Sayang, tolong jangan genggam tangan itu
Karena kau harusnya jadi gadisku
Aku selalu berdoa hari seperti ini tak akan pernah datang.
Kau yang memakai gaun pengantin, tapi bukan aku yang bersamamu.
Bahagialah dengannya, agar aku bisa melupakanmu(Wedding Dress, Taeyang)
Wedding day's
Luhan mengetuk pintu ruang rias di mana sang pengantin wanita berada, begitu pintu coklat itu terbuka lebar lelaki itu dibuat ternganga sejenak dengan penampilan Arial yang jauh lebih cantik dari sebelumnya, ia sudah cantik secara natural -namun yang membuatnya lebih cantik lagi karena gaun pernikahan yang ia kenakan.
"Wah,sepertinya kalian ingin berduaan ya, ya sudah aku akan menunggu di luar."ujar Hyeri yang datang, beberapa teman Arial memang datang namun mereka memilih menunggu di bangku undangan dan menjadikan penampilan Arial sebuah surprise untuk mereka. Gadis dengan rambut pendeknya itu kemudian memberi hormat pada Luhan yang dibalas hal yang sama dengan ramah oleh lelaki itu.
Ia lalu berjalan mendekat pada Arial yang masih terduduk di depan cermin rias. "Kau cantik sekali, nona Ahn."puji Luhan seraya memegang tangan Arial erat, mengelusnya dengan lembut membuat Arial hanya tersipu mendapat pujian dari seseorang yang akan menjadi suaminya -sebentar lagi.
"Kau juga tampan, Luhan -ssi?"imbuh Arial membuat Luhan tertawa, ia ingin sekali mengusap rambut gadis itu jikalau saja tidak serapih yang ia lihat sekarang. "Oh ya, kau sudah bilang pada Sehun bahwa hari ini pelaksanaan pernikahan kita?"
Arial mengangguk, air mukanya berubah tak kentara namun masih diulas sebuah senyum dibibir gadis itu, "Ada bentrok dengan praktik studi lapangannya, ia tidak bisa datang katanya."terang Arial membuat Luhan tak langsung percaya.
Hari ini adalah hari bahagia orang yang Sehun sayang, masa iya lelaki itu akan melewatkannya alih-alih ia punya tugas yang tak bisa ia hindari. Barangkali, ia bisa menundanya sebentar. Ia pun merogoh saku celananya dan mengambil benda layar datar itu dari sana, menekan beberapa nomor lalu terdengar nada sambung yang segera ia tempel di telinganya.
Panggilan pertama berakhir tanpa ada jawaban dari si penerima telpon.
Luhan kembali mencoba, hingga kedua memiliki hasil yang sama. Dan untuk ketiga kalinya baru ada jawaban dari sebrang, "Yeobseyo?"
"Eoh.Hun -ah? Kau tidak datang dihari bahagia kami?"tanya Luhan, sementara Arial hanya menatap Luhan menunggu apa jawaban lelaki itu ketika kakanya yang bertanya langsung padanya.
Sehun hanya menghela napas lantas melanjutkan perjalanannya kembali, ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan dibatasan normal, meski tiba-tiba ia merasa kalut dan rumit mendengar suara Luhan yang bertanya padanya tanpa beban.
"Aku harus melakukan studi untuk memenuhi nilaiku, kebetulan sekali jadwalnya bersamaan dengan hari pernikahan kalian -aku tidak mungkin menunda ini hanya demi menghadiri pernikahan kalian."ujar lelaki itu beberapa kali menyalip mobil, sementara kondisi jalanan agak licin karena hujan lebat semalaman, dan juga mulai ada es yang menyelimuti aspal karena musim gugur yang sedang melakukan peralihan menuju musim dingin.
Terdengar suara Luhan yang tertawa renyah di sebrang membuat Sehun menghela napas kasar, ini memang hari bahagia mereka -namun bagaimana dengan Sehun, jelas ini adalah hari terburuk dalam hidupnya. Tidak bisa mengatakan ia sedih, ataupun bahagia atas apa yang telah mereka putuskan.
Ini adalah hari penuh siksaan sepanjang hidup Oh Sehun.
"Arial terlihat kecewa karena kau tidak datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
【Soon】EHC Sequel: (still) Come and Gone
FanfictionMenjadi sahabat, tidak harus selalu akrab. Persahabatan kami adalah persahabatan yang seperti itu. Kebersamaan tetap ada meski kami tidak akrab? Ya, itulah aku dengan dia. Sampai suatu hal lain, mengubah segalanya di antara kami. Dan, tidak ada ya...