Satu minggu kemudian
"Sayang, ayo cepatlah. Kita akan terlambat jika kau terus tidur di dalam sana.!" teriak Ferran dari luar kamar mandi, tak lama pintu kamar mandi terbuka dan terlihat lah Olivia yang sedang mengeringkan rambut nya dengan handuk kecil di kepala dan tubuh yang berbalut Bathrobe , Olivia berdecak sebal dan melewati Ferran begitu saja menuju walk in closet.
Ferran mengikuti langkah Olivia, Ferran mengambil alih untuk mengeringkan rambut Olivia dengan menggosokkan handuk kecil tersebut pada rambut Olivia dengan hati-hati, Olivia mengedarkan tatapan nya berharap pakaian yang bagus dapat ia lihat dari tempatnya berdiri."Ferran, aku harus pakai apa.?" tanya Olivia meminta pendapat,
"Apapun yang kau pakai selalu bagus." jawab Ferran tanpa kebohongan sedikit pun, mata Olivia menangkap sebuah Denim yang ia fikir akan ia pakai saja pada hari pertama ia bersekolah ini.
Olivia segera berbalik menghadap Ferran membuat Ferran mengernyit heran,
"Ferran, bagaimana jika aku pakai Denim saja.?"Ferran mengarahkan tatapan nya menuju Denim yang Olivia tunjuk,
"yang mana.?" tanya Ferran bingung karena begitu banyak Denim-Denim yang ada di lemari paling atas tersebut, Olivia berdecak sebal "itu, yang itu.!" Olivia menunjuk ke arah Denim yang menggantung terselip Demin lainnya."Baiklah akan aku turunkan semuanya, nanti kau pilih saja." usul Ferran, Olivia mengangguk setuju dengan antusias, Ferran melingkarkan handuk kecil tersebut di lehernya lalu menaiki tangga yang memang tersedia disana untuk mengambil pakaian, tangga yang menempel pada lemari pakaian besar tersebut, Olivia menahan pergelangan kaki Ferran "jangan di ambil, tidak jadi saja." ucap Olivia pada Ferran, Ferran sedikit menunduk untuk dapat melihat Olivia,
"Maksud mu.?""Aku ingin pakai Dress saja, bagus tidak jika di hari pertama aku memakai Dress.?"
Ferran turun dari tangga lalu berdiri di hadapan Olivia, menatap Olivia dari atas sampai bawah membuat Olivia kebingungan, Ferran mengetuk-ngetuk dagunya dengan telunjuk lalu seringai mesum terlihat di wajahnya, "sepertinya kau lebih bagus memakai jubah di antara keramaian di Oxford University, tapi jika di hadapan ku.." Ferran mendekatkan bibirnya pada telinga Olivia lalu berbisik "aku lebih suka kau tidak memakai pakaian sama sekali."
Mendengar itu seketika Olivia memekik keras, "FERRAN.! DASAR MESUM.!!"
Ferran tertawa terbahak-bahak, Olivia segera pergi menjauhi Ferran dan memilih pakaian lainnya yang mungkin bisa ia pakai dengan cepat dan tepat untuk situasi di Oxford University.
Hei, tunggu. Kalian aneh ga sih, kenapa tiba-tiba udah baikan.? Okey, kita FlashBack aja nyok.!
.
FlashBack ON
"Lalu, dimana Isteri Ayah ku.? Dimana keluarga Ayah ku.?"
"Isteri Ayah mu meninggal terkena serangan jantung saat mendapatkan kabar kematian Ayah mu, ternyata Ayah mu dengan Isterinya sudah saling mencintai seiring berjalannya waktu."
Ferran mengelus sisi wajah Olivia, "apa kau masih ingat dengan kakek tua yang berjualan balon di Disneyland, Paris.?"
Olivia menganggukkan kepalanya,
"Dia adalah Tuan Shakespeare, Kakek mu."Olivia terdiam tapi air mata masih menetes, rasanya semua ini sangatlah sulit untuk ia mengerti, apa ia bisa menerima segala kenyataan pahit ini.?
Olivia teringat dengan apa yang kakek tersebut ucapkan saat ia membeli balon-balon nya,
"Anak ku baru saja tiada, beberapa waktu lalu akibat kecelakaan dan aku beryukur ada seseorang yang tidak diketahui namanya menyelamatkan anak ku."
KAMU SEDANG MEMBACA
OGL| SUDAH DITERBITKAN
Teen FictionOLIVIA'S GAMES LIFE #1 in Teenfiction 28.11.2018 - 30.11.2018 #3 in Teenfiction 03.12.2018 - 08.12.2018 ⚠️WARNING 18+⚠️ CERITA INI MENGANDUNG UNSUR DETAIL KEKERASAN HARAP BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN! . CERITA INI COCOK UNTUK KALIAN YANG SUKA BACA SEK...