00

203 35 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Recommendation song; Home—Gabriel Aplin

♡♡♡♡♡

Rintik hujan sudah tak lagi terasa deras. Yang tersisa hanya sebagian besar lubang di pinggir jalan yang kini terpenuhi air bekas dari sisa-sisanya.

Orang-orang kini telah kembali berlalu lalang seperti sedia kala. Meneror tujuan dengan langkah kaki yang santer. Menyenggol bahu sesama yang berada di samping secara tak sengaja—mungkin terdengar lebih fasih jika diungkapkan; tak peduli.

Angin dingin sisa dari mendung dan rintik-rintik air hujan
berderu sengau menubruk dengan debu polusi kendaraan. Membuat mantel-mantel kusut secara naluriah dieratkan lebih ketat dan rapat. Syal-syal kembali diikatkan dengan rapat pada leher yang membeku.

Setidaknya hal itu bisa Irish sampaikan secara benar dengan penjelasan yang bersifat nyata. Tanpa deskriptifa kalimat yang bombas.

Karena apa yang orang-orang dilakukan di sore petang yang mendung ini, juga Irish lakuka. Membelah dinginnya angin yang semakin membekukan tulang sendi. Uap dari mulut ke mulut semakin menjadi entisitas nyata.

Coat biru pudar yang dikenakan semakin menjadi sasaran telapak tangan yang berkeringat. Menarik sisi di kanan dan sisi di kiri, meremasnya dengan kepalan telapak yang semakin licin akibat dari peluh kecemasan.

Kedua mata bergulir tak beraturan mengikuti langkah kaki yang terbalut sneakers hitam yang tak henti melangkah maju memakan jalan setapak demi setapak. Anakan rambut yang tak ikut dikunciran berterbangan mengikuti hembusan angin yang mendesau ke arah barat.

Spotlight effect di cuaca yang buruk semakin membuatnya tak keruan. Ia rasa tatapan semua orang sedang mencoba membuat dirinya tenggelam kedalam rasa kalut yang tak menyenangkan.

400 meter lagi. 200 meter lagi. 100 meter lagi. 80. Bibirnya bergetar risau karena suhu udara yang semakin rendah. Membuat satu sisi dalam hatinya terus bergumam menenangkan. Mencoba mengabaikan lalu lalang orang-orang yang terus ada. Semakin banyak, banyak—dan ini tidak bagus sama sekali.

60 meter lagi. Ayolah! Dirinya sudah terasa di ambang batas sampai, membuat seluruh performa kinerja jantung berdetak anomaly. Sampai tiba-tiba;

"Akh! Maafkan aku, Nona."

Sial, ini memang tak akan berjalan lancar. Irish tak memperdulikan apa yang barusan terjadi. Hatinya yang semakin kalut secara reflek membuat kakinya semakin menambah laju kecepatan. Orang-orang yang masih terjangkau dengan jaraknya menoleh yang secara otomatis membuat keringat semakin membanjiri punggungnya. Kalau ditelaah aneh juga—karena sore ini kan hujan baru berhenti mendera dan, ini musim gugur!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PseudoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang