22

1.8K 92 17
                                    

Mingyu sudah tinggal di Serania selama setahun. Selama itu, Seungcheol dan juga Jeonghan juga akhirnya membuka hati mereka menerima Mingyu dan tidak menganggapnya sebagai orang asing lagi. Lagipula, selama itu, ia tidak pernah melakukan kejahatan apapun.

Begitu juga dengan Seokmin. Ia sudah terbiasa dengan segala kelakuan Mingyu setiap malam. Ia juga terbiasa jika keesokannya harus berjalan pincang menahan sakit di bagian bawahnya. Ya, dia terbiasa...

Bagi Mingyu, perubahan sikap Seokmin sudah mengalami kemajuan. Bahkan lebih dari yang ia kira. Pernah beberapa kali ia menangkap Seokmin sedang meraup bibirnya ketika tertidur. Bukankah peningkatan yang baik?

"Mingyu, aku mau kita berjalan-jalan di taman." Ucap Seokmin dengan mahkota di kepalanya. Mingyu yang baru keluar dari kamar mandi hanya terdiam menatap Seokmin. Entah ini perasaannya saja atau apa, tapi semakin hari, badan Seokmin kian menggemuk. Terutama di bagian perutnya. Hal itu ia perhatikan sejak setengah tahun yang lalu.

Ia memang tidak tahu bagaimana pola makan Seokmin sebelum jatuh ke Minera. Tapi yang ia tahu sekarang adalah, nafsu makan Seokmin sangat amat besar. Tak heran jika badannya mulai membengkak.

"Seokmin-ah.."

"Hm?"

"Kurasa kau harus mengurangi porsi makanmu." Ia mendekati Seokmin dan memeluk pria gemuk itu.

"Apa? Tidak mau!" Seokmin berusaha melepaskan diri dari Mingyu.

"Kau tidak menyadari perubahan tubuhmu?"

"Jadi kau mengataiku gendut? Jahat!" Seokmin memukul Mingyu bertubi-tubi.

"Awww aww bukan itu maksudku... Hentikan..aduh..." Mingyu mengaduh karena pukulan Seokmin cukup keras.

"Sudahlah, kau memang jahat." Seokmin menangis histeris. Entah kenapa ia terlalu sensitif beberapa bulan terakhir ini.

"Maafkan aku,sayang.." Mingyu menghapus air mata Seokmin.

"Aku akan memaafkanmu jika..." Seokmin memberi jeda sebentar sebelum melanjutkan perkataannya, "kita berjalan ke taman dengan kau memakai pakaian ibuku sambil membawa keranjang berisi buah-buahan dan lagi, langkah jalanmu harus seperti ibuku!" Ucap Seokmin dengan semangat sedangkan Mingyu hanya tersenyum kecut.

Apakah tadi ia lupa memberitahu kalau permintaan Seokmin juga mulai aneh-aneh sejak setengah tahun yang lalu?
.
.
.
Seokmin sekarang mendiamkan Mingyu. Mingyu juga  yang sedari tadi menahan malunya karena dilihat oleh para pelayan pun bingung terhadap sikap diam Seokmin.

Ia sudah memakai pakaian terbesar Jeonghan, juga sudah menenteng keranjang penuh buah-buahan, dan lagi ia sebisa mungkin mengecilkan langkahnya agar menyamai dengan langkah ibu Seokmin. Lalu apa lagi?

"Kau kenapa lagi? Kau bahkan tidak melihatku sama sekali padahal aku sudah mengikuti keinginanmu." Ucap Mingyu yang menghadang jalan Seokmin. Seokmin hanya menatap Mingyu tajam.

"Tidak sepenuhnya tuh." Jawabnya singkat.

"Maksudmu?"

"Lihat! Kau masih menggunakan sepatumu bukan sepatu ibuku!" Teriak Seokmin sambil menunjuk kaki Mingyu.

Sekali lagi Mingyu hanya tersenyum kecut menanggapinya. Kaki Jeonghan memang kecil sedangkan kakinya lebih besar. Memangnya itu salahnya jika ia tidak muat memakai sepatu Jeonghan?

"Aku tidak muat sama sekali,Seokmin." Jawab Mingyu lagi. Seokmin hanya menghela napas dengan kasar. Tapi sekian detik kemudian tingkah Seokmin berubah 180 derajat. Ia bergelayut di lengan Mingyu dengan manja. Mingyu sedikit kaget dengan perubahan itu.

The Distance (Seokgyu/Gyuseok) CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang