27. Mami Anjani (lagi)

14.1K 598 3
                                    


Happy reading

***

Sejak kemarin Dion sibuk dengan pekerjaannya, sampai tidak ada waktu untuk melepas rindu bersama Anjani.
Hari ini hari sabtu, biasanya anak-anak libur sekolah. Namun hari ini ada pengecualian, pihak sekolah menjatuhkan hari ini untuk pengambilan raport.

Dion menelpon Anjani agar datang ke sekolah anak-anak karena Dion saat ini tengah bertolak ke Jakarta untuk menghadiri meeting penting.
Sedang Siska juga tengah bertolak ke Bali. Lagi pula pihak sekolah malah mengetahui jika Anjani lah ibu dari si kembar.

Anjani memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Berjalan dengan anggun menuju kelas Rion dan Kana.
Di depan kelas sudah ada Rion dan Kana yang sedang bermain bersama teman-temannya dengan didampingi Mila dan Neni di sisinya.

Sadar akan kehadiran Anjani, Rion dan Kana berlari menyongsong Anjani.
"Mami ...!" seru mereka bersamaan.

Anjani tersenyum hangat dan balas memeluk mereka.

"Mami ke dalam dulu ya, Rion dan Kana tunggu di sini, oke Jagoan ...."

"Oke, Mami," seru mereka serempak.

Anjani masuk ke dalam kelas si kembar, sedangkan Neni dan Mila terbengong melihat interaksi antara Anjani dan kedua majikan kecilnya itu.
Sebenarnya Neni dan Mila sudah sedikit mengerti dengan keberadaan Anjani di situ.

Setelah selesai menghadap wali kelas si kembar, Anjani menggandeng ke dua 'putra'nya berjalan ke luar.

"Eh, ada Maminya si kembar," sapa mamanya Jesika.

Anjani pun tersenyum ramah kepada mamanya Jesika.

"Kok Papinya nggak ikut?" tanya mamanya Yuna.

"Papinya sedang ada urusan pekerjaan di luar kota," sahut Anjani ramah.

"Oohh," guman mamanya Yuna dan Jesika.

"Kalau begitu kami pamit dulu, senang bertemu dengan Anda." Pamit Anjani dengan senyum ramahnya yang kemudian pergi menuju area parkir dengan diikuti Neni dan Mila di belakangnya.

Sampai di samping mobil, Anjani menyuruh Rion dan Kana masuk ke dalam mobilnya.

Anjani tersenyum kepada Neni dan Mila, "kalian pulang saja, biar anak-anak bersama saya," kata Anjani.

"Baik, Nyonya," sahut Mila.

Kemudian Anjani pergi dengan membawa si kembar bersamanya sedangkan Neni dan Mila pulang ke kediaman Dion dengan mobil dan supir Dion yang masih menunggunya di tempat parkir sekolah.

***

Rion dan Kana melihat seisi apartemen.

"Mami!" seru Kana.

"Iya, Sayang?"

"Ini rumah Mami?" tanya Kana kembali.

Anjani mengangguk dan tersenyum.

"Kok Mami nggak tinggal bareng kita?" tanya Rion.

Anjani tersenyum kemudian mendekati keduanya.
"Rion dan Kana mau mami tinggal bareng satu rumah?" tanya Anjani pelan.

Rion dan Kana mengangguk.

"Kalau begitu kalian bilang sama Papi ya," sahut Anjani.

Rion dan Kana pun mengangguk.

Si kembar senang berada di apartemen, Anjani mengajak mereka bercanda, bermain dan membacakan buku cerita.
Anjani juga memasakkan masakan yang  mereka suka.

Saat sore harinya Anjani menelpon Dion menanyakan kabar dan meminta Dion mengutus orang kepercayaannya untuk mengantarkan baju si kembar ke apartemen.

Kini mereka tengah terlelap, dengan Anjani yang berada di tengah-tengah antara si kembar.

***

Anjani merasakan sepasang lengan kokoh telah membelit tubuhnya.
Ia mulai membuka matanya dan meraba lengan kokoh itu.

"Eengghh ... ini masih terlalu pagi, biarkan seperti ini." Guman Dion yang semakin mempererat dekapannya.

Anjani hanya bisa pasrah, melihat ke sisi kirinya. Ternyata Rion dan Kana berada di sisi kirinya, dan masih tertidur nyenyak.
Sedangkan Dion berada di belakang tubuhnya dan memeluknya erat.
Anjani yakin Dion lah yang memindahkan Rion ke samping kirinya hingga menjadi farmasi seperti sekarang ini.

"Sampai sini jam berapa, Mas?" tanya Anjani.

"Jam tiga." Sahut Dion sambil menciumi tulang selangka kekasihnya.

"Mas ...."

"Aku sangat merindukan kamu, Sayang." Kata Dion yang masih memejamkan matanya.

Tangan kokoh yang tadi mendekapnya kini bergerak nakal menyusup di balik baju tidur Anjani. Mengusap perut ratanya, kemudian menggagapi sesuatu yang terasa kenyal dan padat.

"Mas ...," desah Anjani.

Dion tak ingin berhenti begitu saja, ia malah semakin gencar mengecupi tengkuk Anjani.
Tangan kanannya ia gunakan untuk mencari suatu tonjolan kecil yang ada di kedua bukit kembar yang terasa kenyal dan padat itu.
Setelah ketemu Dion memainkannya, menarik-narik dan sesekali memelintir tonjolan kecil tersebut hingga membuat Anjani melenguh nikmat.

"Eenghh ... Mas udah, ada anak-anak," bisik Anjani.

"Iya, mas tahu. Pindah ke depan TV yuk, Yank," ajak Dion dengan berbisik pula.

"Jangan mulai deh, Mas," Anjani memperingatkan Dion.

"Iya ... iya," sahut Dion.

Tiba-tiba dari arah kiri mereka Rion dan Kana mulai terbangun dari tidur lelapnya.

Menyadari hal itu Anjani langsung menepis tangan kokoh Dion. Dion pun hanya bisa pasrah tanpa adanya perlawanan.

Kana duduk dan mengucek kedua matanya.
"Mami ... Papi!!" Seru Kana antusias saat melihat papinya sudah pulang.

Begitu juga dengan Rion, mereka berdua langsung menubruk tubuh Dion dan Anjani.
Mereka bercanda dan tertawa bersama layaknya sebuah keluarga harmonis pada umumnya.

***

    .......bersambung........

Semarang, 4 November 2018

Salam

- Silvia -

Repost 24-01-2021

Menjadi Wanita Kedua (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang