1

101 26 6
                                    

"Sebisa mungkin aku tidak ingin menyukai apapun, karna hal itu hanya akan menjadi sesuatu yang paling ku benci nantinya."

❄❄❄






"Pagi Ma," sapa seorang gadis yang baru saja menuruni anak tangga yang langsung mencomot makanan begitu saja ketika dirinya sampai didepan meja makan.

"Wah.. Anak Mama udah cantik aja nih, mau kemana?" tanya Mamanya tersenyum.

"Aku mau ke toko buku hehehe.. Kayaknya aku bakal lama nanti, gapapa ya Ma?" tanya gadis itu.

"Hemh..Berangkat sama siapa?" ucap Mamanya.

"Aku naik bus deh kayaknya, lagi pengen muter-muter. Heheheh..." jawab gadis itu tersenyum menampilkan barisan giginya.

Mamanya menggelengkan kepalanya tipis memaklumi, anak gadisnya itu, sudah terbiasa dia akan melakukan hal ini jika hari libur, mencari ketenangannya sendiri, dan Mamanya tidak pernah melarangnya, gadis itu mempunyai dunianya sendiri yang Mamanya tidak perlu ikut campur akan dunianya itu.

"Ma, aku berangkat dulu ya, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, hati-hati pulangnya jangan terlalu sore lho," teriak Mamanya karna gadis itu sudah terlebih dahulu berlari keluar rumah.

"Siapppp Mama cantik!!!" sahut gadis itu dari luar.

Shofia Adhyana, itulah namanya, seorang gadis cantik berambut sebahu, yang memiliki sifat lembut selembut namanya, namun dibalik kelembutannya, ia tidak lebih seperti bunga dandelion yang begitu rapuh.

Gadis itu sering mendatangi toko buku, memilih beberapa buku untuk ia beli lalu pergi ke perpustakaan kota untuk membaca novel yang ia bawa. Menghabiskan waktunya berjam-jam disana, ditengah keheningan dan jauh dari keramaian, baginya kehidupan di dunia novel terlalu sempurna, padahal kenyataannya tidak sesempurna kebanyakan novel yang ia baca.
Tapi setidaknya ia sedikit bermimpi, bahwa kehidupannya bisa sedikit lebih beruntung seperti buku-buku yang pernah ia baca.

Gadis itu mengalihkan pandangannya dari buku, melirik arloji yang melingkar ditangannya, jam menunjukan pukul 15:30, sebentar lagi perpustakaan akan segera tutup, dan ia sudah cukup lama menghabiskan waktunya disini, gadis itu menoleh ke jendela, memandang langit yang sudah berubah warna tidak secerah saat tadi ia datang, sepertinya hujan akan turun dan ia harus segera beranjak dari tempatnya, tak terasa tetes demi tetes air hujan pun jatuh menyeluruh begitu saja.

Dengan terpaksa ia harus menunggu hujan agak reda untuk segera pulang. Tapi nampaknya tetesan air hujan yang jatuh semakin deras. Mau tak mau ia harus menerobos hujan untuk pulang karna tak akan reda jika menunggunya sampai malam tiba, akan memakan waktu cukup lama untuk menunggu hujan akan berhenti dan ia tidak ingin membuat Mamanya cemas, yang sudah berpesan untuk tidak pulang terlalu petang.

Saat ia akan menyebrang menuju halte bus, seseorang melindungi kepalanya dengan sebuah payung, membuat gadis itu lantas mendongakkan kepalanya, ia terkejut tentu saja.

Gadis itu memberikan tatapan bingung kepada lelaki yang berdiri memayunginya, lelaki itu kebasahan, karna justru payung yang dipegang lekaki itu untuk melindungi tubuhnya.

Pria itu diam tidak membuka suara, dan malah terus menatapnya, begitu tajam dan dalam.

Shofia tidak mengerti, siapa lelaki ini dan dari mana datangnya.
"Kamu siapa?" tanya nya dengan tatapan bingung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never ThoughtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang