Ketika Yuki sampai di rumah langsung disambut dengan bunda Maya dan ditarik masuk ke-rumahnya."Yuki sayang temenin bunda-mu ini masak yaa buat makan malam, kita akan makan bersama, udah lama nih bunda engga makan bareng sama anak-anak bunda."
"Iya Bunda."
Yuki ke rumah bunda masih menggunakan atribut lengkap, karena ia tidak di izinkan untuk bebersihan terlebih dahulu.
Ketika sampai di depan rumah bunda ternyata Anisa sedang berada di sana. Yuki menatap mereka dengan ekspresi yang sulit diartikan, karena melihat Al sedang tersenyum bersama Anisa. Dia menatap miris kondisinya sekarang, karena Al tidak pernah memberikan senyum manis untuknya.
"Assalamualaikum," salam Bunda dan Yuki.
"Wa'alaikum salam," jawab Al dan Anisa berbarengan.
"Ehhh kak Yuki, harusnya tadi kita bareng aja kak pulangnya, kalau tau tadi kak Yuki pulang di jam yang sama kayak aku dan kak Al."
"Oh iya ya, Al kenapa kamu tadi engga bareng sama Yuki sekalian, jadinya Yuki-nya Bunda engga naik ojek,” dari raut wajah wanita paruh baya itu terlihat ekspresi marah.
"Eeeehhh engga papa bun, soalnya aku tadi udah mesen ojek duluan sebelum Al keluar kampus, jadi kita sama-sama engga tau," alasan Yuki, karena dia tau ada atmosfer yang berbeda dari pertanyaan bunda Maya.
"Owalah yasudah, Bunda sangka kak Al engga mau bareng sama kamu, jahat amat dia," ucap Bunda dengan muka juteknya dan berlalu begitu saja menuju dapur.
"Ehh kalau gitu kak Yuki pamit kebelakang dulu ya Annisa."
"Iyaa Kak Yuki."
Sepanjang obrolan kami tadi, Al hanya diam menyimak, wajahnya seolah-olah menggambarkan ketidaknyamanan karena kehadiran Yuki di sana.
Setelah menaruh tasnya di sofa yang ada diruang TV, Yuki langsung bergegas ke dapur menyusul Bunda Maya.
"Mau masak apa kita bun?"
"Ih kamu ini ngagetin Bunda aja, untung Bunda engga punya penyakit Asma."
"Hahahaha bunda mah ada-ada aja, dimana-mana kalo orang kagetan itu punyanya penyakit jantung Bunda."
"Ahh bunda kan cuma guyonan sayang, biar kita rileks sebelum masak," Bunda ikut tertawa.
"Ahh Bunda mah bisa aja, ngomong-ngomong hari ini kita masak apa bun?"
"Kita masak masakan kesukaan kamu, Kakak Al, El dan Dul. Jadi kamu harus bantu Bunda-mu ini, karena kita masak banyak hari ini" jelas Bunda berapi-api.
"Oke lah kalau gitu, ayo kita mulai."
Sebenernya bukan cuma Bunda dan Yuki saja yg masak, karena dibantu juga dengan bibi, sang art yang bekerja sudah cukup lama di rumah bunda.Sementara itu di depan rumah.
"Assalamualaikum permisi, paketttt"
Ucapan salam sambil bercanda ala El dan Dul sambil terkekeh."Wa'alaikum salam" jawab Al dan Annisa.
"Eeh ada kak Anisa, udah lama kak?" El sok akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adakah Aku Disisimu [END].
Novela Juvenil[Cerita pertama yang dipublikasikan] !DON'T COPY MY STORY! Welcome pembaca baru. Jangan lupa tinggalkan jejak di setiap cerita... __________ Menceritakan tentang sebuah perjuangan seorang wanita untuk membuat dirinya bisa dianggap sahabat oleh s...