19. Akhir?

146 15 3
                                    

Kayaknya beberapa part lagi bakal tamat. Menurut kalian harus sad apa happy?

Happy reading!

***

Saat ini aku sedang berada dikelasnya. Kelas Genza sudah sepi sejak bell 30 menit yang lalu. Aku mengantar bekal makan siang untuk Genza. Karena aku tahu hari ini dia akan pulang sore. Begitupun aku,yang akan menghadiri rapat fotografi.

Saat aku akan berdiri meninggalkan Genza karena ingin keruangan Fotografi dia malah menahan tanganku.

"Suapin gue" ucapnya sambil menariku hingga tanpa sengaja aku terduduk dipangkuannya.

Apaan nih?!

Aku pun langsung bangkit dari posisi itu. "Su..su..suap?" tanyaku gugup.

Genza mengangguk. "Cepet"

Akupun mulai menyuapinya dengan canggung dengan dia yang menatap lekat kearahku. Sebenarnya apa yang dipikirkan makhluk ini?Akhirnya aku pun membalas tatapannya.

"Lo gak takut gue liatin?"

"Enggak sih, seru soalnya pelotot pelotoan" jawabku ngawur.

Ia menyeringai. "Makan juga" ucapnya sambil menunjuk makanan dengan dagu.

"Iya, ga ada sendok, lupa tadi bawa satu lagi"

"Buka mulut lo!" ucapnya sambil mengambil alih sendok dan berbalik menyuapiku.

Dengan cepat aku langsung membuka mulut dan mengunyahnya. Kulihat dia yang terus menatapku seperti ada kata kata yang tertahan.

Aku menelan ludah, memikirkan satu kemungkinan. Apa ini ada hubungannya dengan Kevin dan Bisma? Karena dari semalam tidak ada salah satu dari kami yang membahas. Genza yang terkesan tidak peduli dan aku yang pengecut belum berani membahasnya. Tapi suatu saat pasti akan kuakui.

Aku berdehem. "Kenapa kak?" tanyaku senormal mungkin.

Genza hanya mengedikan bahu. "Nih minum" ucapnya sambil memberiku air mineral yang isinya tinggal setengah. Akupun meminumnya tanpa pikir panjang.

"Lo....polos banget?" tanyanya,sempat berjeda.

Aku berdehem."Hm, kata orang orang si gitu, tapi aku ngerasa biasa aja"

"Kenapa lo pasrah pasrah aja disuap pakek sendok bekas dan botol minum gue?"

"Sendok bekas?" beoku.

"Ya, itu bekas gue makan kan?"

Aku membenarkan. "Botol minumnya punya kakak kan?"

"Iya"

"Dan air minumnya punya siapa?"

"Gue"

Aku terdiam dan berfikir sebentar. "Jadi?" tanyaku.

Terlihat Genza yang meletakan sendok. "Lo udah pernah ciuman?" tanyanya serius.

Aku menelan ludah. "Nggaklah! Enak aja, bibir aku cuma buat suami aku nanti" Aku menoleh. "Kenapa?"

Kulihat dia yang berdehem dan tersenyum singkat. "Berarti gue cowok pertama yang pernah ciuman sama lo"

Hening.

"Itu namanya ciuman gak langsung, karena ada perantara lewat benda. Kayak botol,sendok, sedotan dan teman temannya"

Aku membeku. "Emang bisa gitu?"
Aku menatapnya cukup lama sambil berfikir sebentar. "Yaudah biarin" ujarku.

Terlihat Genza yang langsung membalak dan membuang pandangan. Bertingkah sedikit aneh dan menahan kesal yang malah menimbulkan kesan absurd.

Akupun mengerenyit. "Kakak kenapa sih? Beda banget gak kayak biasanya? Aku sering gitu. Minum dibotol yang sama dengan Kevin"

UnUsuallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang