3. Untuk Besok

226 26 5
                                    

"Lizaaaaaaaaa ada Genzaaaa omaigat gilaaaaaa!!!!!" teriak Bita menggelegar.

Aku yang sedang bermain ponsel dikelas pun terkejut. Kuangkat kepalaku kulihat banyak teman teman yang memasang wajah kepo dan aku hanya memasang senyum kecut.

Aku menepuk bahu Bita. "Jangan kenceng kenceng dong"

Bita menggeleng. "Gak nyangka gue, secepat itu proses cinta cintaan lo. Emang beda bener ya? Berasa diam diam menghanyutkan deh lo"

Aku cemberut. "Bita, kasar banget" Bita kembali tertawa. "Iya maap, sana samperin" aku pun mengangguk dan menyengir.

Aku keluar dan menemui sang empunya.Kulihat dia tersenyum lebar melihatku. Aku pun membalas senyumnya. Jantungku bertalu talu melihat senyumnya itu. Gak santai banget rasanya.

Semalam Genza memberi tahu bahwa ingin mengajak makan dikantin. Aku pun mengiyakan demi rasa penasaran.

Kusadari dia sudah mulai berubah. Dia sudah jarang bahkan tidak lagi menggunakan kata kata godaan atau tipe tipe modus.

Aku yakin ini sudah sikap asli bawakan Genza dari lahir. Dingin pakek banget. Karena aku sudah tahu info ini dari Bita jadi aku sudah tidak terlalu terkejut.

Karena aku juga sudah tahu motif sesungguhnya Genza bersikap modus dan godain aku itu karena taruhan. Jadi kalo dihadapi kenyataan udah gak syok lagi.

Kami pun berjalan berdampingan dan banyak mata yang tertuju dan berbisik bergosip. Namun, melihat Genza saja tidak peduli jadi apa peduliku?

Saat tiba dikantin kami menduduki kursi yang telah disediakan khusus oleh teman temannya. Aku tahu sekali ini adalah motif dari model model taruhan yang diperlakukan spesial. Walaupun akhirnya ditinggal kan?

"Ayo duduk" ucapnya yang melihatku masih berdiri.

"Iya"

"Mau pesen apa?"

"Samain aja kak"

Genza pun mengangguk.Tak lama dia datang membawa mie ayam dan green tea.

"Makan" ucapnya dingin.

"Iya"

Semuanya terasa canggung hingga kedatangan teman temannya yang jika dilihat dari tingkahnya berniat menjahili.

"Woy!! Udah berhasil ya?" tanya temannya yang berwajah kearab araban yang menurut informasi yang didapat dari Bita bernama kak Rega.

"Kayaknya sih bentar lagi,brooo" sahut temannya yang terlihat pecicilan sebut saja kak Raka.

"Gak usah nyampurin urusan mereka" balas temanya ya terlihat paling tegas,kak Aji anggota Paskibraka.

Aku mengalihkan pandanganku kearah Genza yang terus memakan mie ayamnya tanpa memperdulikan teman temannya. Aku pun berinisiatif untuk mengajak mereka mengobrol.

"Hay kak,aku Liza" ucapku sambil tersenyum.

Raka yang selalu happy disegala kondisi menyahut. "Gila imut bangetttt, sayangnya gua udah punya pacarrr elaaahhh" ucap Raka cekikikan.

"Btw, maapin temen gue ya, si Genza emang gini. Lo cewek pertama yang dideketin dia pakek cara anti mainstream. Padahal dia orangnya dingin banget sumpah kayak cewek gue" sahut Rega baperan yang dihadiahi suara tawa dari Raka.

"Gak usah tanggepin mereka emang gitu. Kalo diliat liat lo bukan orang sembarang. Lo pasti tau maksud gue." sahut aji tersenyum.

"Dasar aja lo jomblo,sirik!" sahut Raka.

Aji pun hanya mengangkat bahu. "Bentar lagi juga nggak" jawabnya.

Raka dan Rega pun menyahut. "Mau sama siapa lo?"

UnUsuallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang