Bab 10 - Sweet Lies

39 5 0
                                    

Semanis apapun kebohongan, tetap saja menyakitkan. - Ben.

Ben membuka matanya. Matahari bersinar terlalu terang. Sejak kejadian semalam, ia tidak membuka ponselnya sama sekali.

Ia bangkit dari tempat tidur dan merenung.

Flashback On-

"Jan, jangan bilang apapun ke Angel ya."
Kata Ben sambil terpaksa tersenyum.

"Lu bego banget sih bro. Lu mau terus-terusan sakit? Mike tuh mantannya. Bisa jadi dia ada rasa lagi."

"Biarin ini jadi urusan gue sama dia."

"Gue cabut duluan ya." Kata Ben melanjutkan sambil menepuk bahu Januar.

"Tiati bro." Jawab Januar.

Ben memilih pulang terlebih dahulu sebelum Angel turun dari Bus untuk menemuinya. Ia tidak ingin membuat keputusan yang salah saat ia emosi.

Flashback Off-

"Arrgggh!" Ucap Ben sambil menjambak rambutnya sendiri mengingat kejadian semalam.

***

Sedangkan dipihak Angel, ia bangun dengan mata lebam. Ya, ia menangis semalaman memikirkan Ben.

Ia merasa sangat bersalah kepada Ben. Pesan yang dikirimkan Angel dari semalam pun tidak dibalas.

Angel benar-benar kehabisan cara untuk mendapatkan maaf dari Ben. Benar saja kata orang-orang, laki-laki marah yang mendiamkan perempuannya lebih menakutkan dari laki-laki yang marah dengan kekerasan.

Baru saja lusa kemarin ia merasa bahagia,namun lagi-lagi masalah datang menimpanya.

***

Angel menemani Bunda berbelanja di Giant. Saat hendak memilih barang, ia melihat seseorang yang mirip dengan Ben.

Ah sudahlah mungkin hanya sekedar mirip.
Batin Angel.

Ketika berada di lorong,ia berpapasan dengan cowok itu dan benar saja ia adalah Ben.

Keduanya terdiam. Ben menatapnya dengan sangat dingin. Tidak pernah Ben menatapnya dengan tatapan setajam itu.

"Eh ada Ben ya." Bunda memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Iya Bunda." Jawab Ben sambil bersalaman dengan Bunda.

"Wah kebetulan sekali kamu disini. Bunda minta tolong antar Angel pulang bisa? Bunda ada kepentingan sebentar."

Deg

"Eh..eh bun Angel mau kerumah temen entar naik gojek aja." Jawab Angel.

Angel tau,Ben pasti sedang marah. Ia tidak ingin mengganggu Ben terlebih dahulu, ia hanya ingin memberikan Ben waktu untuk sendiri.

Tiba-tiba Ben menjawab,
"Angel aman sama Ben kok Bun."
Seolah tidak terjadi apa-apa diantara mereka.

"Bahaya Angel naik gojek sendiri. Udah sama Ben aja. Bunda duluan. Bunda pulangnya sore ya."

Bunda melangkah pergi.

Masih dengan tatapan dinginnya, Ben tidak mengatakan apapun pada Angel.

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang