Bagian Kedua; Reinkarnasi Pertama

32 1 1
                                    


"Nona! Nona Muda! "

Teriakan yang keras dan menakutkan itu perlahan terdengar oleh telingku dari jauh. Dengan sedikit membuka mata, aku dapat melihat sinar matahari. Aku menguap dan berguling. Aku merasa hari-hari ini lebih santai daripada hari-hari ketika aku masih berada di Khayangan. Setiap hari, aku habiskan hanya dengan tidur dan berjemur. Tidak ada kekhawatiran, tidak ada Yue Lao yang kolot, tidak ada kesulitan untuk menabung uang untuk membeli barang kesukaanku, tidak ada pria muda yang tidak beruntung, wajah menyebalkan ...

Pemuda berbalut pakaian merah ...

Aku membuka mataku. Hanya dengan memikirkan orang itu saja membuat perasaanku memburuk. Ah, aku bahkan tidak bisa tidur lagi.

Lantas aku duduk dan kemudian mendengar suara teriakan gadis itu, yang membuat gendang telingaku sakit.

"Nona Muda! Jangan bergerak, Cui Bi akan menyelamatkanmu! Tidak, Cui Bi akan memanggil seseorang untuk menyelamatkanmu! "

Dari bawah pohon, pembantu pribadiku sedang mencari seorang yang lewat untuk menurunkanku dari dahan pohon ini. Aku berkata tanpa peduli, "Aku bisa turun sendiri dari sini."

Aku masih belum terbiasa mendengar suara kekanak-kanakanku. Aku menggosok tenggorokanku dan berkata dengan suara serak, "Kau, menyingkirlah dari situ. Aku akan meluncur turun. "

Wajah pucat Cui Bi berubah menjadi hijau.

"Nona Muda, Nona Muda, Nona Muda ... Nona, jangan, jangan, jangan menakuti saya! Jangan menggertak Cui Bi hanya karena aku penakut! "

Aku mengabaikannya, lantas mengambil dahan, dan melompat turun.

Dalam sekejap mata, aku telah bereinkarnasi menjadi putri perdana menteri yang kini berusia lima tahun. Anak berusia lima tahun ini dimanjakan oleh semua orang; dia tidak perlu mencuci pakaian, bersih-bersih, atau memasak. Bahkan ketika memanjat pohon, ada seorang pembantu di bawah pohon, yang berusaha melindunginya.

Aku bingung bagaimana Kaisar Li mengatur permainannya, "istri yang mengejar suami."
Selain itu, ku yakin suamiku yang, ya kau tahulah, sekarang ini mungkin masih dihukum di Akhirat . Aku diam-diam tertawa dalam hatiku.

Memikirkan tentang hari reinkarnasi dan mengingat mata Chu Kong yang kesal, suasana hatiku langsung melonjak riang. Balas dendam adalah kebahagiaan.

Aku melompat ketika telah berada di dekat tanah. Saya bertanya pada Cui Bi, yang penuh dengan keringat dingin, "Ada apa?"

Butuh waktu beberapa saat bagi Cui Bi sebelum dia bisa tenang dan menjelaskan maksudnya.
" Xiang Ye Song, Tuan Perdana Menteri Song mengutus saya untuk mencari Anda. Beliau mengatakan akan mengajak Anda berkunjung ke kediaman Jenderal Lu."

"Oh."

Aku lantas memberikan jawaban tanpa banyak emosi dan mengusap tangan kotorku di rok Cui Bi. Cui Bi menggertakkan giginya tetapi tidak mengatakan apapun.

"Katakan pada ayah bahwa dia bisa berangkat dulu. Aku tahu di mana rumah Jenderal Lu; aku bisa kesana sendiri. "

Perdana Menteri Song Qin Wen, yang sekarang menjadi ayahku, dan jenderal Lu Lian adalah teman sejak kecil. Hubungan diantara mereka sangat dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, mereka sering pergi ke pengadilan yang merupakan tugas resmi mereka bersama sama lalu pulang pun bersama.

Kediaman kami berhadapan tepat dengan kediaman Jendral Lu, ketika dua keluarga tidak memiliki kesibukan, mereka akan saling mengunjungi. Aku tahu rumah Jendral LU, kediamannya itu sudah seperti rumahku sendiri. Tanpa perlu seorang pelayan mengantarku, aku sudah sering kesana sendiri.

Seven Unfortunate Lifetimes; Tujuh Kehidupan Yang MalangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang