2

40 23 9
                                    

Elio tidak benar-benar ke kamar mandi, itu hanya sebuah alasan agar teman-temannya tidak bertanya lebih jauh lagi tentang dirinya. Sebelum ia pergi ke perpus, langkahnya menuntun ia untuk pergi ke masjid yang berada di sekolah. Perasaannya gelisah entah mengapa, sering kali seperti ini.

"Sepi banget." gumamnya saat berada di depan masjid.

"Masih pukul 08.30 ternyata, pantes sepi hm."

"Ga pelajaran nak?" Tanya Bu Ana, Guru bahasa indonesia yang sudah selesai shalat dhuha.

"Engga bu, Gurunya sakit." Jawab nya dengan ramah sambil melipat mukena karena telah selesai juga.

"Yaudah bu, Elio duluan ya. Takut dicariin temen-temen hehe. Assalamu'alaikum." Pamitnya dengan diakhiri senyuman.

"Masih jam 08.45. pelajaran berakhir jam 09.45, ke perpus dulu deh." gumamnya.

Sesampainya di perpus, Elio melangkah ke meja baca dan memilih duduk di pojok belakang. Ia memasang alarm jam 09.30 dan segera menempatkan kepalanya pada tangan yang sudah ia jadikan bantalan. 35menit  sudah Elio tertidur dan berkutat pada mimpinya.

"Siapapun disana! Tolongin gw! Tolongg!"
"Kenapa gw ada disini! Siapapun tolong jelaskan."
"Gw takut hiks.."
"Tolong! Tolong! Tolong!"

"Nak Lio! Bangun nak!" Pak Tama, penjaga perpus mengguncangkan badan Elio agar dapat segera bangun dari mimpinya. Pak Tama berpikir bahwa Elio pasti mimpi buruk lagi. Terbukti dari Elio yang mengigau.

"Aaaahhh." Teriaknya.

"Eh, Lio dimana pak? Kok pak Tama disini?" Tanya Mala.

"Kamu di perpus nak, bentar bapak ambilin teh hangat yaa." Jawabnya sambil berjalan menuju ruangan kecil yang ada diperpus. Ruangan itu biasanya berisi komputer untuk mendata setiap buku dan yang lainnya. Namun, disana juga ada beberapa makanan, minuman, gula, dan pemanas air.

"Nih, diminum dulu nak." Kata pak Tama dengan menyodorkan sebuah gelas berisi teh hangat.

"Terimakasih, pak." Jawab Mala dengan diakhiri senyuman.

"Kamu itu kenapa to nak? Bapak perhatiin kok selalu saja mengigau saat tidur?" Tanya pak Tama sambil mengelus rambut Elio.

"Cie, bapak perhatian banget sama Lio. Lio gapapa pak, mungkin karena terlalu capek jadi ngigau pak hehe." Jawabnya sambil diselingi tawa.

"Yaudah kalo gitu mah. Kamu ga pelajaran?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan.

"Oiya. Jam berr-" Tanyanya terputus karena suara alarm yang berbunyi di handphone nya. Segera ia matikan alarmnya.

"Pak, Lio balik ke kelas ya pak. Keburu Bu Wina marah-marah, kasian keburu lahiran di kelas. Assalamu'alaikum pak! Nanti gelasnya, Lio yang cuci deh!" Kata Lio dengan intonasi tanpa jeda yang mengundang gelengan kepala dari Pak Tama.

Bu Wina itu guru sejarah killer yang memiliki postur langsing banget ngalahin gitar spanyol deh. Denger-denger berat badannya sekitar 110kg dengan tinggi 158cm. Langsing bukan?

"WALAIKUMSALAM. JANGAN LARI-LARI DI KORIDOR LIO. BAHAYA!"

" Anak itu,  Selalu saja ingin kelihatan tegar. Ckckck" gumamnya.

🦄🦄🦄



























Yeeyyy part 2😁 Terimakasih yang sudah menunggu cerita ini lanjut ehehe. Vote sama komentar dong. Atau hibur author dengan lawakan receh wkwkwk

ELIO STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang