One Day

18 1 0
                                    


          Masalah rumah tangga memang tidak baik untuk di ceritakan kepada orang lain, Aku selalu berpikiran seperti itu sehingga aku ingin memendamnya sendiri saat ini, memang sesak rasanya jika itu terjadi.

          Aku berada pada keramaian, tetapi ku sendiri disana. Tak ada yang tahu tentang hati ini, bahwa  butuh semua ini.

          "Ma, Kakak yang duluan," kata Lina kepada Mamaku sambil menangis marah.

          Aku bertujuh bersaudara, tiga kakak perempuan, satu kakak laki-laki, dan satu adik laki-laki. Kakak perempuan pertamaku sudah dipanggil oleh Tuhan, akibat kecelakaan lima tahun silam.

          "Kamu yang duluan," Balas Vani sambil menunjuk Lina.

          Aku menyaksikan kejadian yang sudah biasa itu, hampir setiap hari Kak Lina dan Kak Vani bertengkar, Mama menangis, dan Aku menatap mereka takut.

          Aku memasuki kamar, enggan melihat pertengkaran itu lagi. Memeluk guling ditemani lagu Ada Cinta sesak rasanya, entahlah saat ini aku ingin sendiri.

          Tuhan... Kapan semuanya segera berakhir?

          Aku membuka Instagram, bukan untuk curhat kegalauan ini, karena Aku bukan gadis alay yang sedikit-sedikit langsung curhat. Aku mencari #videolucu yang setidaknya bisa menghiburku.

          Bukannya video lucu yang kulihat, tetapi kesedihan semakin menjadi ketika melihat gaya pacaran anak sekarang, anak SD sudah berani ciuman bibir? Aku yang masih SMP bahkan tidak ingin untuk pacaran, katakanlah aku sok alim, tetapi aku sudah berpengalaman menjadi guru bk orang pacaran.

***

          Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, tetapi Aku mengapa begitu benci dengan kehidupan ini? Aku hanya bisa terisak, saat hati kecilku mengatakan ini. Tak ada kehidupan yang perfect, karena dibalik itu semua pasti ada tantangan yang mereka lewati.

          Aku tak yakin bisa melewati ini semua, entahlah Mimpi terkadang hanya mimpi, tidak pernah ada yang berubah. Mimpi sederhana akan sulit tercapai, karena disana kita butuh dimengerti saja.

          Hidup ini memang penuh cobaan, entahlah jika kalian menjadi aku, mungkin kita berbeda tetapi satu tujuan, hanya ingin bahagia, itu saja.

          Kebahagiaan pertama pasti didapatkan dari keluarga, tetapi bagaimana jika kebahagiaan ini tidak berasal dari keluarga. Sendiri, Menangis, dan segala apapun tak ada yang mendukung, hanya mendukung jika ada tamu saja, mungkin begitulah.

          Mulut ini tak bisa berucap, Aku tidak ingin mengatakannya, biarkanlah sepi ditemani sesak disini, itu cukup.

          Jika mengingat semua kisah lama, Aku ingin menjadi gadis kecil, dimana mereka semua bisa memanjakan ku, Aku tidak perlu pusing memikirkan semua masalah ini, Aku bahagia saat itu bermain masak-masak, bermain dokter-dokteran, dan lain-lainnya, tetapi waktu terus bergulir secara cepat, tak ada yang disesali untuk saat ini.

          Aku selalu membandingkan kehidupanku dengan kehidupan temanku, mereka tampak bahagia sekali, terkadang baju baru, makan bersama, tawa dan canda, menemani hari-hari mereka, Mereka masih menikmati itu semua.

          Bolehkan Aku untuk berteriak detik ini? Mengatakan Aku tak sanggup lagi, tiada hari tanpa bahagia menurutku.

***

          "Ma, masak apa hari ini?"

          "Ya Allah, Mama gak masak, tapi kalian baru pulang sekolah," jawab Mama dengan sinis.

          "Trus, makan apa lagi?" tanyaku dengan kesal.

          "Dadar telur, masak aja sendiri."

          Aku menghentakkan kaki kesal, masuk ke kamar dan mengganti seragam sekolahku.

          Entahlah, Aku tak tahu tentang perasaan hati ini, terkadang ku ingin di mengerti.

***

          Langit malam, sampaikan salamku kepada Bintang di hatiku.

          Bintang dimana selalu membuatku bahagia

         Bintang yang selalu membuatku menangis

        Bintang yang bisa membuatku kecewa

        Ma, Aku ingin seperti dulu kembali :)

***

          Hanya bait per bait yang dapat kutulis, Tentang semua isi hati ini, Hati dimana yang terkadang tak kuat lagi menampung semuanya, Sesak rasanya seakan-akan ingin dilemparkan sesak ini kepada mereka, Sayangnya mereka tak ada yang mengerti.

          Jika , Tuhan mengizinkan, Aku ingin untuk mengakhiri semuanya, Aku lelah terhada semua ini, Aku ingin pergi membawa luka yang ada ini.

          Aku tak dapat percaya pada siapapun, hanya tawa palsu yang dapat kuberikan tanpa memperlihatkan keadaan asli ku. 

          One Day, Aku ingin semuanya berubah, Berubah dengan baik.

***

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 11, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Gadis MimpiWhere stories live. Discover now