Keynal berdiri sambil memandangi wajah damai Kinal yang tengah berbaring memejamkan mata diatas bangsal. Ucapan dokter beberapa saat yang lalu terlintas begitu saja.
"Akibat benturan keras pada kepalanya menyebabkan cidera susunan saraf (neurotrauma) di otak. Dan akibat dari cidera itu terjadi benturan antara otak dan tengkorak"
Dokter bernama Roni itu membenarkan kacamatanya sambil melirik Kinal yang tengah berbaring dengan tenangnya.
"Trauma pada otak menyebabkan pembengkakan otak dan berkembang menjadi perdarahan."Keynal mendengar seksama apa yang di jelaskan oleh dokter Roni. Matanya selalu melihat gerak-gerik bibir itu berbicara. "Bila itu terjadi adik anda akan mengalami penurunan kesadaran atau koma hingga.."
Mata Keynal langsung mendelik mendengar kata hingga.
"Kita lihat satu Minggu kedepan, jika adik anda tidak menunjukkan tanda-tanda akan siuman, maka sudah di pastikan adik anda 'koma'." Mendengar kata 'koma' seolah oksigen menipis untuk di hirup oleh Keynal. 'Koma koma koma' kata-kata itu terus bergentayangan di kepala Keynal.
"Lo ngga boleh koma. Sampe kapan pun lo ngga boleh lemah. Cepat bangun! Ganggu gue dengan kekonyolan lo. Gue benci lo diam aja kayak gitu"
"Gue ngga bakalan maafin lo kalo lo tidur lebih dari seminggu!" Keynal memarahi Kinal seolah Kinal bisa mendengar apa yang dia omongkan.
"Lo tau Nal, gue benci menunggu. Lo tau sendiri kan gimana akibatnya orang kalo udah buat gue menunggu? Kalo lo ngga mau bernasib kayak mereka, cepat buka mata lo! Lo masih punya hutang janji sama gue!"
"Gue yakin lo denger apa yang gue ucapin, secepatnya Lo harus bangun. Setelahnya baru lo tepati janji lo"
"Gue pamit sebentar. Ngga usah manja di tinggal, bentar lagi Zara bakalan datang. Dan ketika gue balik, gue maunya lo udah melekin mata lo! Lo harus! Lo tau kan gue gimana? Kalo gue udah mau yang itu ya harus itu. Sekarang gue maunya lo sadar dan harus sadar. Ngerti!"
Setelah mengucapkan itu Keynal tertunduk. Hanya sebentar, setelahnya dia menegakkan pandangan lalu menatap dengan lekat wajah Kinal.
Tangannya terkepal kuat tatapan nya mulai menajam.
"Mereka harus bayar atas semua penderitaan gue!"
Keynal berbalik dan meninggalkan ruang inap Kinal.
_____
Boby memperhatikan dengan seksama rekaman video cctv yang diambil dari cctv jalan saat kejadian di mana Kinal di hajar dan diculik.
Tak henti-hentinya Boby memutar ulang pada video tersebut.
Dia tidak habis pikir dengan gambar seseorang di sana.
Orang yang dia anggap selama ini sebagai teman ternyata seorang lawan. Ibarat kata nih ya 'ada udang di balik adonan bakwan' 'musuh dalam selimut'
Dia tahu betul siapa orang itu. Tangannya terkepal kuat rahangnya pun ikut mengertak.
Satu pelajaran yang bisa dia petik dari sini. Dia semakin percaya dengan kata-kata 'orang yang covernya baik belum tentu dalamnya juga baik sebaik luarnya. Begitupun sebaliknya orang yang kelihatan jahat belum tentu hatinya seburuk penampilannya.
Hidup itu ironis ya. Sampai-sampai ngga bisa bedain mana yang sebenarnya baik mana yang pura-pura baik, mana yang tulus mana yang modus, mana yang real mana feak.
Tapi satu cara untuk mengatasi kesalahpahaman disini. Selalulah berprasangka baik. Karena sesuatu yang baik akan membawa kebaikan juga. Percaya, dalam hidup begitulah hukumnya.