36. Laut dan Keheningannya

10.8K 1K 180
                                    

"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang (biasa) kamu seru, kecuali Dia. Tetapi ketika Dia menyelamatkan kamu ke daratan kamu berpaling (dari-Nya). Dan manusia memang selalu ingkar (tidak bersyukur)."
(QS. Al-Isra' 17: Ayat 67)

13 Bulan lalu

Berhari-hari, berminggu-minggu, Nazmal membungkamkan dirinya. Ia duduk seperti orang tak berdaya, setiap hari ia hanya memberikan tatapan yang kosong. Bahkan, saat Hans mendatanginya, ia tak melakukan apa-apa seperti orang yang sudah menyerah.

Sebelumnya Lusiana menguping pembicaraan Hans dan Nazmal yang sempat membuat kegaduhan. Ia baru tahu saat itu jika Nazmal ternyata mempunyai seorang istri. Lusiana menyadari betapa menyakitkan kenyataan yang dirasakan oleh Nazmal. Entah apa yang dilakukan si Hans berengsek itu, tapi Lusiana sadar jika Hans melakukan istri Nazmal seperti apa yang biasa Hans lakukan pada Lusiana.

Sejak kejadian itu sepertinya Nazmal sempat pingsan satu hari, lalu pada saat itu pula ia tak mengeluarkan suaranya. Lusiana selalu memanggilnya tapi Nazmal tak pernah menyahutnya. Saat Hans mendatanginya pun, Hans malah tertawa pada Nazmal. Lusiana sangatlah khawatir padanya, ia takut jika lelaki itu lebih memilih mati daripada memperjuangkan kebebasannya.

Ia takut jika nasib Nazmal seperti dua orang lelaki yang ada di depan selnya. Mereka berdua mati dalam waktu yang singkat karena sudah tak diberi makanan oleh orang-orang Hans. Sedangkan Nazmal untuk saat ini masih mendapatkan sepotong Roti kering, ia beruntung dan mungkin Nazmal masih dibutuhkan oleh orang itu.

Lusiana bergerak lalu berjalan ke depan selnya, kemudian ia memegang jeruji besi itu. Ia menengok pada sel Nazmal.
"Nazmal?!" panggilnya.

Nazmal tak menyahut panggilannya, padahal ia tahu jika Nazmal sedang sadar saat ini.

"Nazmal!!"

Ia tak menyahutnya lagi.

Lama-lama Lusiana kesal, lalu ia berbicara lagi pada Nazmal. "Bisakah kamu dengar ucapan saya? Sudah berapa kali saya memanggilmu tapi kamu tak pernah menyahutnya?!"

lagi-lagi hanya keheningan yang diterima oleh Lusiana. Sejenak ia mengambil nafasnya, kemudian ia pun menghembuskannya. "Nazmal?" ucapnya beberapa jeda,
"Saya mengerti dengan hal yang menimpamu saat ini, saya tahu semuanya akan terasa berat. Kau sudah tahu kan bagaimana keadaan saya saat ini juga? Saya juga tersiksa, orang-orang di sekeliling saya pun tersiksa. Sebelum saya di bawa kesini, sudah berapa kali saya melihat beberapa pengikut saya mati tertembak, terpenggal, atau hilang tiba-tiba. Saya sangat menyayangi mereka, mereka semua sudah saya anggap sebagai saudara saya sendiri. Saya mengerti orang-orang itu melakukan hal yang hina kepada istrimu, tapi kau tidak tahu dengan apa yang mereka lakukan kepada lelaki yang sempat saya cintai. Mereka memaksa saya melihat kejadian saat dia mati dengan kepala yang pecah oleh palu yang terus-menerus mereka hantamkan.

Kau tahu? Rasanya sakit jika dilihat, rasanya perih saat lelaki itu meninggalkan saya tanpa ucapan selamat tinggal. Dengan tawa mereka bahkan menyamarkan suara tangisan saya. Tapi saya tahu, saat itu saya sadar jika ada yang harus saya pertahankan. Saya harus menyembunyikan keberadaan kakak saya yang saya sayangi. Seperti istrimu, saya tahu kamu sangat mencintainya, saya tahu jika kamu sangat menyayanginya. Tapi, saya hanya ingin kamu tidak menyerah seperti orang yang kehilangan harapan. Sudah banyak manusia yang meninggal di lorong ini, mereka hanya kehilangan harapan dan merasa putus asa.

Izinkan Aku Memilikimu 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang