Matahari kembali bersembunyi di peradabannya. Langit pun ikut berganti latar menjadi menggelap. Begitupun dengan angin yang kini terasa hembusannya.
Kini waktunya bulan yang bertugas untuk menggantikan sang Surya.
Berbicara soal sistem tata surya beserta planet dan printilannya yang jumlahnya tak terhingga itu tak ada habisnya sama halnya dengan cinta.
Cinta. Kata sederhana yang terdiri dari lima silabet huruf namun sarat akan banyaknya kisah di baliknya.
Jika manusia telah dihadapkan yang namanya cinta akal sehatnya pun perlu dipertanyakan.
Seperti kata furgoso "tak semudah itu Antonio" begitu pun dengan cinta.
Cinta itu seperti zat adiktif, sekali kamu mencobanya, BOOM!!! Begitulah kira-kira gambarannya. Sama halnya yang dirasakan seorang wanita yang saat ini sedang berteduh di bawah pohon menunggu hujan reda.
Wanita tersebut tak menyadari bahwa sedari tadi ada seorang pria yang terus memperhatikannya di balik jendela kaca sebuah cafe yang tak jauh dari tempatnya.
Karena yang namanya manusia yang kadar kesabarannya sangat tipis, pria yang tadi berada di cafe tersebut kini sudah berada di samping wanita berbaju putih tersebut tanpa membuat sang wanita menyadari kehadirannya.
"Eun Hee."
Karena merasa namanya terpanggil wanita berbaju putih tersebut pun otomatis menoleh ke sumber suara.
"Sehun!". Ucap wanita tersebut pelan walaupun masih kentara nada terkejutnya.
"Hai lama tak bertemu, bagaimana kabar mu Eun Hee-ah?." Betapa manis raut yang tergambar di wajah pria bernama Sehun tersebut.
"Hmm baik Sehun-ssi, bagaimana kabar Ji Nee?." Raut wajah Sehun pun berubah sedikit menggelap berbeda dengan Eun Hee yang semakin menunduk menyembunyikan wajahnya.
"Seharusnya kamu menanyakan kabar ku bukan dia." Balas Sehun dingin yang membuat Eun Hee meremas jari-jari tangannya semakin kuat.
Eun Hee tidak membalas begitu pun dengan Sehun yang masih setia menutup rapat bibir tipisnya walaupun pandangannya masih terus terhunus ke wanita tersebut.
Karena tak tahan dengan suasana seperti ini, Eun Hee pun segera beranjak untuk meninggalkan pria tersebut walaupun hujan masih belum mereda.
Belum cukup 3 langkah lebar Eun Hee raih untuk menjauhi Sehun, tiba-tiba tangan nya dicekal dengan cukup kuat oleh seseorang yang tak lain tak bukan adalah Sehun.
"Kumohon lepaskan Sehun-ssi, aku masih ada urusan penting." Terdengar jelas penekanan pada kata
Sehun-ssi. Sehun tidak membalas atau melepaskan cekalannya yang justru membuat gadis tersebut merasa semakin tak nyaman.Eun Hee pun membalikkan badan mengahadap Sehun dan menghempaskan tangannya yang dicekal oleh Sehun cukup kuat. Raut wajah pria tersebut sedikit terkejut akan tindakan cukup berani Eun Hee tapi cepat-cepat dia mengembalikan raut dinginnya seperti semula.
"Hentikan Oh Sehun! Kemunculan mu di hadapan ku saat ini setelah apa yang telah kau lakukan padaku menambah rasa benci ku pada mu!."
Eun Hee tak dapat lagi mengendalikan amarah yang ada di dalam dirinya. Dia pun segera berlari meninggalkan pria bermarga Oh tersebut mengabaikan rintik hujan yang masih setia turun membasahi bumi.
Pria bermarga Oh tersebut masih terdiam mematung setelah mendengar amarah gadis tersebut. Segera setelah tersadar dia pun dengan cepat menyusul kepergian Eun Hee yang sudah menghilang di perempatan jalan.