Seven

243 47 17
                                    

untitled.

.aku takut apa yang kurasakan tidak seperti yang kaurasakan.










Tuk.





Jisung menoleh, mendapati satu gelas plastik jus di depan matanya. Ia mendongak dan mendapati senyuman khas dari seorang Kang Daniel.






Jisung melepas earphone-nya begitu Daniel telah duduk di depannya dan kembali menyodorkan gelas jus di hadapannya.






"Strawberry," ujar Daniel.








Jisung terkekeh lalu mengambil jus itu dan menyesapnya, "terima kasih," ucap Jisung setelah meminum seteguk jus stroberi kesukaannya.








"Moodnya ga jelek lagi kan? Makanya gue beliin jus, hehe,"








Jisung memutar bolanya malas. Pemuda di hadapannya ini sangat suka menyinggung sebuah kejadian.










"Sendirian aja?" Tanya Jisung setelah sadar bahwa Daniel tidak bersama sahabatnya.








"Sengaja,"







Jisung mengerutkan dahinya, bingung atas jawaban yang diberikan oleh Daniel.






"Kenapa gitu?"









"Biar ga ada yang ganggu gue bareng Hyung," jawab Daniel lalu menopang dagunya pada satu tangan, menatap Jisung dengan tatapan lembutnya.










Jisung mengerjapkan mata dengan cepat. Ia tidak tahu harus merespon bagaimana, yang jelas ia sedang salah tingkah.









Daniel tertawa melihat tingkah Jisung sehingga membuat Jisung menatapnya dengan tatapan membunuh. Sialan Kang Daniel.









"Pergi sana!" usir Jisung dengan nada ngambeknya.










"Jahat banget, sih, sama pangeran," ujar Daniel sambil menghindari pukulan yang diberikan oleh Jisung.








"Nyebelin banget sih lo!"


















"Daniel! Jisung Hyung!"






Daniel dan Jisung menoleh. Dari kejauhan sosok Jaehwan mulai berjalan mendekati mereka. Daniel melambai tapi tidak dengan Jisung yang jantungnya kini berdegup tidak karuan.






Entah kenapa, dia jadi ingat kejadian beberapa hari yang lalu, dan sejak saat itu mereka memang tidak pernah benar-benar bertemu lagi, sehingga membuat mereka kembali canggung.









"Ga ada kelas lo?" Tanya Jaehwan ke Daniel.










Daniel mengangguk, "ada tadi pagi, terus kosong, gabut gue,"











"Anjir enak banget. Gue mau kumpulan habis ini, hadeuh,"









"Sok sibuk, anjir,"









"Ga usah ngegas, badak,"








Lalu mereka saling tertawa. Author mikir apa faedahnya.










Jisung cuma nunduk, ga tau mau ngapain di antara kedua sahabat ini. Ia akhirnya memilih kembali fokus dengan novelnya tadi.









Jaehwan melirik Jisung yang sedang membaca. Melihat itu, Daniel ikut menatap Jisung. Daniel tersenyum, Jaehwan melihatnya, hatinya mendadak nyeri.









"Hyung," panggil Daniel.









Jisung menoleh, menatap Daniel lalu melirik Jaehwan sebentar lalu kembali menatap Daniel dan memasang wajah penuh tanya kepada pemuda itu.










"Katanya di Hongdae lagi ada pameran buku, mau ke sana ga?"









Mata Jisung berbinar, ia terlihat sangat excited tanpa sadar menutup bukunya dan nampak fokus dengan Daniel.











Jaehwan melihat semuanya, tanpa sadar menjadi kembali tidak terlihat di antara mereka. Jaehwan telah menyimpulkan sesuatu setelah sebelumnya ragu. Yah, Daniel sama sepertinya.
















Menyukai Jisung.
















Dan, ia kalah.











Jaehwan tersenyum memperhatikan Jisung yang menanyakan banyak hal mengenai pameran buku di Hongdae. Jaehwan yakin eksistensinya sudah tidak ada lagi di sini.









Dengan ragu ia membuka bibir, "gue duluan ya, Niel," ujarnya.








Daniel menoleh, "oh, iya. Bye!" lalu Daniel kembali memfokuskan pandangannya pada Jisung.










Sesak.









.
.
.




Jaehwan tidak fokus sama sekali selama rapat pertemuan acara besar sekolah hari ini. Kebetulan ia duduk di belakang, sehingga yang dilakukannya hanya bermain ponsel dan bertanya dalam hati kapan kegiatan ini selesai.








Ingin rasanya ia pergi saja. Menyesal sudah menyanggupi pertemuan hari ini.








Setelah beberapa menit, akhirnya pertemuan selesai. Jaehwan bernapas lega begitu keluar dari ruang pertemuan ini.








"Jaehwan?"








Jaehwan yang merasa namanya dipanggil langsung menoleh. Ia tersenyum dan melambaikan tangan  begitu tahu siapa yang memanggilnya.








"Hai, Hyun,"







"Lo panitia juga?" Tanya Minhyun.







Jaehwan menggeleng, "gue bintang tamu, cuy," sombongnya.








"Gila sombong banget,"







Mereka pun tertawa karena hal itu. Minhyun menoleh ke kiri dan ke kanan lalu menerka-nerka sepertinya tidak ada siapapun yang bisa ia ajak pergi sekarang. Kecuali...









"Eh, Hwan. Lu kosong ga?"










Jaehwan berpikir, kemudian mengangguk.












"Temenin gue ke Hongdae, yuk? Ke pameran buku,"








untitled.

[✔️] untitled. (Kim Jaehwan x Yoon Jisung) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang