BAB 1 "Keajaiban terjadi"

20 3 0
                                    

"Kring! Kring!" sepertinya, aku mengenal dering ini.

"Darren! Cepat kesini! Gw punya berita baik nih. Tim bola kesukaan lu masuk semifinal di liga yang terkenal itu!" terdengar seseorang berteriak memanggilku.

Aku masih sangat kebingungan, maka aku pun memilih tuk diam saja, dan mencoba menatap baik-baik sekelilingku untuk mengenali suasana ini. Ku menghela nafas perlahan, dan pelan-pelan menyadari bahwa suasana ini sangat familiar dalam kehidupanku.

"Woiii! Lu denger gua gak sih?!" teriak seseorang sembari melambaikan tangannya di depan wajahku.

"Huh?"

"Barusan, gw panggil lu kok kagak nyaut?"

Aku masih sangat kebingungan, aku pun mencoba menjawab apa yang ia sampaikan padaku. "Benarkah berita itu! Lu dapet informasi dari mana?" tanyaku.

"Nih lihatlah!", pinta seseorang sembari memberikanku selembar koran.

aku pun membacanya dalam hati, kemudian ku melihat tanggal yang tercantum pada koran tersebut.

" Selasa,12 September 2000"

Aku pun terkejut melihatnya, kembali kutatap baik-baik kalender yang terpampang di dinding kelas. Ternyata tahunnya pun sama seperti yang terpampang di koran.

"Kok... kok jadi begini... jadi kacauu!" ujarku.

"Woii! Lu kenapa sih lihat-lihat kalender? Hari ini memang hari Selasa, 12 September 2000."

Dalam batin, "Apa yang sebenarnya terjadi di hidupku?! Apakah ini hanya mimpi?!"

Ku mencoba menampar keras pipiku tuk mencoba mengembalikan kesadaranku. Ternyata semua yang kulakukan sia-sia, aku tak dapat mengembalikan kesadaranku. APA INI MEMANG BENAR-BENAR TERJADI !?

"Lho? baju apa ini? Kok aku pakai seragam sekolah?! Aku harus cepat pergi dari sini!!" batinku.

"Woi! Lu kenapa sih? Lu kan masih anak SMA Ren!" teriak seseorang dibelakangku.

Tersungkur aku di ubin kelas, perasaanku menjadi sangat kacau. Aku pun mencoba tuk menenangkan pikiran dan perasaanku.

Tiba-tiba, seseorang menyodorkan tangan tuk membantuku bangkit berdiri.

"Kamu baik-baik saja Kak?" tanya lembut seseorang wanita sembari menyodorkan tanganya padaku.

Aku merenung, suara lembut itu terdengar familiar di telingaku. Entah mengapa tiba-tiba jantungku berdegup kencang. Dengan takut dan gugup, aku mencoba memberanikan diri menengadah tuk menatap wajahnya. Batinku berkata, dia adalah Lia!

Perlahan ku mencoba memberanikan diri mengalahkan debar rasa yang bergumul dalam hatiku. Mulai kupegang genggaman tangannya.

"Kamu Li.. Li...Liaaa?!!" Tanyaku sambil menatapnya baik-baik.

"Kamu ngomong apa sih kak?? Seperti baru kemarin kenalan saja" Ujar Lia.

Aku sangat terkejut. Darah seakan berhenti mengalir di tubuhku. Detik memberhentikan waktu. Aku semakin tidak tahu di manakah diriku berada.

" Kak Darren... Kak Darennn.... kamu kenapa? Amnesia?!" Teriak Lia sembari melambaikan tangannya tepat di depan wajahku.

"Apa yang terjadi pada diri lu Ren? Lu semakin tidak jelas saja" Ujar seseorang yang kerap kusapa Rian.

"Gw.. Gw pun gak mengerti apa yang sedang terjadi, siapa kalian, dan apakah maksud dari semua ini....."

Tiba-tiba semua menjadi gelap dan ku terlelap dalam kebingunganku, entah apa yang tlah terjadi tadi.

Perlahan-lahan mulai kubuka mataku, aku pun mengingat kembali kejadian tadi pagi, dan ternyata aku telah berbaring di ruang UKS selama 2 jam pelajaran!? Ini benar-benar nyata!!

"Ren, kamu sudah mulai tersadar?" Tanya dokter. "Ehm.. iya dok.." ujarku. "Kenapa kamu kok ibu lihat wajahmu pucat sekali nak? Pusing?" Tanya dokter sembari meletakkan tangannya di dahiku.

"Eng..enggak kok dok, mungkin aku kurang tidur semalam. Oh ya dok, mau tanya, sekarang tahun berapa ya?" Sahutku penuh tanya.

"tahun 2000. Memangnya ada apa Ren?" Tanya dokter.

Ku terdiam sejenak. Kini aku benar-benar tersadar, bahwa aku sedang berada di masa laluku! Aku tak percaya.. Sungguh! Aku tak pernah sebahagia ini! Tuhan mendengar segala rasa rindu yang kupendam lama akan masa-masa SMA ku bersama dengan Lia dan teman-teman gokil ku! Kini kan kuubah seluruh masa laluku yang kelam, menjadi masa lalu yang kuharapkan..

"Darren! Kamu kenapa? Kok jadi bengong?" Tanya dokter sembari meilambaikan tanganya tepat di depan wajahku.

"Eng...tidak apa-apa dok! Sekarang aku sudah sembuh, sehat dan bugar! Terima kasih dok!" sahutku sambil bergegas-gegas pergi ke kelas ku.

Love MiracleWhere stories live. Discover now