Jujur aku bikin cerita ini terinspirasi dari drama Korea My Romantic Some Recipe. Tau tidak? Main castnya Cha Eun Woo hehe. Jadi kalian boleh bayangin si 'ilustrasi' ini sebagai Cha Eun Woo. Atau enggak juga gapapa, bayangin bias kamu boleh banget.
***
“Ken! Kencana!” Aku kembali mendengus mendengar nya berteriak, oh ya dia itu pemilik sah toko butik ini, dia lah nyonya Jeni. Aku sebagai designer dan sekaligus karyawannya, dia itu sangat kejam. Memarahi kami setiap waktu maka dari itu tiap kali ia tidak ke toko, kami merasa bahagia walaupun besok akan menjadi hari yang lebih sibuk.
Entah mengapa belakangan ini aku selalu tanggat waktu memberikan design kepada pembuat, jadi pesanan nya selalu telat ke tangan pelanggan kami. Aku kekurangan ide untuk membuat detail penting di setiap gambar design, maka dari itu Jeni selalu memarahiku, maksudnya aku terlalu sering kena marah.
Suara Jeni terdengar lagi, entah mengapa suara Jeni terdengar sangat nyaring padahal aku sedang di lantai atas, tidak, bahkan aku didalam ruangan ku. Dengan begitu aku lekas ke lantai bawah sebab aku tak ingin kena semprot lebih banyak lagi setelah sampai sana. Kulihat ia sudah bertolak pinggang dan aku tahu setelah ini ia akan menengadah tangan padaku dengan wajah nyolot nya.
“Berikan design nya” dan tepat sekali jemari dan tangannya bergoyang padaku dan jangan lupakan wajah nyolot nya. Aku bergeming sambil memikirkan alasan apa yang harus ku buat kali ini.
“Aku minta maaf Jeni kemarin...”
“Apa? Apa? Kamu sejak kemarin selalu bilang kemarin! Ada apa dengan kemarin! Aku tidak perduli! Dan sekarang serahkan design nya sekarang!”
Aku hendak membuka mulut,
“Dengar! Ini pesanan milik keluarga Zajuan jika bukan aku tidak perduli”
“Baiklah Jeni, aku akan selesaikan lusa. Sekali lagi aku minta maaf.”
Setelah Jeni miendengus kesal, ia langsung pergi keruangannya dengan membanting pintu. Aku agak terkejut.
Malam nya aku hendak tidur tapi aku mengingat wajah menyeramkan Jeni lantas aku langsung mengingat design untuk keluarga Zajuan, aku mendesah lelah sambil menarik tas jinjing ku.
Berusaha tidak mengambil waktu tidurku, aku menuangkan ideku sedikit demi sedikit, sesekali aku menghapus bagian yang terlihat mengerikan, kali ini benar-benar buruk, aku sama sekali tidak dapat memikirkan hal-hal indah. Dengan begitu bosan dan kantuk melandaku, menggiring mataku untuk terpejam.
***
Di pagi hari aku terbangun tepat di atas meja tempat tadi malam aku membuat ilustrasi design pakaian keluarga Zajuan tapi aku agak heran, aku tak ingat apa aku benar-benar membuat design atau menggambar seorang pria, yang tampan. Pertanyaannya siapa pria yang aku gambar?
Kulihat dindingku yang penuh dengan ilustrasi design dan gambar aktor yang aku buat. Semuanya, aku sadar mereka memang aktor favorit ku tapi siapa pria tampan yang gambar ini? Dan ini tampan.
Setampan ini? Adakah pria tampan di dunia seperti ini? Ini benar-benar bagian dari harapan dan imajinasi ku yang terlalu kreatif?
Oh tuhan! Aku melupakan design untuk keluarga Zajuan.
Mati aku! Jeni akan murka.
Dan sebaiknya aku mandi dan segera menyelesaikan designnya.
Begitu sampai di toko aku langsung ke ruangan ku dan menyelesaikan bagian detailnya. Waktu terus berjalan begitupun dengan design yang hampir selesai, dan aku berwaspada kalau-kalau Jeni datang tanpa mengetuk pintu dan langsung meminta kerjaan ku ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shot Story
Proză scurtă"Cerita spontan dengan sedikit sentuhan komedi." Cerita ini bisa dibaca secara acak. #1 - shot 200818 #1 - oneshotstory 240618