a/n dulu :)
Haloha, ini ceritaku entah yang keberapa. Udah publish aku unpublish. Kendalanya ya saya kurang percaya diri. Tapi di cerita ini aku berusaha tekun. Jadi terimakasih untuk yang mau membaca apalagi vote sama komentar kalian baik banget!
Itu aja ya.
Happy reading ❤️•••
"Ma, Lula berangkat"
"Dimana Sade?"
"Sade masih di kamar, aku akan-"
"Lebih baik kau tunggu adikmu dan berangkat bersama"
Nakula hanya mengangguk dan kembali duduk di sofa ruang tamu dan memainkan handphonenya.
"La, Lo belum berangkat. Gue pikir Lo duluan ke sekolah" Sahadewa turun dari tangga dengan tergesa-gesa.
"Iya gue disuruh nunggu Lo"
"Sorry gue lama, yuk ke sekolah"
Akhirnya mereka berangkat ke sekolah bersama, ya kali ini adalah hari pertama tahun ajaran baru.
Mungkin akan banyak yang tak mengira bahwa Nakula dan Sahadewa ini adalah saudara kembar.
Wajah mereka tidak begitu mirip, selain fisik. Perilaku mereka juga berbeda.
"Sade gue ke kelas duluan ya" Nakula dengan senyum lebarnya berjalan ke kelasnya dan meninggalkan Sahadewa yang dipanggil oleh temannya. "Ah ya" jawab Sade.
Sahadewa dia berada di kelas 11 MIPA 1 dan Nakula 11 IPS 3 sungguh perbedaan yang kentara jika sudah mengetahui bahwa mereka adalah saudara kembar.
Sahadewa tergolong dalam murid - murid berprestasi di sekolah, lalu Nakula lebih seperti murid biasanya. Tidak begitu pintar namun ya, dipertengahan lah.
Sahadewa dikenal dengan prestasinya lalu Nakula dengan kenakalannya. Bahkan sampai mereka kelas 11 tidak ada yang menyangka mereka adalah saudara kembar.
•••
"Pagi!" Sapa Nakula ria di depan kelas dan disambut oleh dua temannya Nica dan Belta "haii!"
"Nakula, udah buat pr?" Seorang gadis polos mendatangi Nakula yang berkerumun dengan teman sekelas lainnya. "Waduh belum Put, Pr apa emangnya?!" Jawab Nakula panik.
"Nih, pinjem punyaku. Ada Pr Ekonomi" Putri menyodorkan buku tugasnya kepada Nakula dan disambut bahagia dengan Nakula. "Aku bagi ke Nica sama Belta boleh?" Tanya Nakula memastikan jika Putri mengizinkannya.
"Iya boleh, kan sama-sama temen" Putri tersenyum dan meninggalkan Nakula. "Asik, cuk. Kita dipinjemin tugas sama Putri!" Panggil Nakula ke dua temannya.
"Putri emang paling paham dah" kekeh Nica, "putri mah paling best!" Tambah Belta. Dan mereka bertiga fokus menyalin tugas milik Putri.
•••
"Putri ikut ke kantin gak?" Tawar Belta kepada putri yang asik membaca novel, "nggak Bel. Lagi hemat" jawab Putri polos. "Idih, pake uang kita dulu gak ya?" Tawar Nica. "Bener tuh Put, yuk lah!" Paksa Nakula.
"Iya deh" Putri meletakan novelnya dan berjalan kearah 3 sekawan itu. "Mantul kan kalo kek gini, hahaha!" Nica tertawa lebar.
"Jaga mulut, malu terus gue jalan bareng sama Lo" Belta tersenyum kikuk kepada orang orang yang memperhatikan tawa Nica.
"Ah lo mah!" Kesal Nica, "anjingan, Belta. Cuk, itu musuh Lo tuh. Si Jian" Nica menunjuk heboh kearah seorang gadis yang memimpin gerombolannya.
"Cih, ketemu aja gue sama dia!" Geram Belta, "itu Jian Hanalu kan?" Tanya Putri. "Iya itu Jian cabe" jawab Nakula.
"Jangan bikin masalah deh Belta, tahan amarah Lo. Kalo udah keluar dari sekolah. Mau Lo bikin bonyok juga gak apa terserah Lo" Nakula menepuk pundak Belta dan Belta menepisnya.
"Gue masih dendam sama tu bocah, enak bener dia bilang gue ke club malam nyari om om. Yang ada dia tuh yang kek gitu, pake acara bawa gue ke BK lagi!" Amarah Belta nampaknya sudah memuncak, tapi Nakula masih berusaha menenangkan temannya itu.
"Diem deh Lo, mending balik aja kalo kek gini!" Nakula berucap marah dan akhirnya Belta menghela nafas. "Iya lanjut ke kantin aja"
•••
"Putri, Lo duduk disini ya. Gue sama yang lain mau mesen makanan. Lo mau mesen apa?" Nica berdiri di hadapan Putri sembari melirik Belta yang berusaha menahan amarah.
"Ngikut kamu aja Nic" putus Putri, "jangan sampai ada yang duduk disini, kita udah cup" peringat Nakula dan dipahami oleh Putri.
Bekta, Nica dan Nakula pergi untuk memesan pesanan mereka, berselang lama tiba-tiba Jian datang menghampiri Putri. "Minggir, gue sama temen-temen gue mau duduk disini!" Titah Jian. "So-sorry, gue sudah duduk disini sama temen-temen gue. Lo bisa cari tempat yang lain" ucap Putri dan dibalas gebrakan meja oleh Jian.
"Eh culun berani juga Lo ngelawan ya!" Jian berucap marah dan Putri memberanikan dirinya untuk berdiri melawan Jian. "Lo pikir ini sekolah punya nenek moyang Lo, terserah yang lain lah mau duduk dimana aja!"
"Berani ngelawan Lo ya?!" Belum saja Jian melangkah untuk menarik rambut Putri, Nakula dengan langkah santai datang.
"Wow, kita kedatangan tamu. Jauhkan dirimu dari dia, dia punya wilayahnya sendiri" Nakula meletakan mangkuk baksonya dan duduk di sebelah Putri.
"Oh Nakula toh, si berandalan yang berbanding terbalik dengan adiknya!" Sindir Jian dan Nakula hanya santai memakan baksonya.
"Lo ngapain lagi sih, gak punya kerjaan amat ribut di kantin" celetuk Belta yang baru saja duduk bersama Nica. "Lo yang ngapain disini, gak di club malam nyari om om?" Tantang Jian.
"Ini siang, mana ada club malam buka jam segini kalau ada, bukan club malam namanya" jawab Belta dan terkekeh.
"Mending Lo pergi, berisik tau gak?" Nakula berdiri dan menatap lekat Jian. "Lo nya aja yang pergi!" Jawab Jian tak mau kalah.
Nakula kembali memasukan bakso ke mulutnya dengan santai, "gue udah disini dari tadi. Mending lo pergi biar gak jadi bahan tontonan, makan Lo enggak. Tenaga habis iya"
"Lo-" jian hendak menampar Nakula, namun Nakula masih dengan wajah santainya melepehkan bakso yang ada di mulutnya ke wajah dan seragam Jian.
"Banyak bacot!" Dan Nakula kembali duduk dan menyeruput kuah baksonya langsung dari mangkuk bakso.
"Anjing!" Maki Jian dan berlalu pergi di ikuti teman-temannya.
Dan sesaat setelah itu kantin riuh tepuk tangan untuk Nakula dan Nakula hanya tersenyum sinis untuk itu.
Nah gimana? Bagus gak?
Semoga suka tunggu chapter berikutnya. Terimakasih banyak.
Bubbyee Lil bye ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Nakula
Teen FictionHiatus sebentar ya💌 Nakula, hidupnya bisa dibilang sedikit lebih berantakan dari pada saudaranya Sahadewa. Ia berbanding terbalik dengan adiknya, dia merasa bosan jika dibandingkan dengan adiknya. Segala hal selalu ada pada adiknya, keberuntungan...