Kina menghela napasnya dengan malas ketika melihat seorang murid laki-laki teman sekelasnya sedang menatap seorang murid perempuan dengan tatapan nakal. Ia bahkan menatap gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki sembari bersiul.
Jika boleh jujur, Kina benci melihatnya. Bukankah itu terlihat seperti pelecehan? Namun, ia tidak ingin mencampuri urusan orang lain dan terlibat masalah. Ini hari pertamanya di SMA Panca Bakti.
“Hai, Cantik!” sapa pemuda itu dengan senyum menawan. Sialnya gadis yang sedang digoda justru tersipu malu. Wajahnya merona disapa seperti itu.
“H-hai,” balas gadis itu seraya merapikan rambutnya dengan salah tingkah.
Kina paling malas dengan gadis yang mudah tergoda oleh rayuan murahan sejenis itu. Mentang-mentang yang menyapanya berwajah tampan, bukan berarti ia langsung bertekuk lutut seolah tak punya harga diri seperti itu, ‘kan?
“Udah punya pacar, belum?” tanya murid laki-laki berwajah tampan dengan garis rahang yang keras berkarakter. Intonasi bicaranya terdengar sangat mengintimidasi.
“Sst, udah. Jangan ganggu dia lagi,” timpal seorang murid laki-laki lain. Kalau murid laki-laki yang pertama tadi berwajah tampan, murid laki-laki kedua ini wajahnya terlihat lebih manis dengan senyum yang menawan.
Gadis itu pun akhirnya dibiarkan lewat begitu saja. Menuju bangkunya yang berada di dekat jendela. Kina pun berjalan melewati dua murid laki-laki itu. Berniat akan duduk di bangku nomor dua dari belakang. Dekat dengan gadis tadi.
“Hai, Manis!” sapa si murid genit tadi.
Kina melirik nametag-nya. Namanya Danish Wiryawan. Si genit Danish.
Kina tak menghiraukannya. Ia terus saja berlalu. Sama sekali tidak terganggu dengan tatapan menguliti kedua teman sekelasnya itu.Lihat, mereka tak bisa berbuat apa-apa kalau si korban tidak bereaksi. Kina cukup bangga dengan usahanya itu. Hingga suara langkah kaki terdengar mendekatinya. Gadis itu mendongak dan menemukan si murid bersenyum manis. Diliriknya nametag pemuda itu. Galang Adyatma. Si manis Galang rupanya.
“Hai, aku Galang. Teman sekelas kamu. Boleh kita temenan?” tanyanya dengan senyum semanis gulali.
Mengingat kejadian barusan yang ia saksikan, Kina yakin Galang ini anak yang baik. Terlihat dari bagaimana ia tersenyum dan menyapa. Tanpa rasa curiga sedikit pun, Kina menyambut uluran tangan Galang yang mengajak berjabat tangan.
“Aku Akina Ca―”
Kina tercekat ketika merasakan sesuatu yang terasa kenyal di antara telapak tangannya dan Galang. Parahnya lagi, sesuatu yang kenyal itu terasa bergerak.
Perlahan Kina melirik ke arah tangan mereka dan menemukan seekor cicak di sana. Hewan yang paling tidak ingin dilihat dan disentuhnya di dunia ini.
Dalam hitungan detik semuanya terasa pecah seperti gunung api yang memuntahkan isi perutnya. Teriakan, bunyi bedebam kursi jatuh, juga suara tawa terbahak bercampur menjadi satu menghiasi suasana pagi itu.
Kina tidak akan pernah lupa dengan apa yang dilakukan Galang. Senyum manis penuh kelicikannya, juga tangan bersama cicak yang ia sembunyikan dalam genggaman ketika mengajaknya bersalaman.
Peperangan antara dirinya dan Galang dimulai sejak hari itu.
🍭🍬🍭
Hai, ada yang familier dengan cerita ini? Ini diremake dari cerita berjudul "Caramel Story"
Aku ubah judul sama setingnya. Jadi cerita lokal.
Untuk visual castsnya masih sama kayak cerita aslinya.
4 April 2020
Bucinnya Perut Jelly Jelly 😘
💜Shino Kei💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Enemy Crush
Teen FictionGalang Adyatma dan Akina Caramelia telah menjadi musuh besar sejak pertama kali mereka duduk di bangku SMA. Semuanya berubah ketika muncul murid baru pindahan dari Jepang bernama Kenzie. Kedekatan Akina dan Kenzie yang sama-sama memiliki darah camp...