Chapter 9 (Kelas Vendra)

420 9 4
                                    

“Aku hitung sampai sepuluh. Kalau sampai hitungan sepuluh tak ada yang maju maka murid bernama Catta akan di diskualifikasi.”

“Satu….

Dua…

Tiga…

Empat…

Lima…

Enam…

Tujuh…

Delapan…

Sembilan…

Sep…”

“TUNGGU…” Terdengar teriakan dari balik pintu masuk aula. Dan ternyata pemilik suara itu Catta. Wanita itu berjalan mendekati kursi sang Raja. Tak peduli dengan tatapan orang-orang yang kini sedang melihat ke arahnya, Catta terus berjalan dengan tegap dan pandangan lurus kedepan. Sesampai di depan Raja, ia pun menundukan kepalanya kemudian menatap lelaki tampan di hadapannya. Tanpa sadar mereka terus bertatapan sampai akhinya terdengar suara MC yang mengembalikan mereka ke dalam kesadarannya.

“Tunjukan tato mu” ucap Raja sambil tersenyum simpul.

Catta menatap sekeliling, Ia ragu untuk menunjukan identitasnya sekarang. Ia benar-benar takut dengan tatapan orang-orang yang kini mengarah kepadanya. Catta pun melihat Ray tengah duduk tenang di kursi belakang. Sepertinya hanya dia yang tak menatap Catta. Ah lelaki itu benar-benar cuek. Kemudian Catta mengalihkan pandangannya ke arah Raja, ia melihat senyum manis terukir di lelaki tampan itu. Catta sangat bangga mempunyai Raja sehangat dia. Lelaki itu mampu mencairkan hatinya yang beku saking ketakutan. Ketika Raja mengangguk, Catta mulai menunduk dan melepaskan ikatan kain putih yang menutupi bagian jidatnya.

Aula Jancsi kini menjadi sangat ramai dengat suara gemuruh orang-orang yang melihat ukiran di jidat Catta. Entah apa yang dikatakan orang-orang sepertinya ia tak peduli. Bukan salahnya juga mempunyai tato hijau berbentuk bintang ini. Ini bukan keinginannya. Ini sebuah takdir dan entah itu takdir baik atau sebaliknya.

Tiba-tiba tebing di sebelah panggung bergerak dan berubah bentuk menjadi tangga berwarna abstrak. Orang-orang membelalakan matanya dan menganga tak percaya.

“Wow,,, orang pertama yang masuk kelas Vendra.” teriak MC “Semoga sukses” ucapnya lagi dan kali ini terdengar parau.

“Kasihan sekali dia memasuki kelas  jelek itu.”

“Dia memang pantas berada di kelas Vendra.”

“Sudah ku duga.”

Hampir semua orang mengemukakan pendapatnya. Dan Catta tak dapat menyembunyikan rasa kecewa. Catta pun menunduk dan membalikan badannya untuk berjalan mendekati tangga.

Raja Hans yang melihat itu langsung bangkit dari tempat duduknya kemudian menyentuh pundak Catta hingga wanita itu berbalik dan mengahadap ke arahnya. Di luar dugaan, sang Raja langsung memegang kepala Catta dan mendekatkannya ke arahnya. Hanya perlu menunduk sedikit untuk Raja sampai akhirnya mengecup jidat Catta tepat di bagian tato bintang itu.

Semua orang membelalakan matanya tak percaya. Wanita itu, aahh beruntungnya dia. Semua orang merasa panas melihat adegan di depan. Entah itu cemburu atau iri yang jelas mereka sangat tak suka dengan apa yang mereka lihat sekarang. Tak terkecuali Ray. Entah kenapa rasa panas kini bergejolak di hatinya.

Akhirnya Raja pun melepaskan kecupannya kemudian meletakan kedua tangannya di atas pundak Catta. Catta merasa sangat panas terutama di bagian pipinya, speechless. Mungkin wajahnya kini lebih merah dari udang rebus atau tomat busuk. Ia pun menundukan kepalanya malu. Raja hanya tersenyum melihatnya. Wanita itu terlihat lebih manis bila sedang seperti ini.

Zombie's BrainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang