"Bentar lagi bangg!!" Pekik gadis berambut panjang yang tengah berkemas kemas, di dalam kamarnya dan
"Bruukkk!!" Hentakan pintu kamar yang di banting secara sengaja oleh gadis itu yang lagi kesal karena dikejar kejar oleh abangnya.
"Pletakkk!" Benda pipih yang dipegang cowo berperawakan tinggi yang sedaritasi berdiri di ambang pintu kamar itu jatuh karena efek kaget dari hentakan pintu yang tiba tiba di buka secara keras dengan adik bungsunya
Karena tidak terima benda pipihnya jatuh dan retak Nion angkat bicara "EH MUMI bisa kali pelann buka pintunya, pakek hati, kaget bangbang tamvan ini !!!" dengan nada suara yang agak menyebalkan
Nian tidak menjawab dengan kata kata, melainkan hanya senyum yang menantang.
Melihat begitu Nion merindik ngeri karena adiknya sedikit "seram". Mungkin mood nya yang tidak begitu baik
"Woi kalian berdua, turunnnn lama amattt!!!" Suara lantang yang berasal dari kakak pertamanya Noin yang ada di ruang makan bersama Bunda mereka.
"Mumi turun atuh jangan mayun gitu" rayu Nion yang tak kudu di hiraukan oleh Nian.
Karena malas bertengkar dengan bang ion, yang agak gesrek kebanding abang nya Oin, Nian langsung pergi ke bawah meninggalkan Nion yang masih sibuk mengelus benda hitam itu
Setelah Nian duduk di kursi dan perlahan melahap roti bakar yang telah siap untuk di santap yang sangat lezat buatan Bundanya
Karena roti bakar hanya ada 6 biji di atas meja makan. Nion yang kurang dengan jatahnya menyomot roti adiknya Nian dan langsung di masukan ke mulutnya sampai kembung seperti hamser.
Spontan tangan memukul lengan kokoh abang nya, Nian yang ingin memakan roti itu mengurungkan niatnya dan merelakan roti itu jatuh ke dalam perut karung abangnya itu.
"Ck.. duh bang Ion", keluh Nian
Kebiasan Ion yang rakut itu membuat Bundanya geleng geleng kepala sudah SMA kelas 12 masih saja seperti anak paud yang suka mengambil makanan orang.
"Mobilnya udah siap tuh, cepat berangkat biar ga telat, Bunda juga mau ke kantor nih"
Setelah Bunda beranjak dari meja makan tiba tiba anak anaknya menghampirinya yang tengah menyuci piring piring kotor bekas sarapan tadi
"Daadaa Bundaa Oin, Ion, Ian berangkat" ucap serempak mereka bertiga yang saling memeluk bundanya di setiap sisi.
Bunda hanya tersenyum bahagia dan mengecum pipi anaknya satu persatu
"Hati hati di jalan, ingat berdoa sebelum berangkat ya sayang!!"
Dan setelah kebiasaan manis setiap pagi itu, mereka memasukali mobil jeep hitam pekat dan karena hari ini giliran Nian yang mengendarai mobil besar. (Jangan heran Nian kelas 10 udah bisa nyetir mobil berkat abanya Oin yang memaksanya sebagai sopir antar jemput lesnya)
Gila, tuh badak bedua malah di belakang lagi duduknya, emang gue supir apa iissshh. Batin Nian
Noin yang memperhatikan sedari tadi ekspresi adik bungsunya itu, iba dan mengajukan diri untuk mengantikannya menyetir mobil
"Ian biar abang aja yang bawa kamu duduk di samping yaa" tuturnya abangnya yang teduh serta usapan lembut di rambutnya meredakan betenya pagi ini"Makasih bang Oin"senyum Nian mengembang dan dengan segera Nian mengubah posisinya duduk di sebelah pengemudi.
Mobil hitam besar pun melesat meninggalkan pekarangan rumah.
Diperjalan menuju sekolah ada insiden yang memalukan yang dilakukan saudara tergesrek dan terjail diantara mereka bertiga siapa lagi kalau tidak Nion
Di kursi belakang Nion sedari tadi memperhatikan kedua kakak beradik itu yang manis. Dia merasa seperti butiran debu yang tidak dihiraukan keberadaannya.
Karena malas dengn suasana begini yang diacuhkan, Nion beraksi mengusili abang dan adiknya itu dengan cara buang angin
"Bruutt" suaranya begitu nyaring dan berefek fatal untuk orang orang disekitarnya.
Noin yang sadar akan kelakuan adiknya yang satu ini. Dia menepikan mobilnya di bahu jalan dan membuka semua jendela agar bau busuk yang dikeluarkan Nion keluar.
"Bangsat kamu ya, buang angin sembarangan. Lo kira mobil tuh lapangan terbuka seenak petil lo buang begituan" karena kesal dengan kelakuan adiknya Noin menghadiahkan satu sentilan yang kenak di jidat Nion
"Mampus lo bang, kenak azap kan lo kentut sembarangan berefek jidat memar Behahaha" ledek Nian melihat jidat abangnya merah merona. Akibat sentilan maut Noin.
"Kampret ente semua, baru cuma buang angin elah kaga berak. Hina aja gue sesuka kalian, HINAA GUEE HINAA!!".
Merasa dibully oleh abang dan adiknya Nion lalu menyumpalkan telingan earphone supaya tidak terganggu dengan ocehan ocehan Ian dan Oin■■■
Di kelas tepatnya kelas 12 IPS 3 yang daritadi tak berpenghuni dan nyisisahkan sampah plastik yang berserakan dimana.
"Aduhh ini kelas apa tempat pembuangan, dekilll". Ujar Gea siswi kelas ini.Melihat keadaan kelas yang kotor Gea berinisiatif untuk membersihkan kelas dan melihat daftar piket.
"Ufffhh, pantes kotor yang piket Si Anjing, dasar emang Nion".
Saat melaksanakan tugas piket satu persatu siswa kelas 12 IPS 3 datang dan langsung mengeliarkan buku dari tas mereka masing masing.
Ketika Nion masuk kelas, Gea yang berdiri di ambang pintu tersebut, melemparkan sebuah sapu dan mengomel omel kepada Nion yang selalu ketika tugas piket datangnya pasti siang.
"Emang yah lo males, udah tau piket tuh dateng pagi GOBLOKK!"
"Oalah, cangkemmu nak. Kata katanya goblok ganti lah jadi ganteng biar enak didenger atuh neng" jawaban yang menyebalkan dari Nion
Karena malas berdebat dengan Nion yang tidak akan berhenti Gea mengalah lalu meninggalkan Nion yang sedari tadi hanya senyam senyum tak karuan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Hallo semua
Jadi ini kali pertama aku buat tulisan hehe.
Ya emng ga bagus bagus amat ya.
Semoga menghibur kalian.
😍😍🤗😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Nian & Bian
Randomtentang semesta yang mempertemukan dua sajoli. tentang dua hati yang selalu keruh. tentang perpisahan yang mengundang perih. tentang pertemuan pertemuan merajut rindu.. mungkinkah semesta mengizinkan dua sajoli itu bersama tuk menerungi kerasnya aru...