Beberapa hari ini Bayu sengaja menghindari Najma. Bayu tidak ingin perasaannya semakin menjadi jika terus berada di dekat wanita itu, selain itu ia juga masih canggung jika berhadapan dengan Najma setelah kejadian tempo hari. Pagi sekali Bayu akan berangkat kerja sebelum Najma bangun dari tidurnya. Ia juga sudah tidak lagi menemani wanita itu tidur di kamarnya. Bayu takut kebablasan lagi.
Tentu saja itu membuat Najma bingung, ia merasa tidak ada masalah di antara mereka, tapi mengapa Bayu menghindarinya. Hari ini Najma sengaja bangun sangat pagi supaya bisa bertegur sapa dengan Bayu. Dan apa yang ia lakukan membuahkan hasil. Bayu kini sedang memasak telur mata sapi untuk sarapan paginya.
“Biar aku bantu Bayu,” ujar Najma. Bayu melirik sekilas ke arah wanita itu.
“Tidak usah, nanti tanganmu kena minyak panas,” sahut Bayu. Najma menghela napas panjang, melihat Bayu kembali memperlihatkan sikap cueknya.
“Kamu kenapa sih? Akhir-akhir ini seperti menjauhiku.”
“Itu hanya perasaanmu saja.” Bayu berkilah, meski faktanya memang seperti itu. Berdekatan dengan Najma sungguh tidak bagus untuknya, apa lagi untuk kesehatan jantungnya yang akan menggila jika Najma ada di dekatnya, contohnya seperti saat ini. Jantung Bayu berdetak dua kali lipat lebih cepat dari biasanya.
“Kamu takut aku marah soal kejadian waktu itu ya? aku 'kan sudah bilang lupakan saja.” Tapi aku tidak bisa melupakannya begitu saja, batin Bayu.
“Oh ya. Hari ini kandunganku genap berusia tiga bulan loh. Kuperhatikan perutku juga mulai menunjukkan adanya perubahan,” ujar Najma, senyum cerah merekah di bibir indahnya.
Darah Bayu berdesir seketika, “kita belum pernah memeriksakan kandunganmu ke dokter,” Najma mengangguk membenarkan perkataan Bayu.
“Aku ingin melihat bentuknya,” ujar Bayu, masih ada rasa tidak percaya dalam diri Bayu kalau sebentar lagi ia akan jadi seorang bapak. Andai pernikahannya dengan Najma normal, Bayu pasti akan merasakan bahagia lebih dari ini.
*****
Untuk pertama kalinya Najma dan Bayu pergi ke rumah sakit untuk periksa kandungan. Najma memilih Jihan sahabatnya sebagai Dokter yang akan memeriksa kandungannya. Jihan memang seorang Dokter kandungan.
Bayu dengan mata berbinar menatap layar monitor berwarna hitam putih, memperlihatkan sesosok makhluk yang besarnya tidak lebih sekepalan tangan, makhluk kecil itu calon bayinya.
"Kecil sekali." Komentar Bayu. Ada perasaan aneh yang membuat dadanya terasa hangat hingga mengalir ke seluruh sarafnya.
Sementara untuk Najma sendiri, ia begitu terharu saat melihat calon anaknya hingga tanpa terasa air mata bahagia menetes jatuh ke pipinya. Setelah sekian tahun, ia akhirnya merasakan pengalaman mengandung.
"Ciee.... bumil baperan," ejek Jihan, mengganggu suasana.
Najma mendengus, "dulu saat pertama kali hamil, kamu melompat-lompat seperti anak kecil saking senangnya. Tidak usah mengejekku," ucap Najma ketus. Jihan hanya terkekeh, ia ikut senang karena sahabatnya itu sebentar lagi akan menjadi seorang Ibu seperti dirinya.
Handphone disaku celana Bayu bergetar, ia menghela napas jengkel si penelepon mengganggu saja. "Aku keluar sebentar angkat telepon." Najma mengiyakan ucapan Bayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Titipan (New Version)
RomanceBayu tidak pernah menyangka jika Pram tuannya meminta dia untuk menikahi istri pria itu, Pram menginginkan Bayu menghamili Najma istri kesayangannya. Disitu harga diri Bayu benar-benar terhina, namun ia tidak punya pilihan ketika Pram mengancamnya...