SECRET
(Hurt, sad, crime, action, romance)"Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh juga."
Definisi kebahagiaan bagi Yoon Hanna itu sederhana, yaitu cinta. Dirinya tidak perlu berharap terlalu tinggi dengan menyebut kekayaan, harta, ataupun gemerlap yang disuguhkan. Semua itu hanyalah mimpi di siang bolong, sebab Hanna tahu dirinya tidak mampu.
Apa yang dapat diharapkan oleh seorang pelayan kafe biasa macam Hanna?
Cinta. Ah, kata itu.
Hanna sempat meragukan apa arti sebuah cinta. Masa lalu yang pahit membuatnya sedikit membenci kata itu. Bermula ketika hari di mana ia pertama kali melihat dunia, akan tetapi kehadirannya ditolak oleh kedua orang tuanya sendiri. Hingga berujung pada teras panti asuhan di pinggir kota. Sejak saat itulah Hanna mengutuk kata itu dan segala sangkut pautnya.
Namun, memang sifat alami manusia yang cenderung mudah berubah pikiran, membuat Hanna sedikit mempertimbangkan opininya. Hingga pada akhirnya, si gadis mulai mempercayai apa itu cinta. Bagaimana cinta perlahan-lahan membuka hatinya.
Berterima kasih kepada sosok laki-laki muda bernama Oh Sehun. Sebab dia lah yang memperkenalkan Hanna apa itu cinta.
Membuatnya rela mengambil cuti kerja saat ini demi bertemu dengan cucu Adam itu.
Bibir tipis merah muda mengerucut. Kedua pipi pualamnya menggembung pertanda ia sedang bosan. Sesekali matanya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan demi menghitung waktu yang sudah ia habiskan sekarang.
Pukul tujuh malam. Sudah dua jam gadis itu habiskan untuk menunggu pria yang sudah seminggu tak ditemuinya. Baru saja ia berniat untuk beranjak pergi namun terhenti ketika lengan melingkar di pinggangnya.
"Apa aku membuatmu menunggu lama?"
Bariton itu milik Sehun. Entah sejak kapan ia datang, yang pasti saat ini dirinya sedang asik mengecupi pipi merah muda Hanna. Menyalurkan rasa rindu yang sudah satu minggu ini terpaksa ia lampiaskan pada kekosongan.
Pelukan posesif itu mengendur sebab si gadis melepaskannya.
"Iya. Kau tahu, sudah berapa lama aku duduk kedinginan disini? Semua itu kulakukan demi kau, Sehun."
"Maafkan aku sweetpie. Ada beberapa hal penting yang harus aku kerjakan."
Akan tetapi, Hanna masih tetap bertahan dengan ekspresinya. Alasan Sehun tidak cukup kuat untuk membuatnya berubah pikiran.
"Ehey. Apa ini? Kau marah padaku?"
Tangan pria itu mencoba meraih dagu si kekasih. Tetapi sang gadis memalingkan wajahnya. Yang jelas, jantung Hanna terasa meletup-letup; seperti ada ratusan kembang api yang bersiap meledakkan jantungnya. Ia berusaha keras untuk menyembunyikannya dari Sehun. Tidak lucu jika akting Hanna gagal oleh rayuan Sehun saja. Tidak! Ia harus bertahan.
"Baiklah. Sepertinya kau tetap marah padaku. Padahal aku ingin bilang kalau minggu depan aku ingin mengajakmu ke Pulau Jeju."
Hanna sontak menoleh. Kedua hazelnya berbinar. Sudah lama ia tidak berkunjung ke pulau yang terkenal dengan julukan 'Island of the Gods' itu. Tawaran untuk pergi ke pulau dengan seribu keindahan alam itu membuat gadis itu terlena dan melupakan sesaat akting marahnya. Ia ingin sekali mengutuk reaksi tubuhnya yang tidak sinkron dengan otak. Seakan dua elemen itu memiliki kuasanya masing-masing.
"Kurasa aku menang." Ucap Sehun sambil menunjukkan senyum liciknya.
Seperti yang ia duga, pria berkulit putih itu mengejeknya. Menyadari hal itu, Hanna pun kembali cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Story
FanfictionKumpulan cerita oneshoot Published : November 16, 2018