Setelah mobil Kinal menghilang, ketiganya memasuki rumah.Boby berbalik dan menutup pintu tapi di urungkannya.
Mata di balik kacamata itu langsung memicing melihat ada dua mobil yang mencurigakan mengikuti mobil Kinal dari belakang.
Sekelibat bayangan ucapan Kinal tadi pagi saat olahraga terngiang di kepala Boby.
"Ada yang ingin celakain gue"
Mata Boby langsung terbelalak.
Dengan cepat tanpa pamit lagi, tanpa permisi, tanpa memberitahu pada orangtuanya dahulu, Boby langsung memasuki mobilnya dan mulai mengikuti mobil mereka.
'brummmm' Boby menginjak pedal gas sebisanya. Dia harus cepat, jika tidak ingin terlambat.
Dan kini rasa khawatir menggerogoti benaknya. Bayangan tidak-tidak merasuki sukmanya.
Dia mencoba menghubungi Kinal kali ini. Namun tak ada tanda jika orang seberang akan menerima panggilan darinya.
"Angkat Nal...angkat" pintanya panik.
'klik'
Dia mencoba lagi, dan lagi menghubungi Kinal. Tapi tetap saja tidak ada jawaban.
"Aishhh" dia memukul stir kesal.
"Jojo ..Jojo, iya Jojo" ricaunya.
'tut tut tut' Telpon pun terhubung.
"Hal.." joji
"Jo, Jo, lo dimana?"
"Di rumah. Suara lo kenapa curut?"
"Bukan waktunya main-main! bantu gue cepat!!"
Sedangkan Kinal. Dia baru saja keluar dari mobil tanpa menguncinya, satu kebiasaan yang tak pernah hilang dari Kinal yaitu 'pelupa'.
Beberapa meter dari tempat Kinal memarkirkan mobilnya, terdapat seorang laki-laki dengan garis wajah samar. Laki-laki itu memakai topi hitam dan kemeja kotak-kotak hitam putih. Dia bersembunyi di balik pohon beringin besar ketika matanya tak sengaja menangkap sosok yang dia kenal.
Dia sesekali mengintip melihat kearah Kinal yang rupanya akan pergi ke toko kue seberang jalan.
Siapakah laki-laki itu? Ada yang bisa menebaknya? Author saja tidak tau karena memang yang di ambil cuma gambar kepala sampai mata saja. *Sok misterius
Mata yang redup di naungi oleh topi itu menatap pada bata di samping kaki kirinya.
Bibirnya melengkung membuat senyuman. Entah apa yang akan dia perbuat.
Ketika akan keluar dari balik pohon, mata yang redup itu menangkap dua mobil mencurigakan di belakang mobil Kinal. Dia menunda sebentar aksinya.
Kinal dengan muka datarnya keluar dari toko dengan kedua tangan penuh oleh beberapa plastik yang beriisikan kue di dalamnya.
Kinal menyeberangi jalan dengan lancar lalu berjalan kearah belakang mobil niat untuk menaruh kue disana.
Tiba-tiba kedua mobil itu mendekat langsung menutupi mobil Kinal.
Dengan gerakan cepat enam orang berbadan besar memakai penutup kepala menyerang Kinal tanpa ampun. Kinal bagaikan santapan malam mereka yang siap di habiskan saat itu juga.
Kinal yang belum siap langsung di hajar oleh mereka tak bisa berbuat banyak.
Memang kinal memberontak, sekuat tenaga dia mencoba membalas dan lari, tapi apa daya enam lawan satu dalam keadaan tidak siap. Siapa yang bisa menjamin selamat? Kecuali jika Tuhan berkehendak.