sahabatnya tidak benar-benar tertawa.
"Thon,"
"Jo, gue mau istirahat, lo bisa keluar dulu?"
Jojo menghela nafas, ia bangkit berdiri dan keluar dari ruang istirahat Anthony. Membiarkan Anthony sendiri. Jojo tidak benar-benar pergi. Ia masih berdiri di depan ruang tersebut, menyandarkan punggungnya pada pintu dan mendengar sama-samar isak tangis dari dalam.
"Jo?" sebuah suara mengalihkan fokusnya sejenak. Ia menatap Ihsan yang berjalan menuju arahnya.
"Gimana Anthony?"
"Lagi istirahat,"
Ihsan memandang Jojo sejenak, sebelum ia mendengar suara isak tangis juga dari dalam.
"San," Tahan Jojo. "Biarin Anthony sendiri dulu,"
"Tapi dia butuh kita Jo!"
"Dan dia bilang sama gue kalo dia mau istirahat. Biarin dia sendiri dulu San,"
Ihsan melepaskan tangannya dari gagang pintu. Dan berbalik pergi.
"Ayo,"
Jojo menatap pintu itu sekali lagi sebelum mengikuti Ihsan pergi.
*****
"Gimana keadaan Anthony?" Tanya Rian, begitu ia melihat Jojo dan Ihsan datang.
"Masih istirahat," Jawab Jojo singkat.
Rian menatap Jojo bingung. Tidak biasanya Jojo diam seperti itu, apalagi setelah kemenangannya. Rian beralih menatap Ihsan, yang ditatap hanya mengendikkan bahunya cuek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Us
Short StoryCuma kehaluan penumpang kapal baru, jangan dibawa-bawa ke real life ya buat yang baca