bagian satu: kabar

1 1 0
                                    

Semua sudah tahu, bahwa mark lee dan lee jeno adalah seorang bintang muda yang tengah naik daun saat ini di kalangan anak remaja tanggung bahkan mungkin banyak juga noona noona yang ngefans dengan mereka. Dan siapa yang tidak tahu tentang hubungan mereka yang seperti minyak dan air itu, dimana tatapan meremehkan dan intimidasi yang selalu mereka tunjukan satu sama lain. Lee jeno yang penuh dengan eye smile manis dan mark lee yang dingin.

Umur mereka yang terpaut satu tahun membuat mereka jarang untuk bertemu, dan itu sedikit menguntungkan agaknya daripada mereka harus bertemu setiap hari dengan aura hitam yang menguar dari tubuh masing masing. Itu menakutkan omong omong.

"Oppa, apa kau sudah punya kekasih?"

Ah pertanyaan ini lagi, kalau jeno hitung pakai jari, ini sudah yang ke sembilang kali orang orang bertanya padanya hari ini. Membosankan, coba saja kalau mark lee yang di lontari pertanyaan itu, apa dia hanya akan menatap si manusia yang bertanya itu dengan mata tajamnya? Ah tapi ini lee jeno yang mendapat pertanyaan itu. Maka seperti biasa dia hanya akan tersenyum lebar sampai matanya tenggelam. Indah bukan!

 Sebenarnya kalau boleh jeno jujur, dirinya muak mendapat pertanyaan macam itu setiap harinya. Bukankah mereka -penggemarnya- tahu kalau seorang idol yang sudah masuk agensi, tidak di perbolehkan untuk berpacaran. Itu peraturan dengan garis keras. Tidak boleh di langgar, berat konsekuensinya.

"Aa jinjja oppa?" Gadis bereyeliner tebal itu menutup mulutnya, kaget dengan gaya imut menurutnya.

"Ya, aku terlalu muda untuk hal itu" kata jeno kalem, masih dengan senyum lima jarinya "mungkin aku akan melakukannya ketika aku sudah cukup dewasa untuk mengenal cinta dan kasih sayang" imbuhnya.

Beberapa gadis yang mengerubunginya, menatap jeno dengan tatapan memujanya. Mereka terlalu speechless dengan jawaban dari seorang lee jeno. Tak usah heran! Dia kan seorang aktor, sudah banyak film yang di bintanginya maka banyak pula dialog yang di hafalnya. Dan mungkin itu salah satu kalimat yang pernah di ucapkannya dalam sebuah mellowdrama miliknya hahaha.

"Lee bisa kita biacara sebentar"

Jeno mengalihkan perhatiannya dari para gadis yang mengerubungi, mimik wajahnya sedikit berubah saat matanya  menatap seorang gadis berkucir kuda di sampingnya. Tapi itu tak berlangsung lama karena bibirnya segera menyungingkan seyum manis.

"Ah maaf sekali, sepertinya aku harus pergi dulu" jeno sedikit menggeser kursinya kebelakang, lalu membungkuk sebentar sebelum mengikuti gadis itu. Meninggalkan para gadis yang menatap punggungnya sampai hilang di balik pintu.

Sepanjang koridor jeno menatap punggung sempit itu dalam diam, tak ada yang mengawali pembicaraan. Perjalanan hanya diisi dengan kesunyian selain suara ketukan sepatu mereka yang menggema di sepanjang koridor sepi. Sepi? Mungkin karena ini masih jam istirahat yang mana sebagian murid lebih suka menghabiskan waktu mereka di kantin atau cafetaria seberang jalan.

Gadis itu menghentikan langkahnya, memaksa jeno untuk berhenti juga. Gadis itu memutar tubuhnya secara tiba tiba menghadap jeno, Mata di balik kaca mata bulat itu menatap jeno dengan tatapan tajam.

"Jawab aku dengan jujur lee" ucapnya mengintimidasi.

"Apa yang kau lakukan kemarin malam?!"

Jeno termenung,mengingat ingat kembali apa yang di lakukannya kemarin. Kemarin dirinya melakukan syuting sampai jam 10 malam dan langsung menuju club yang biasanya dia kunjungi, dan ia minum satu? Dua? Ahh tak tahu.. dia tidak ingat berapa gelas yang di habiskannya. Karena keesokan pagi dirinya sudah bergelung dengan selimut di tempat tidur miliknya.

Gadis itu mendesis, memukul kepalanya gemas.

"Apa kau benar benar tidak ingat?"

Jeno menggelengkan kepalanya, polos.

Semakin membuat gemas gadis yang kini duduk di tingkat akhir shs itu.

"Dan kau kemanakan ponselmu? Apakah manager park tidak menghubungimu?"

Jeno merogoh kantung celana, baju.. nihil! Ponselnya tidak ada. Tapi memang dari pagi dirinya tidak memegang ponsel sih.

"Ck sialan" gadis itu mengumpat pelan, sebelum menyodorkan sebuah benda persegi tepat kedepan wajah jeno.

"Kau baca!"

Jeno merebut benda pipih itu, membaca sebuah tulisan paling besar yang di yakininya sebagai judul dari berita tentangnya. Dan jarinya menscrol kebawah dimana potret dirinya terpampang, walaupun tidak begitu jelas karena malam. Sedang di bopong menuju mobil. Tepat di depat club yang di masukinya semalam.

"Apa ini noona?" Bentak jeno, meremas ponsel dalam genggamannya.

"Siapa makhluk kurang kerjaan yang membuat berita seperti itu"

Gadis itu melotot melihat ponselnya di remat sedemikian rupa oleh tangan besar jeno, dengan cepat ia merebut kembali ponselnya sebelum benar benar jeno membantingnya, "kau itu yang apa apaan! Bukankah sudah kubilang untuk menjaga imagemu di luar sialan"

"aaa bagaimana ini noona, apakah aku akan di depak dari dunia hiburan?"

"Apakah aku tak akan laku lagi noona"

Gusar jeno,mengusak rambutnya yang sudah tak berbentuk.

"Aa kau tenang saja, aku punya sebuah ide. Dan manager park juga sudah setuju" gadis itu menyeringai, membuat jeno sedikit ngeri melihatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

drama kingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang