Malam ini, malam dimana para pasangan bersenang-senang dengan memamerkan sebuah post foto di suatu aplikasi bernama whatsapp. Namun berbeda dengan seorang gadis yang hanya bermanja-manja dengan kasurnya dan quality time dengan handphone kesayangannya itu. Menurutnya, malam ini sama sekali gaada bedanya dengan malam sebelumnya. Mengingat Elio itu tidak bisa bermain bebas seperti anak-anak yang lainnya. Hmm, rasanya Elio sangat muak mengingat itu semua. Kembali membuka dan membaca story whatsapp yang dipenuhi foto temannya bersama kekasihnya di sekaten yang berada di alun-alun Yogyakarta"Hm, enak yaa bisa ngerasain dunia luar." Gumamnya.
Ting! Suara notifikasi whatsapp masuk membuat Lio segera menggeser agar ke room chat.
Ana gendutquee🤰💕
Sini atuh neng, molor terus ga baek:p (18.10)
Ish, nyebelin. Dimana lo? (18.11)
Sekaten donggg! 💗😽 (18.15)
Halah, jomblo aja gegayaan kesana
Balik atuh neng, lo mah bikin jalan macet! 😤 (18.17)
Iri aja lo. Makan sono, biar ga cungkring😬 (18.20)
Anjir lo! Ngaca atuh, tu badan bengkak banget!!! 😤😠😡 (18.23)
Elio memutuskan untuk menghiraukan suara notifikasi yang masuk di handphone nya. Ia yakin 1000% bahwa teman sebangkunya itu sedang tertawa terbahak-bahak. Elio lebih memilih tidur dan berharap mimpinya sejak kecil bisa terkabulkan saat ia membuka matanya dan matahari menyapanya di pagi hari. Semoga.
🦄🦄🦄
"Dek, ada bimbel di daerah Kota Baru. Kamu ikut. Mumpung ada discount pendaftaran dan pembayaran selama satu tahun." Ujar Tiyas saat Lio jalan melewatinya yang hanya dibalas deheman dari anak pertamanya itu.
Elio berjalan ke kamar mandi dan berkutat dengan para pakaian yang seakan meminta Elio agar cepat di bersihkan dari noda-noda yang menempel. Setengah jam ia berkutat menyikat sampai membilas pakaian tersebut. Dan ia sudah melakukan ritual mandinya juga, perutnya sedang berdemo ingin segera dimasukkan makanan.
"Hm laper banget." Gumamnya sambil memegang perutnya yang keroncongan
"Cuman ada nasi doang. Yaudah buat nasi goreng aja deh" ujar Elio saat melihat ibunya pergi entah memiliki kesibukan apa diluar.
Saat harum menyeruak ke indra penciumannya. Geisha datang dengan senyum menyebalkannya.
"Apa?" Tanya Elio.
"Gak!" Jawab Elio dengan jari telunjuk yang bergerak kekanan dan kekiri saat tau maksud dari tatapan adik tengilnya itu yang menginginkan nasi gorengnya.
"Ish! Geisha bilangin ibuk ya, kakak pelit! IBUUU KAKAK PELIT, GAMAU NGASIH NASI GORENGNYA!!!"
Untung ini tangan udah bisa langsung gercep nutup kuping. Fyuuh aman...
"Ngapain teriak? Dikira ini hutan apa sha? Yaampun!" Kata Elio yang dibalas cengiran menyebalkan adiknya.
"Eh iya, Geisha tadi lihat ibu pergi. Terus Geisha teriak ngapain kak?" Tanya Geisha polos. Elio menepuk jidatnya sendiri. Punya dosa apa dia memiliki adik sebodoh itu?
"Nih, nasi goreng buat Geisha. Abisin! Awas ya kalo ga dihabisin!" Ujar Elio menghampiri adiknya yang berada di kamarnya. Lalu ia kembali ke dapur dan menatap nasi gorengnya. Elio hanya memasak nasi bekas kemarin. Itupun hanya sedikit. Jadilah ia hanya kebagian 2suap nasi goreng, yaa walaupun adiknya itu menyebalkan namun Mala tidak ingin adiknya kelaparan.
Elio meneguk air minum serta obat yang sering ia minum. Ia meneguk air sebanyak-banyaknya untuk mengganjal perutnya yang menginginkan makanan lebih. Namun apa daya, ia ingin memasak namun ia tidak tahu keberadaan beras yang disimpan ibunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELIO STORY
Teen Fiction"Dari sekian banyaknya tempat, kenapa kamu milih disini? Aku sudah biasa sendirian." -Elio "Entahlah, langkah saya yang membawa kesini" -Rakka Dia wanita kuat! Namun sekuat-kuatnya dia, dia sangat butuh penopang. Biarkan saya terus ada disisinya, T...