17. LOST IN JAPAN

37 12 1
                                    

Huaagh..

Uapku membuka pagi hari itu. Aku memulai pagiku seperti biasanya, sedikit stretching dan hal yang baru saja kulakukan dilanjutkan dengan masuk kamar mandi Daniel dan menatap pantulan wajah kusutku di kaca.

Setelah merasa segar aku keluar dari kamar dan menuju ke dapur, karena biasanya Daniel telah memasak sesuatu dan berangkat kerja. Satu hal yang selalu muncul di pikiranku. Aku disini sebagai pemalas dan Daniel adalah si rajin tapi aku tak pernah setuju dengan gelar yang baik untuknya.

Aku kaget setelah melihat Daniel yang memakai shall dan jaket sedang bersantai meminum teh panas di meja makan. Dan seketika mengingat tentang kejadian semalam, dia tidur di kamar dan aku terbangun dikamar. Berarti...

"Kau memindahkanku semalam?!" tanyaku dengan nada tinggi sambil mendekati Daniel.

"Ya, kau terlihat kedinginan," jelas Daniel setelah menengguk teh panasnya.

"Dan, kau mencium-" tanyaku terpotong oleh Daniel.

"Ya, maaf, duduklah!" Daniel berdiri menarik kursi yang ada di depannya. "Aku sudah memasakkan sesuatu untukmu," tambah Daniel, berjalan menuju kompor.

Aku pun duduk melipat tanganku didepan dada dengan sedikit memendam amarah melihat Daniel yang sedang mengambilkan makanan dari teflonnya.

"Apa kau suka pedas?" Tanya Daniel yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Ya!" Jawabku ketus.

"Ini, makanlah!" Kata Daniel sambil menyodorkan semangkuk sayur yang terlihat pedas.

"Apa ini?" Tanyaku dengan nada sinis.

"Ramen," jawab Daniel sambil kembali duduk di kursinya.

"Hah?" Dercakku heran. "Sepertinya kau harus berbaring," kataku sambil berdiri dan mencoba untuk mengangkat bahu Daniel.

"Kenapa? Aku sudah sembuh," elak Daniel.

"Kau perlu ke rumah sakit!" Kataku sambil meletakkan punggung tanganku di dahi Daniel layaknya dia memeriksaku biasanya.

"Sepertinya kau yang perlu kesana, kau bertanya hal yang aneh!" Memegang tanganku yang berusaha menarik bahunya.

"Kau menyebut ini ramen, dan. Kau tau kalau ini bukan mie," jelasku yang masih saja berusaha mengangkat bahu Daniel.

"Ya, itu memang ramen. Apa warnanya terlalu mengerikan?" Tanya Daniel sambil menatapku.

"Tidak, pasti itu kimchi! Dia aneh," kataku sambil melepaskan tangan dari Daniel.

"Haha, memang apa salahnya jika kuganti dengan sayur! Haha, kau lucu!" Daniel tertawa terbahak - bahak mendengar jawabanku.

Aku hanya berdiri dan melipat tangan kesal di depan Daniel yang sedang asyik menertawakanku.

"Sudah - sudah, perutku sakit! Haha," perintah Daniel yang masih diiringi tawa yang menurutku jahat.

"Itu peringatan!" Ucapku kesal.

"Baiklah. Cepat makan!" perintah Daniel sambil memegangi perut.

"Dan kau?" Tanyaku sambil menyendok sayur itu ragu - ragu.

"Apa?" Tanya Daniel heran yang mencoba menghentikan tawanya.

"Kau tidak makan?!" Tanyaku dengan nada yang lebih tinggi.

"Haha, sabarlah! Aku sudah makan," Daniel kembali tertawa namun tak sebengis yang sebelumnya.

Aku begitu menikmati makanan yang sebelumnya terlihat aneh itu, namun tiba - tiba Daniel meninggalkanku keluar dapur bersama tehnya. "Syukurlah, aku tidak tersedak karena kelakuannya," ucapku dalam hati sambil memandang punggung Daniel.

Flow Eyrimend Peter - Lost in japan [TBC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang