🍒🍒🍒
Gilang berjalan santai memasuki rumahnya. Setelah dari rumah Adel untuk mendengarkan penjelasan dari gadis itu tadi ia langsung pamit pulang, karna hari yang sudah mulai malam.
Ada rasa lega sekaligus cemas saat adel menjelaskan tentang Dafa.
Lega karna apa yang dikatakan oleh Dafa dikantin sekolah tadi yang mengakui Adel adalah pacarnya ternyata salah. Walaupun di penjelasan Adel tadi tidak ada kata putus yang Adel ucapkan pada Dafa untuk mengakhiri hubungan mereka berdua, tapi setidaknya ia lega karna tahu kalau Adel sudah tidak memiliki perasaan apapun lagi pada Dafa.
Tetapi ia juga cemas memikirkan Adel yang akan menjalani harinya dengan rasa waswas karna kehadiran Dafa. Mengingat Dafa yang ternyata adalah seorang psikopat membuat Gilang khawatir dengan keselamatan Adel. Walaupun ia selalu berada di dekat gadis itu untuk selalu melindungi nya dan tidak akan membiarkan seorang pun berhasil menyakitinya.
Gilang menyisir rambutnya yang basah akibat gerimis menggunakan jari tangan. Ia memasuki rumahnya yang besar namun tambak sepi dengan wajah datarnya.
Sebelum menaiki tangga menuju kamarnya Gilang berjalan kearah dapur untuk sekedar minum. Saat melewati meja makan ia berbinar melihat sudah terdapat banyak makanan diatas meja, bahkan juga ada makanan kesukaannya. Itu membuat cacing diperut nya berontak minta diberi makan.
Ia berfikir pasti bi iyem yang telah memasakan makanan kesukaannya, karna mamanya sedang tidak ada dirumah. Mamanya dan juga Arkan papanya sedang berada di luar kota untuk mengurus bisnis mereka.
"BI iyem memang the beast! " Ucapnya sambil tersenyum senang
Gilang memilih membuka kulkas dan meneguk sekaleng minuman, tidak peduli dengan cuaca dingin diluar ia malah memilih minuman yang juga dingin.
Ia Melangkah menaiki tangga menuju kamarnya. Sebelum makan ia berniat membersihkan diri terlebih dahulu.
Dahinya berkerut heran saat melihat pintu berwarna putih yang ada didepan kamarnya terbuka. Pintu itu sebelumnya tidak pernah lagi terbuka, terakhir kali saat Adel menginap di rumahnya dan menggunakan kamar itu.Tak ingin ambil pusing Gilang langsung melangkah membuka pintu kamarnya. Ia melempar asal tas sekolahnya dan langsung bergegas masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Tak sampai lima menit Gilang keluar dengan handuk melilit dipinggang dan juga rambut nya yang basah. Ia Melangkah kearah lemari pakain untuk mengambil pakaian yang akan ia pakai. Setelah memakai kaos putih dan juga boxer berwarna hitam Gilang keluar dari kamar dan bergegas menuju dapur, untuk mengisi perut yang dari tadi sudah berontak minta diisi.
Namun baru ditangga kedua Gilang melangkah,suara seseorang dari belakang membuat ia berhenti melangkah.
"Kak Gilang! " Panggilan suara lembut itu membuat Gilang diam membeku.
Suara yang sudah lama tidak ia dengar namun masih bisa membuat hatinya bergetar setiap kali mendengar suara lembut itu. Gilang memejamkan matanya berusaha menghilangkan getaran yang seharusnya sudah lenyap sejak lama dari hatinya.
Gilang masih berdiri kaku, hingga suara langkah seorang dari belakangnya menyadarkannya.
Gilang mengepalkan kedua telapak tangannya, ia berbalik dan langsung melangkah kembali menuju ke kamarnya. Napsu makannya tiba-tiba hilang setelah mendengar suara orang yang sekarang tidak ingin ia temui. Ia berjalan melewati orang itu yang tengah tersenyum manis kearahnya.
Senyum itu, senyum itu yang dulu sangat Gilang sukai. Senyum itu yang dulu menjadi candu Gilang.Senyum itu yang dulu selalu ingin Gilang lihat.Namun sekarang ia sangat benci melihat senyum itu.Bukan karna senyum itu, lebih tepatnya pada seorang gadis yang memiliki senyuman manis namun sangat Gilang benci sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy Ketua Kelas Vs Sekertaris ✔
Teen Fiction[Beberapa part diprivate follow dulu sebelum membaca] Bagi adel, gilang adalah sebuah bencana yang harus ia hindari. Manusia paling menjengkelkan yang pernah Adel kenal, Gilang selalu saja mengganggunya, tidak disekolah maupun dirumah, Gilang selalu...