5
Ketika Hinata membuka matanya, dia mendapati dirinya terbangun di ranjang besar dengan sinar matahari menerobos masuk. Melihat sekeliling, Hinata melihat kamar dengan batu marmer keabu-abuan, tanpa hiasan, sinar matahari memenuhi ruangan, dan itu membuat dia menghela nafas.Hinata hampir merasa terbiasa dengan pemandangan asing saat dia membuka mata, dia turun dari ranjang yang hangat itu dan menyentuh lehernya, merasakan kalungnya masih ada dan dia menjadi lega.
Meskipun dia terlalu terbebani untuk memiliki kalung misterius dengan sihir kuat itu, tapi Hinata tentu tidak bisa kehilangan kalungnya saat dia masih belum bisa pulang. Hanya Blue Ice yang bisa membatunya pulang.
Melihat sekeliling, dia kembali mendesah. Mungkin, diwaktu lain Hinata harus mempertahankan kesadarannya agar tidak selalu bangun ditempat yang asing.
Selesai melihat keseluruhan ruangan batu, dia berganti melihat tubuhnya yang telah berganti pakaian.
Kain sehalus sutra berwarna coklat kehijauan yang menempel di badannya hanya terkait satu sama lain hingga menjadi sebuah gaun panjang, Hinata meraba tubuhnya dan wajahnya memerah karena dia tidak memakai Bra ataupun celana dalam.
"Apa-apaan ini?"
Saat Hinata masih meraba dan berpikir hilang kemana semua baju dan pakaian dalamnya, pintu ganda besar dari kamarnya berderit terbuka dan dua orang wanita masuk ke dalam.
Tatapan Hinata secara alami bergeser ke arah dua wanita yang baru saja masuk. Wajah Hinata dipenuhi dengan kebingungan dan tatapan bertanya ketika dua wanita itu melihatnya dengan senyum ramah.
"Anda sudah bangun, nona." Seorang wanita yang membawa nampan berisi kain seperti handuk mendekat padanya.
"Eh...." dia mengerti bahasaku? Hinata bertanya dalam pikirannya.
"Saya diberitahu Master Sasuke jika nona memakai bahasa manusia untuk berkomunikasi." Wanita itu menjelaskan tiba-tiba, membuat Hinata sedikit terkejut karena pikirannya bisa ditebak semudah itu.
"Seharusnya nona tidak bangun dulu, nona kehilangan hampir seluruh energi nona saat Master Sasuke membawa nona kemarin." Seorang wanita yang lain berkata mengingatkan, dia membawa nampan berisi buah yang tidak pernah Hinata lihat sebelumnya didalam piring. Buah itu berbentuk seperti apel, tapi warnanya emas dan berkilauan.
"Kemarin? Apa aku tertidur seharian?"
"Anda tidak tertidur nona, anda kehilangan energi, pingsan adalah kata yang tepat." Lisa membuka pemikirannya.
"Di mana aku sekarang?"
"Nona berada di kastil milik Master Uchiha Sasuke, pemimpin Firewall." Jawab Lisa, senyumnya tetap bertahan di bibirnya.
"Apa?"
Dua wanita itu bertukar pandang sebelum tersenyum penuh arti pada Hinata. Wanita dengan nampan handuk melangkah ke ranjang dan meletakkan nampannya disana, lalu mendekat pada Hinata dan membungkuk. Wanita dengan nampan buah juga melakukan hal yang sama sehingga membuat Hinata mundur satu langkah karena merasa canggung.
"Saya Lisa, nona, dan ini Marry," Lisa menegakkan tubuhnya saat memperkenalkan wanita disampingnya "Mulai hari ini kami berdua bertugas untuk mengurus segala kebutuhan nona selama masa tahanan."
"A-ap-apa? Tahanan?"
"Benar, nona." Kata Lisa.
"Ba-bagaimana bisa? Aku tidak bisa terus disini, aku harus pulang!" Hinata berseru, kemarahannya tiba-tiba meledak keluar, tapi itu tidak mempengaruhi Lisa dan Marry, mereka masih tetap tersenyum dan melihat Hinata dengan ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND LEAVES
FanfictionSasuHina Lebih dari delapan abad lalu, kaum peri berjaya, mereka hampir menguasai semua hutan di dunia. Mereka hidup dari hutan dan memakai sihir untuk bertahan hidup. Tapi, sihir selalu mempunyai sisi gelapnya sendiri. Sasuke Uchiha adalah dark elv...