Six

284 52 10
                                    

untitled.


.percayalah, semua usahamu pasti akan membuahkan hasil.








Jaehwan ga tau harus ngapain sekarang. Ia cuma duduk manis sambil memperhatikan sekitar.







Rumah sederhana ini begitu indah dan nyaman. Pernak pernik rumah pun dikemas dengan sangat cantik. Jaehwan yakin keluarga pemilik rumah ini sangat menjunjung tinggi estetika, Jaehwan sangat yakin.








"Ayo, diminum nak Jaehwan,"







Jaehwan tersenyum kaku begitu melihat Jisung dan Ibunya sedang menaruh secangkir teh dan beberapa camilan di hadapannya.







Ah, Jaehwan merasa enak.g







Flashback.



Jisung tertawa begitu mendengar pernyataan jujur dari Jaehwan. Yang ditertawakan hanya menggaruk kepalanya dengan canggung.




Jisung tersenyum, "ayo," ajaknya.




Sepanjang perjalanan--dengan menggunakan mobil Jaehwan, karena Jisung memang tak membawa kendaraan--Jaehwan dan Jisung banyak bercerita, mulai dari awal pertama masuk kuliah hingga kegiatan yang akan mereka kerjakan di masa depan.







"...katanya BEM mau undang gue lagi, nanti Hyung nonton ya," pinta Jaehwan dibalas anggukan oleh Jisung.






Ga tau aja sih Jaehwan kalo Jisung udah jadi penonton setianya dari tahun kemarin.





Tanpa terasa mereka udah sampai di rumah Jisung. Jaehwan menatap takjub rumah sederhana itu, walaupun sederhana tapi berhasil menghidupkan kesan elegan.







"Makasih, ya, Hwan udah mau nganterin," ucap Jisung.






Jaehwan mengangguk, "kalau gitu gue--"





Graak graak





"Eh, Jisung udah pulang? Hm? Siapa itu? Ga diajak masuk dulu?"





Jaehwan ga tau harus berterima kasih atau engga kepada Ibunya Jisung :)



Flashback end.






"Oh, jadi nak Jaehwan ini jurusan seni musik. Kok bisa kenal sama Jisung?"







"Oh, iya. Kebetulan Jisung Hyung ini temennya kakak tingkat saya, eomonim,"








"Iya, eomma. Dia adik tingkatnya Sungwoon,"








"Ohh, adik tingkat Sungwoon. Bisa gitu ya, asik banget,"








Jaehwan dan Jisung mengangkat alis mereka secara berbarengan, reaksi bahwa mereka tidak mengerti arah bicara Nyonya Yoon.






"M-Maaf, eomonim. Maksudnya?"










"Ya asik aja, Jisung akhirnya bisa dapet pacar ganteng kenalan temennya. Adik tingkat lagi,"







Mendengar hal itu, dengan spontan Jisung dan Jaehwan saling bertatapan lalu salah tingkah, terlihat dari gerak-gerik mereka yang mulai panik dan dengan cepat mengklarifikasi hubungan mereka kepada Nyonya Yoon.






"B-Bukan pacar, eomma!"







"T-Teman aja kok, eomonim,"






Nyonya Yoon menatap mereka dengan tatapan 'ah, masa?' lalu tertawa.







"Belum aja kali, ah," ucap Nyonya Yoon yang membuat wajah keduanya makin memerah.








Nyonya Yoon kembali tertawa, lalu berangkat dari duduknya.







"Eomma tinggal dulu, ya. Mau ke pertemuan ibu-ibu, udah telat 15 menit nih,"









"Ah, b-baik eomonim,"







"Santai aja ya, Jaehwan. Sambil temenin Jisung di sini, udah mulai malem juga mendingan nginep,"






"H-He? Ah, s-sepertinya saya sebentar lagi akan pulang, eomonim,"







"Hm, harus ya? Padahal nginep juga ga papa, tapi ya saya juga ga maksa kok. Hihi, ya udah, eomma pergi dulu ya,"






"H-Hati-hati, eomonim,"





Nyonya Yoon berjalan pergi meninggalkan mereka, meninggalkan kecanggunggan yang telah ia perbuat di antara mereka.








Sekarang, Jaehwan kudu piye? :(






.
.
.




Jaehwan menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong. Pikirannya ada pada kejadian siang hingga sore hari tadi.







Sudut bibirnya menarik senyum, ia tidak menyangka tindakan nekatnya untuk menjaga Jisung yang tertidur berakhir dengan pencapaian luar biasa hari ini.








Ia meraih hapenya, menatap layar benda persegi panjang itu kemudian mencari sesuatu di kontak. Ya, dia juga berhasil mendapatkan kontak Jisung hari ini.









"Selangkah lebih maju, Hwan!"








.
.
.





Klek





Jaehwan membuka pintu kamarnya dengan malas. Untung saja hari ini dia tidak punya kelas pagi.





Tak tak tak tak







Indra pendengarannya menangkap suara asing dari arah dapur. Ia berjalan perlahan dengan was was, dan tersenyum lega begitu mendapati siapa yang berada di dapur rumahnya.









Pikiran jahil terbesit dalam benaknya, ia berjalan sepelan mungkin agar tidak disadari oleh sosok yang tidak jauh darinya itu. Setelah lumayan dekat, Jaehwan sudah siap akan mengejutkan dan--








"Lebih baik Hyung cuci muka dulu, deh,"







Jaehwan mendecak malas dan malah duduk dan memperhatikan sosok yang sedang memasak di depannya.









"Ibu kerja lagi?" Tanya Jaehwan.







Sosok itu mengangguk, "Iya, makanya Sewoon ke sini,"








Jaehwan menghela napas, "masih aja, dia ga kangen ya sama aku? Ga kasian sama kamu?"









Sewoon mengangkat bahunya, tidak tahu mau menjawab apa.









"Ga salah lagi ngambil hak asuh kamu, tapi tetep aja ditinggalin,"









Sewoon tersenyum, lalu menatap Jaehwan, kakak kandungnya dari ayah yang berbeda itu.









"Hyung,"









Jaehwan menghela napas, "iya iya maaf. Hyung mandi dulu,"







Sewoon menatap punggung Jaehwan yang menjauh lalu kembali melanjutkan acara memasaknya.






untitled.

[✔️] untitled. (Kim Jaehwan x Yoon Jisung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang