Langkah gadis itu semakin cepat. Tujuannya fokus kepada satu titik, ia harus ke taman belakang sekolah menemui seseorang yang dicintai, sangat.
Mata lelaki itu bertemu dengan mata hitam milik gadis yang ia tunggu sedari tadi. Raut wajahnya menampakan kegelisahan perihal lelaki itu, lelaki yang ia cintai.
Azam maulid akbar.
Lelaki ia yang menyuruhnya ketaman belakang untuk mengatakan sesuatu yang membuatnya akan dihadapkan kenyataan.
"Ada apa zam? "tanya gadis itu menundukan kepalanya. Lelaki itu mendekat
"ay aku bakal mesantren "
Jlep
Itu kata yang indah jika didengar semua orang, semua orang akan mendukungnya tapi entahlah dimata gadis itu kata seperti itu mematikan semangatnya.
"ay jangan nangis" bisik azam.gadis itu tetap menunduk
"maaf" bisiknya lagi
Gadis itu langsung mengusap air matanya lalu menatap azam dan tersenyum.
"gapapa kokk kan itu cita cita kamu "ucapnya ceria
"btw kamu mau mesantren dimana zam? "
"aku bakal mesantren di bandung" jawab azam tersenyum kecut melihat gadis nya pura pura tersenyum.
"wihh semangatt yaa nanti akuu pengen ngejengukk bolehh kan "
Azam terkekeh membuat gadis itu mengerutkan kening " kenapa ketawa ih "
"kalo mesantren kan cowok gaboleh ketemu yang bukan mukrimnya"
"yahh nanti ay gimana kalo mau ketemu azam? "
"nanti azam yang nyusul ayna kan katanya ayna mau kuliah dibandung?"
"okey deh kalo gitu. Doain ayna bisa masuk sma favoritt yaa biar nanti kuliahnya di bandung " azam mengangguk sambil terkekeh
"amin""ini hadiah buat kamu ay, besok aku berangkat kamu tunggu aku balik ya?" memberikan bingkisan berwarna biru laut.
"eh makasii yaa, azam jan lama lama disananya.pokoknya semangatt belajar nyaa hafalannya jugaa ya "
Hari itulah pertemuan mereka yang terakhir sebelum azam berangkat ke bandung untuk hijrah nya yang ia nantikan.
••••••••••••
Syaina fatwah nebian. Gadis cantik yang
Akan memulai mencari jati dirinya di masa putih abu abu. Masa yang ia tunggu tunggu akan dimulai.