Edward ternyata benar, gadis-gadis di sekolah Ryan tak berhenti memperhatikan mereka berdua. Mobil balap itu menarik perhatian orang-orang. Tetapi, mereka yang mengendarai mobil itu jauh lebih menarik perhatian. Ryan yang dikenal sebagai anak yang pendiam dan tidak suka menjadi pusat perhatian, hari ini pergi ke sekolah menggunakan mobil balap. Yang lebih mengherankan lagi, Ryan ditemani oleh seorang pemuda berbadan tinggi dan besar yang terlihat seperti Bodyguard Ryan. Melihat mereka berjalan bersama seperti melihat Daud dan Goliat yang memutuskan untuk berdamai dan berjalan bersama-sama di taman.
Ke mana mereka melintas, orang-orang menepi seperti membuka jalan bagi seorang presiden. Para siswa laki-laki ketakutan melihat Edward, sebaliknya, para siswi tersenyam-senyum dan berbisik kepada satu sama lain, sedangkan para guru, mereka menatap Edward dengan sinis. Tetapi ketika Edward menyinggungkan senyuman ramahnya, mereka tidak lagi khawatir dan membalas senyuman Edward. Lain halnya dengan Ryan, ia memperlambat langkahnya agar Edward berjalan mendahuluinya. Ia merasa tidak nyaman saat orang-orang menatapnya.
~~~~~~~~
Ruang kelas XI-A, ruang kelas Ryan. Edward dan Ryan duduk di sebuah bangku di depan kelas sambil menunggu nama Ryan dipanggil untuk pertemuan pribadi dengan wali kelasnya, Ms.Wilson. Dari dalam ruang kelas suara seorang wanita terdengar memanggil nama para murid satu per satu.
"Ryan... Ryan .C. Leonsiege!...", Ms.Wilson akhirnya menyebut nama Ryan. Mereka berdua masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas Ms.Wilson sudah menunggu mereka. Ia tampaknya sedang sibuk mencari-cari pada sebuah tumpukan berkas-berkas.
"Silakan duduk!" Ms.Wilson mempersilakan Ryan dan Edward duduk di kursi yang sudah tersedia di hadapannya. Suara wanita muda itu lembut dan santun. Ms. Wilson, guru kesenian sekaligus wali kelas Ryan, adalah seorang wanita yang menarik. Ia adalah guru yang paling muda di sekolah namun sangat berbakat di bidang kesenian. Banyak yang menjulukinya sebagai seorang genius seni, terlebih seni musik. Ia mahir memainkan berbagai alat musik dari organ, piano, gitar, drum, bahkan alat-alat musik tradisional seperti angklung dari Indonesia. Di tambah lagi suaranya yang indah; yang menyerupai suara Rapunzel di film Tangled. Faktanya, penampilannya pun menyerupai Rapunzel hanya saja tanpa rambut panjang ajaib yang bisa menyembuhkan orang saat ia bernyanyi. Walaupun ia santun dan manis seperti seorang tuan putri dari film Disney, dan mempunyai suara yang memikat bagai seorang bidadari; tuan putri yang satu ini belum menemukan pangeran tampannya. Ia masih lajang.
"Ryan...Ryan... Ahh, ini dia!" Ms. Wilson mengeluarkan sebuah buku laporan berwarna biru milik Ryan. Ia belum menyadari bahwa Ryan ditemani seorang pria muda; yang tidak mungkin menjadi ayah Ryan. Ms.Wilson mengenakan kaca matanya, "Let see, Ryan and .....Mr.Edward .G. Leonsiege." Ms.Wilson mengangkat wajahnya dan baru tersadar akan rupa Edward yang sama sekali tidak mirip Ryan.
"Hadir, bu guru!" Edward mengangkat tangannya seperti seorang murid yang diabsen lalu ia menyinggungkan senyuman andalannya. Ryan menepuk dahinya; tanda bahwa ia malu melihat tingkah kakaknya. Ms.Wilson menatap Edward dengan curiga. Tidak hanya karena tampangnya yang muda, tingkahnya pun kekanak-kanakan.
"Mr.Leon.... anda terlihat terlalu muda untuk menjadi wali Ryan."
"Ohh, ya, tentu saja, semua juga berpikir begitu saat pertama kali melihat kami berdua. Perkenalkan..." Edward mengulurkan tangannya ke arah Ms.Wilson untuk menjabat tangannya, "Edward Leonsiege, aku kakaknya Ryan" Ms.Wilson menerima jabatan tangannya dengan ragu.
"Masa?" Ms.Wilson sulit mempercayai Edward. Prasangka itu wajar. Ryan dan Edward sama sekali tidak mirip. Yang satunya berambut hitam, yang satunya berambut pirang; yang satunya berciri orang Asia, yang satunya seperti orang Eropa; yang satunya terkesan pendiam yang lainnya terkesan ramah.

KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS]Deus Caritas Est (DCE)
Action"You see Ryan, when you put the word 'God' and 'Love' together, You'll find the true meaning of life." He smiles at him and said, "That is what you called 'Deus Caritas Est'." Ryan dan Edward adalah kakak-beradik yatim-piatu namun menikmati kehidu...