Sudah sepuluh kali lebih Rian mencoba membangunkan teman sekamarnya. "Vin, bangun."
"apaan si? Mager gua. Pergi sana,"
"ini Reon lagi," gumam Rian. Dia tentu sudah kenal jauh dari keempat sisi temannya itu. Salah satunya itu, Reon. Rian tau kalau itu Reon karena malasnya jika diajak latihan. Tapi jika bertanding, dia selalu menang. Aneh tapi nyata.
"Re, ayo latihan. Iya gua tau lo juara terus. Tapi mentang-mentang lo keseringan juara jadinya lo males latihan,"
"ya lo sama gua kan beda pasangan! Udah gosah ngurusin orang. Urusin latihan lo sendiri biar juara. Nanti gua nyusul," sombong Reon. Rian menggigit bibir bawahnya menahan kesal dengan sifat sombong Reon.
Brak!
Rian pergi dari kamar dan memulai latihannya.
πππ
"semua kumpul!" teriak coach Harry ke semua atlet pria yang sedang berlatih. Beranjak menghampiri tempat kumpul.
"kamu," Coach Harry menunjuk ke arah Reon.
"pergi. Balik ke kamar,"
Sudah biasa untuk pengusiran Reon dalam briefing. Orang-orang juga sombong ke dia yang menyombongi dirinya ke orang lain.
Reon membuang nafasnya kasar. "halah pelatih sampah," ucapnya pelan dan melirik sinis ke arah Coach lalu pergi berlalu.
"denger semuanya. All England sebentar lagi tiba. Saya mohon kalian bisa latihan lebih giat dan lebih keras lagi. Fokus dan jangan terlalu nervous. Dan juga, Nyo?" Dengan akhir kalimat Coach memanggil Gideon.
"iya, Coach?"
"gimana latihan kamu tadi?" Coach menanyakan hal itu setiap kali diri Kevin yang berubah-ubah.
"itu... Coach. Viktor bilang ke saya kalau di All England nanti, dia yang main dengan saya,"
"Viktor?? Huh..." Coach Harry menghela nafas dengan memijat keningnya. Memang nyatanya ribet kalau ganti-ganti sisi kaya gitu. Orang yang bernama Viktor itu dulu pernah pas di pertandingan dia hampir main kekerasan terhadap lawan. Sampai di diskualifikasi.
πππ
Flashback
Bruk!
"Kevin? Bangun hey! Vin, sadar Vin..." Jojo menepuk pipi Kevin yang pingsan. Semua panik melihat Kevin yang baru pertama kalinya jatuh pingsan.
Kevin's side.
"serahin diri lo ke kita," kelima orang layaknya menodong dan mengikat Kevin. Hanya empat orang yang terlihat orang dewasa. Satu orang lagi itu bisa dibilang masih kecil. Sekitar 6 tahun.
"Bangsat! Gua bahkan gak tau siapa kalian dan dimana gua sekarang!" berontak Kevin. Mata dan wajah Kevin memerah.
Plak!
Satu cambukan menjadi untuk Kevin. Sakit yang luar biasa dirasakannya. Ingin menangis juga tidak bisa. Air mata akan dinilai kelemahan.
"bawa dia ke ruang kosong itu," perintah salah satu dari mereka. Mungkin dia pemimpinnya.
"Lepasin gua!"
Ia terbangun dari pingsannya.
"Kevin! Puji tuhan. Lo kenapa, Vin?" Jojo menyentuh kening Kevin. Tepisan keras dibalasnya.
"gak usah merasa sok deket. Gua ga kenal lo," tatapan tajam Kevin terlempar ke mereka yang baru menolongnya.
"Vin?"
"oh. Kalian nyari Kevin?" sejenak semua hening. Dan lanjut Kevin tertawa. "Hahaha! Dia ada ditangan gua. Ini bukan Kevin. Ini Cleo," Cleo melambaikan tangannya. Jojo mundur sedikit ketakutan. Merasa Kevin seperti kerasukan.
"Gua Rian Ardianto." Rian seketika menggenggam dan menjabat tangan 'Kevin'. Masih sama. Senyuman setan terlukis membalas keberanian Rian Ardianto yang mengenalkan dirinya.
Sejak itu, Kevin diajak untuk pertukaran diri. Mau tak mau harus setuju. Hanya lima persen Kevin untuk kembali ke dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradox | Kevin Sanjaya
Fanfiction[SEMI HIATUS] "Kevin Sanjaya Sukamuljo? aku ingin bertemu dengannya sekarang," -AU -DID