Sret.. Sret.. Sret..
Beberapa kali ia mengasah pena di atas kertas kosong. Menghilangkan jenuh, ia asal menggeret-geret pena kesana-kemari dan hasilnya, huftt.
"kenapa muka dia sih? Aku kan ga ada niatan, malah gatau mau gambar apa." batinnya bicara.
Diraihnya kertas itu oleh teman sebangkunya; Althair. "whoaa... Keren amat!" ucapnya kagum. Dibalik kalimatnya itu, tersirat secercah maksud lain. "kenapa dia ga pernah gambar muka gue. Kenapa harus Adnan? Sempurna banget, ga boong!"
🍒
Kini, empat sejoli itu pun berada di taman dekat rumah Nila. Mereka berjalan-jalan dan sedikit membeli makanan khas anak kecil. Kalau saja, anak-anak kecil sekarang masih sama dengan yang dulu. Karena Sekarang Nila sedikit tidak menyukai mereka karena mereka sering mengatur layaknya orang dewasa, cara bersikap dan tata bicaranya pun tak kalah dengan orang dewasa.
Lebih parah lagi, Althair dan Nila sering melihat anak kecil laki-laki yang sekitar masih duduk dibangku sekolah dasar itu menyatakan cinta pada anak perempuan sebaya yang disukainya dan disoraki anak-anak kecil yang lain, seperti; "ciyee..ciyee"
Hmm, seperti itulah. Lanjut ke cerita.
Tersisa Alda dan Althair berjalan mengelilingi taman itu. Jangan tanya, Nila sudah pasti diculik Virgin untuk membeli makanan ringan, tak peduli panas hujan badai, pokoknya "snack for life!".
Untuk pertama kalinya, Althair bergerutu pelan sembari mendesah pasrah dan menendang batu dan ranting ke sembarang arah.
Alda buka suara, "lo kenapa?" pertanyaan yang dilontarkan Alda justru membuatnya semakin geram menggerutu. Althair mengerucutkan bibir, "Kena friendzone." jawabnya sembari menatap Alda dalam seakan ingin menyatakan sesuatu.
Alda mengembangkan senyuman tanpa Althair ketahui. "serius? ih, kok gue gatau, sama siapa?" Alda sumringah memperlihatkan gigi manisnya. Althair memutar kepalanya menatap dalam manik cokelat Alda yang masih tersenyum sempurna, "Nila."
Wshhh..
Semilir angin kencang memburu dada Alda. Bibirnya terkatup rapat, berpikir apa tadi Althair tahu kalau dia menyukainya melalui ekspresinya tadi? Ya, sejak lama Alda memang menyukai Althair. Namun Althair lebih memperhatikan Nila tanpa melihat sekitar.
"ho? Kenapa?" Althair membuka mulut setelah membisu beberapa lama membuat Alda tersentak dengan tampang blo'on dan dengan cepat ia menggelengkan kepalaya sontak.
"ga. Gue juga LAGI kena friendzone kok. Santai aja, nanti juga move on" jawabnya terus terang dengan percaya diri menampilkan senyum smirk. Gadis dengan rambut terurai itu juga sengaja menekan kata 'Lagi' pada tiap kalimat yang keluar lewat bibirnya. Ya siapa tau dia peka kan mhwhw. Batinnya.
"ha? Serius? Ama siapa woy! gue gatau njay" Althair antusias sembari mendengus, dan tidak sengaja menyibak rambut Alda lembut, orang yang merasakannya pun dibuatnya ingin sekali memeluk pria di depannya ini untuk memamerkan pada orang-orang yang genit pada Althair, atau ibu-ibu rumah tangga yang lewat melihatnya sirik.
"eh, sorry, ga sengaja" Althair kembali bersikap seperti biasa.
'uuh, gapapa sayang, gapapa! Gini aja terus, ayolah!' hati Alda bicara sedang wajahnya hanya mengerutkan senyuman . Teringin sekali ia menarik kembali tangan Althair.
"astaga dragon, gue nanya lo malah bengong! sama siapa, heh!"
'kamu, Althair, kamu!! Hmm, gemesh deh!' batinnya gemas namun masih dengan ekspresi biasa. Alda memang ahlinya membuat topeng wajah datar meski hatinya berkata lain.
Belum terdengar Alda menjawab, kini suara jeritan Nila terdengar hingga Althair menghampirinya gembira dan ditatap sendu oleh Alda.
Virgin menarik-nariknya paksa Nila yang sedang membawa plastik besar berisi beberapa minuman didalamnya dan dilerai oleh Althair sesekali dengan mengambil ancang-ancang memeluk.
Alda masih memantaunya sembari duduk. Berharap Althair tidak memeluknya, kalau iya, awas aja! Tapi atas dasar apa? Entahlah.
Dan, ya! Saat itu, Alda menggoda Nila bahwa ada orang yang dulu pernah ia sukai dan tergila-gila dengannya agar Nila tidak bisa move on, otomatis ia masih bertahan dengan orang itu dan menjauhi Althair, sehingga ia bisa dengan mudah mendekati Althair.
Hmm, licik juga.
"weh, Nila!" teriak Virgin membuat orang yang dipanggil tersentak kaget dan reflek memukul lengan Saski.
"apa?!" pelototan didapatkan Saski dari Nila.
"weleh-weleh, beli jus jambu lah!" ajaknya.
Ketiga temannya geleng-geleng kepala. Heran masih saja suka menguras kantong. Nila pun mengeluarkan segala unek-uneknya. Sudah lelah ia ditarik-tarik terus, ia berpikir mengapa ia terobsesi sekali mengusiknya pergi menunaikan apa yang ia mau, sesekali ajak Alda kek.
Nila menghela napas pasrah, "hmm, tau ngga? KAMU UDAH MINUM TIGA GELAS ES JERUK DI RUMAH AKU, TADI JUGA KAMU BELI MINUM BANYAK KAN? NAH ITU BUAT APA, IJIN! hftt, cinta banget deh aku sama kamu." ucapnya penuh penekanan. Virgin takjub. Meski ia sudah mencoba marah-marah, namun tetap saja pesona pemalunya tak juga pudar.
"nanti kalau ada apa-apa, toilet susah dong, cinta" lanjutnya dengan emosi yang kembali stabil sembari menaruh kedua tangannya di atas kepala membentuk 'love'. Virgin justru tidak mengalah dan tetap menentang ucapan Nila itu. Parahnya lagi, ia malah memajukan dagunya mengarah pada mushola di ujung taman itu. Nila pun menepuk dahinya. Lelah sekali memang mengurus anak yang satu ini, terlebih ia lupa kalau taman dekat rumahnya itu punya mushola. pendeknya ingatanku ini ya lord.
🍒
"yok, dipilih dipilih dipilih!" tawar Virgin layaknya pedagang dan langsung segera disambar Althair dan Alda.
Althair mengambil jus sirsak, sedangkan Alda menyambar jus mangga. Dilihatnya Nila belum mengambil apapun.
"Nila ambil itu, nanti diembat Ijin lho!" Alda buka suara.
Setelah Alda bicara seperti itu, Althair justru berdiri dan mengambilkan jus buah naga favorit Nila. Oh, jadi Alda bicara untuk mendekatkan keduanya saja? Ya baiklah.
Dua menit Alda merenung layaknya mau menghadapi UN.
"Da!"
'eh? Ya lord, gue dipanggil? Gue dipanggil Althair subhanallah!!' syukur Alda dalam benaknya.
Meski begitu, Alda tetap saja menoleh dengan ekspresi biasa. Wajah tak sejalan dengan hati.
Disambut wajah Alda, Althair langsung melempar jus sirsak yang tadi diminumnya dan Alda menangkap gesit tak meleset.
Alda menaikkan sebelah alis.
"buat Alda, ehe, maap bekas yaw." Althair terkekeh.
'uuh, gapapa sayang, gapapa!!! Alhamdulillah! Bukan masalah jusnya, tapi ini punya Althair!! Yeeeayy, terimakasih Alda ucapkan yaallah! Punya Althair, punya Alda juga.' batinnya masih dengan ekspresi biasa. Haha, aneh sih memang.
Alda pun perlahan menyeruput jus sirsak 'bekas' Althair tadi dengan perlahan dan shy shy cat.
🍒
Hmmmmmm :D
Flat kan? mhwhw:)
sekali lagi nadin peringatkan,AKU BENCI SIDER!!!
jangan silent reader dong:( nadin cape ngetiknya, vote gitu lah:(
Yaudalah ya, makasi..
Salam kiyowo
—NajwaAndhini—
❤❤❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
INTROVERT - destiny
Novela JuvenilAntara cinta dan kebutuhan. Mana yang harus dipenuhi? Murni cinta, atau membutuhkan "cinta"? Mengenal cinta, mengapa begitu sulit? Di satu sisi, Nila sangat mencintai seseorang yang sudah lama menjadi sahabatnya, dan Nila memerlukan cinta itu. Di...