Park Chanyeol
Pernah tidak, kau merasa malam hari sangat menakutkan tanpa ada cahaya. Entah karena listrik padam atau kau terkunci di gudang. Hanya ada kau dan kegelapan di sana. Kau sangat takut. Takut kehabisan udara yang bisa membuatmu sesak napas. Takut ada hantu mendatangimu, membuatmu pipis di celana dan ingin berteriak, tetapi suaramu tercekat di tenggorokan.
Aku sangat takut. Badanku tinggi, tubuhku kekar dan wajahku tampan. Namun, aku tidak bisa berbuat apa-apa dalam gelap. Aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri. Takut, sedih, marah. Rasanya campur aduk.
Hanya saja, aku tidak pernah takut pada malam yang ada cahaya. Rasanya sangat tenang. Sekali pun aku sedang sendiri, ketika ada sinar yang bisa aku lihat, hatiku lega. Setidaknya, aku masih dihargai oleh dunia ini. Aku masih hidup di dunia ini. Belum pergi ke mana-mana.
Sebenarnya, aku tidak takut pada malam yang gelap. Aku lebih takut tidak ada satu pun orang di sisiku. Percayalah, apakah aku di gua yang jauh dari peradaban kota, atau terkunci di gudang bawah tanah, selama ada seseorang bersamaku, aku tidak akan takut. Aku punya alasan menjadi pemberani. Saat ada seseorang yang tidak lari darimu ketika kau sedang dilanda masalah, pertahankan dia.
Itulah kenapa aku takut sendirian. Saat hanya ada aku di suatu ruangan, aku tidak memiliki keberanian apa-apa. Aku pasrah dan membiarkan masa lalu serta pikiran-pikiran yang mengendap di otakku perlahan mengambang kembali ke permukaan.
Aku melihat mereka. Masa laluku. Aku tidak bisa melihat masa depanku.
Itu sebabnya, aku membutuhkan seseorang agar selalu ada di sisiku. Jangan biarkan aku sendiri. Selalu temani aku karena aku hanyalah Park Chanyeol si bungsu yang rindu pelukan hangat. Setelah kakakku menikah, aku kian merasa takut. Makin lama, hari bertambah dan kita makin tua. Makin banyak pula orang-orang pergi meninggalkan kita.
Karena ketakutan itu pula, aku mendapat julukan Happy Virus. Aku tidak mau merasa sepi, karena artinya hidupku hampa. Ada saja tingkahku agar telingaku tidak kosong, agar pikiranku tidak melamun, agar aku tidak terbayang sesuatu yang menyakitkan.
Aku akui, caraku melampiaskan rasa takut adalah hal yang salah.
Aku kerap membuat gaduh. Tertawa tidak tahu tempat. Berbuat konyol dan memalukan. Bernyanyi sekeras mungkin. Apa pun aku lakukan agar duniaku tidak sepi. Mereka terganggu, aku menyadarinya dan meminta maaf setelah itu. Namun, jangan tanyakan periode berikutnya. Aku kembali menjadi Park Chanyeol yang gemar berbuat onar.
Lalu malam ini, aku kembali sendiri. Baekhyun masih menonton film dengan Jongin di ruang tengah. Biasanya, aku bergabung bersama mereka. Membuat kericuhan yang bisa mengganggu keasyikan. Kalau tidak, aku akan memaksa Sehun atau Joonmyeon Hyung agar mau bermain denganku, atau mengajak Kyungsoo latihan vokal di studio mini di dalam rumah kami.
Hanya saja ... entahlah. Aku sedang ingin sendiri. Duduk di balkon kamar dengan secangkir americano dingin. Sedingin embusan angin malam. Harusnya, aku beranjak mengambil jaket atau selimut yang bisa membuat badanku sedikit hangat, tetapi aku tidak melakukannya.
Aku diam menatap bulan dan bintang. Satu bulan dan beberapa bintang yang tampak cantik di atas pohon cemara taman belakang rumah kami. Senyumku sepertinya mengembang. Aku bahagia. Sangat bahagia.
Hari ini, kami seperti terbangun dari koma yang lama sekali. Lebih dari satu tahun kami hanya terbaring, katakanlah begitu. Hanya menggerakkan satu jari demi satu jari, satu per satu dari kami memiliki jadwal individu. Masih bernafas, memberi sinyal bahwa kami masih ada di dunia ini. EXO belum menghilang dari bumi.
EXO Don't Mess Up My Tempo Pre-Listening Event di SM COEX Artium.
Untuk pertama kalinya dalam kurun waktu satu tahun ini, kami membuka mata, bernafas tanpa masker oksigen dan menggerakkan seluruh anggota tubuh dengan senyum yang terpancar ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Verse II - All My Reason is You
FanfictionDibalik kesuksesan seorang lelaki, ada perempuan yang selalu tersenyum di hadapannya, menunggunya di belakang, mendoakannya setiap waktu, sabar dan selalu ada di sisinya. Dibalik kesuksesan EXO, ada EXOL yang mendukungnya, meneriakkan semangat, me...