Kim Hana

5 2 1
                                    

     Nama ku Kim Hana, kini aku berusia tujuh belas tahun. Banyak orang mengatakan masa remaja adalah masa yang menyenangkan. Diusia seperti ini mungkin seseorang bisa berubah menjadi emosional dan sulit ditebak, dan kebanyakan orang juga akan mencari jati dirinya. Tujuh belas tahun, aku bisa merasakan pertengahan antara anak anak dan dewasa. Ada banyak hal baru yang aku temui, tentu saja tak selamanya buruk dan tak selamanya juga indah. Tapi diumur kita kita akan merasakan sesuatu yang belum pernah kita rasakan, yaitu jatuh cinta

     "Hanaya," panggil seseorang membuat hana terkejut. Hana kemudian menoleh kearah sumber suara. "Berhentilah bermain game dan tidurlah sekarang." ujarnya lagi sambil mengambil ponsel Hana kemudian meletakannya diatas meja. "Ne," balas Hana. Laki laki itu adalah Kim Jaeyi kakak kedua hana. "Baiklah aku keluar sekarang," ujar jaeyi kemudian mematikan lampu dan keluar dari kamar Hana.

******

     Pagi itu udara dikota Seoul sangat dingin, membuat siapapun enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya yang hangat, Dan tepatnya  ini adalah hari minggu, dimana ada banyak waktu luang untuk dinikmati. Terlepas dari kegiatan belajar dan melupakannya untuk beberapa saat. Pagi itu Hana masih terlelap dari tidurnya, seseorang masuk dan membuka tirai jendela kamar Hana. Dia adalah Kim Jisung, kakak pertama bagi Hana dan Jaeyi. Seseorang yang telah merawat kedua adiknya dengan penuh kasih sayang. "Hanaya," panggil jisung sambil menarik selimut tebal Hana. Sebenarnya Hana sudah bangun dari tadi, tapi ia sangat enggan beranjak dari tempat tidurnya karena sangat dingin. "boya oppa," ucap Hana sambil menarik kembali selimutnya. Jisung hanya tertawa kecil melihat adiknya yang kedinginan itu. "Apakah sekolahmu baik baik saja." tanya Jisung dan hanya dibalas anggukan kecil dari Hana. "Adikku ini sangat irit bicara ya," ucap Jisung sambil mengacak rambut Hana dan kemudian beranjak dari kamar Hana.

     "Saranghaeyo oppa." ucap Hana perlahan sambil menyeka air matanya yang keluar. Ia sangat bersyukur mempunyai saudara yang sangat menyayangi nya. Hanya Jisung dan Jaeyi yang ia punya sekarang, karena kedua orang tuanya sudah lama berpisah. Ibunya telah lama meninggal dunia akibat kecelakaan, dan ayahnya telah pergi meninggalkan mereka dan hidup bersama istri barunya. Tentu saja sangat sulit bagi mereka. Saat Jisung harus bekerja keras menghidupi kedua adiknya. Tapi sekarang Jisung telah mempunyai perusahaan yang ia kelola sendiri dan berkerja sama dengan berbagai perusahaan diluar negeri, dan memiliki beberapa mol dan restoran sendiri. Tapi sosok Kim Hana bukanlah orang yang bisa mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, meskipun ia sangat menyayangi kedua kakaknya, tapi ia selalu bersikap dingin kepada mereka.

******

     Pagi itu hana berjalan menuju kelasnya dengan santai, ia tidak mengetahui bahwa seseorang diam diam mengikutinya sedari tadi. "Hanaya," panggil orang itu sambil memegang tangan Hana. Dia adalah Oh Jina teman sebangku hana sekaligus sahabat Hana. "Kau membuatku terkejut," ucap Hana. Jina hanya tersenyum sambil merangkul Hana. "Ya, Hanaya apakah kau melihat Hara, dan yunhee?" tanya Jina. Hana menggelengkan kepalanya pertanda tak mengetahui keberadaan mereka, Jina menatap tajam kearah Hana. "Ya, apakah kau akan selalu cuek kepada semua orang?" kesal Jina. "Ne!" balas Hana cuek, Hana kemudian bergegas menuju kelas tanpa memperhatikan Jina yang sedari tadi memanggilnya. "kenapa aku bisa berteman dengan batu, dia bahkan meninggalkanku sendirian disini!" ketus Jina.

     Saat istirahat tiba Hana dan teman temanya bersantai ditaman sekolah mereka. "Hanaya apakah kau mau ikut bersama kami ketoko buku sepulang sekolah?" tanya Hara. "Aniyo, aku tak ingin membeli buku," ucap Hana. "Baiklah kami akan pergi bertiga saja" ujar yunhee. Mereka kemudian menyantap cemilan yang dibeli Jina dikantin kecuali Hana dia hanya termenung menatap ponselnya. Ketiga temannya sudah paham dengan sikap dingin Hana, mereka tak terlalu memermasalahkannya. "Ya bukankah itu Jaein, cheoljin dan taeseok, dan siapa pria bersama mereka?" tanya Hana membuat ketiganya menoleh, "wah daebak, pria itu sangat tampan," ujar Jina. Hara dan yunhee tampak mengangguk pertanda setuju dengan perkataan Jina. "Cheoljin!" panggil Jina, yang dipanggil itu kemudian mengajak ketiga temannya untuk bergabung bersama Hana dan teman temannya. "Siapa pria itu," tanya Hara kepada mereka. "oh Annyeong, namaku kim samuel aku adalah siswa pindahan," ujar pria tampan itu. "Wah senang berkenalan denganmu Samuel, namaku Jina, ini Hara, yunhee, dan Hana," mereka masing masing mengulurkan tangan kecuali Hana yang sedari tadi masih fokus dengan ponselnya. "Hanaya apakah kau tak ingin berkenalan dengan Samuel?!" ujar cheoljin. "Kau seperti tidak tau sifat seorang Kim Hana saja, balas Jina. "Ne, kalian seperti tak tau sifatku seperti apa saja!" ujar Hana. "Annyeong aku Samuel," ucap Samuel sambil mengulurkan tangannya, "Ne, aku Kim Hana," balas Hana disertai senyum tipisnya.

     Jaeyi yang sedang bermain basket melihat Hana dan segera menghampirinya "Hanaya!" panggil Jaeyi kemudian mendekat kearah Hana dan teman temannya, "Apakah kau sudah makan?" tanya Jaeyi, Hana menggelengkan kepalanya. "Kau harus makan agar tidak sakit" ujar Jaeyi. "Ne!" balas Hana. "Baiklah aku harus bermain kembali, nanti sepulang sekolah aku akan mengajakmu untuk pergi kesuatu tempat!" ucap Jaeyi yang kemudian bergegas untuk bermain basket kembalai.

      "Boya, apakah kau berkencan dengan Jaeyi oppa?" tanya Jina. "Aniyo!" balas Hana. "Tapi kenapa kau bisa sedekat itu dengannya?" tanya Hara. "Dia itu kakakku!" balas Hana membuat teman temannya terkejut. "Tapi kau tak pernah mengatakan kepada kami!" ujar Hara lagi. "Apakah aku harus mengatakannya kepada semua orang?!"balas Hana. "Aniyo maksudku, Jaeyi oppa sangat tampan, pasti banyak wanita yang menyukainya, pasti banyak yang mengira kau dan Jaeyi oppa berkencan, pasti banyak perempuan yang membencimu?" ujar Hara. "Aku tak peduli seseorang membenciku atau tidak, yang penting aku tak pernah mencari masalah kepada mereka!" ujar Hana. Kemudian bel pertanda masuk pun berbunyi mereka segera kembali ke kelas nya masing masing.

     "Kim Hana, apakah kau mencoba bermain main denganku?, apakah kau tau sekarang kau berurusan dengan siapa!!" ujar seorang gadis sambil berusaha menahan emosinya. Gadis itu kemudian menatap kedua temannya yang sedari tadi menatapnya, "Yaa apa yang harus kita lakukan pada gadis sok cantik itu!" tanya gadis itu lagi. Kedua temannya hanya menggeleng pertanda tak tau. "Seorang Kim Jisoo akan melakukan apa yang ia inginkan!" ucap gadis itu lagi sambil tersenyum licik. "Ya seulgi, nooye ayo kita kembali ke kelas, besok kita akan melancarkan aksi kita!" ucap jisoo kemudian bergegas meninggalkan gudang kelas kemudian disusul oleh kedua temannya.

Annyeong, ini adalah cerita baru aku teman teman jangan bosan ya, vommend terus💓💓

Follow me tar lansung difollback, tapi jangan unfool

Sekian dan terima kasih!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AdolescenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang