ngapain lo disini?

3 0 0
                                    

"Ra! Lo kenapa sih, murung banget dari tadi?" Tanya key

"Ga apa-apa" jawab Rara dengan nada suara amat pelan

Key pun tak memaksakan kehendaknya untuk meminta rara bercerita tentang masalahnya, dan kembali fokus pada ponsel yg melekat erat di tangannya.
tak lama kemudian datang gishel dan rey dari arah pintu seraya bercengkrama dan kedatangan mereka berdua tentu saja menarik perhatian anak-anak di kelas itu.

"Hai ra, hai key!" Sapa gishel

"Wait!!" Beberapa saat gishel memperhatikan wajah rara dengan detail "Ra lo ga make up an?!" Tanya gishel kaget.

"Emang nggak" jawab Rara singkat.

Mereka bertiga diam memikirkan beberapa kemungkinan. Apabila diantara mereka ada yang melupakan make up itu adalah suatu pertanda bahwa sedang terjadi sesuatu yang buruk. Dan merekapun saling bertatapan satu sama lain seolah melempar pertanyaan yang sama "Rara kenapa?" Namun tak ada yang tahu. Bingung hendak berbuat apa, mungkin mendiami dan memberinya waktu sendiri adalah pilihan terbaik untuk mereka dan Rara.

Rey, Key, dan gishel memilih untuk meninggalkan kelas dan Rara sejenak. Entah apa yang Rara pikirkan bahkan ia tak menengok sedikit kepergian ketiga temannya itu. Ia hanya termangguk diam di bangkunya seraya menatap kosong papan putih di depannya. Semakin lama matanya semakin perih kemudian berkaca-kaca. Secepat kilat Rara beranjak dari duduknya menuju kamar mandi. Hampir saja air matanya lolos di depan anak-anak di kelas. Mau di taruh dimana harga dirinya.

Setelah dirasa bekas tangisannya sudah tak kelihatan lagi rarapun keluar dari tempat persembunyiannya dan berpapasan dengan beberapa siswi yang juga hendak ketoilet. Beberapa dari siswi itu berbisik sambil mengamati Rara.

Rara terus berjalan gontai menuju kantin, Rara belum makan dari pagi dan saat ini sudah jam makan siang. Hal itu menjadi motivasi Rara untuk berjalan ke arah kantin sendirian. Memang agak Malu berjalan sendirian, biasanya Rara kemana-mana selalu berempat, namun apa boleh buat saat ini ia hanya ingin menjauh dari mereka.

Di tengah perjalanannya beberapa cowok seusia Rara bersuit nakal yang mana memang ditujukan ke Rara.

"Tumben lu sendirian, manatuh geng lu?" Tiba-tiba seorang cowok menghadang Rara sambil menanyakan pertanyaan yang mungkin hampir seluruh anak di sekolah itu ingin tanyakan juga pasca kejadian hari ini yang menurut mereka sangat langka terjadi, badannya yang tegap dan tinggi membuat Rara berfikir dua kali untuk melawan, manabisa tubuh kurusnya melawan cowok itu. dan Rara memilih untuk tak menghiraukan pertanyaan bodoh mereka.

"Kemana bedak lo, tumben ga dipake" tanya yang lain di iringi tawa renyah segerombolan anak-anak itu. Dan kali ini sama Rara tak menggubris pertanyaan mereka, Rara hanya menghembuskan nafasnya berat menandakan bahwa ia tak suka dengan perlakuan anak-anak itu.

"Tapi tenang, lo tetep cantik kok" ujar cowok tinggi itu, sambil menatap wajah Rara secara intens dan menyeluruh.

Rara masih terdiam tak menanggapi godaan dari anak-anak yang berstatus sebagai siswa "tidak benar".

Tanpa basa basi Rara langsung meninggalkan segerombolan cowok-cowok itu tanpa menghiraukan panggilan mereka. Cowok tinggi yang itu hanya menatap kepergian Rara dengan senyuman. Senyuman yang tidak bisa dijelaskan maknanya.

Di sepanjang perjalanannya Rara berfikir keras maksud dari anak-anak di sekolah Ini menatapnya dengan ekspresi kaget, heran, bahkan benci. Bahkan ada yang bisik-bisik usai memperhatikan Rara dari ujung rambut hingga ujung kakinya.

"Masa cuma gara-gara gue ga make make up? atau ada hal lain?" Batin Rara terus berkoar dengan sendirinya, tak ada cukup tenaga untuk mengontrol pikiran bodohnya. Mungkin karna itu alasan kenapa badannya tiba-tiba lemas dan kenapa perutnya keroncongan di jam seperti ini. Rara bahkan tak habis fikir kenapa dia mempertaruhkan Citra dirinya hanya demi alasan yang Rara juga tidak bisa mengerti.

Setelah berjalan sambil melamun tak sadar sampailah Rara di tempat yang rawan berdesakan di jam jam makan siang. Jauh di pojok kiri Rara melihat ketiga sahabatnya yang sedang asik mengobrol dengan anak-anak basket yang cukup famous dikalangan remaja cewek. Dari saking asiknya bahkan mereka tak menyadari kedatangan Rara yang pelan-pelan menjadi sorotan penghuni kantin. Rara berjalan pelan ke arah penjual bakso di kantin itu. Aroma bakso itu benar-benar mencuri perhatian hidung dan perut Rara. Nafsunya semakin berkoar hiangga tak mampu Rara kendalikan. Dan seorang princess siang ini menyantap hidangan yang bukan hidangan seorang princess.

Setelah menunggu agak lama datanglah bakso pesanan Rara. Dan ibu kantin pun datang membawa nampan yang berisi semangkuk bakso, kecap, saos, sambal dan sebotol air mineral.

Asap mengepul dari semangkuk bakso ketika mangkuk bakso itu di letakkan oleh ibu kantin tepat di depan Rara. Dan lidah Rara menggelayut tak sabar penuh nafsu menunggu kuah mengalir, mengguyur tenggorokan.
"Kapan ya terakhir Rara makan bakso?" Batinnya

"Tumben Rara makan di kantin" ujar ibu kantin lembut sambil tersenyum ke arah Rara. Dan Rara hanya membalasnya dengan senyuman kikuk. Wajar saja jadi pertanyaan diantara gengnya, hanya Rara yang hampir tidak pernah menginjakkan kakinya di kantin itu.

Di tengah nikmatnya Rara menyantap makanan. Tangan Rara terhenti pergerakannya. Disebabkan risih yang tak terbendung akibat di perhatikan oleh anak-anak sekitarnya. Rarapun menghembuskan nafas beratnya beberapakali dan mencoba mengabaikan tatapan mereka walau itu agak sulit.

Selang beberapa detik seorang gadis manis, yang rambutnya di kuncir kuda datang menghampiri meja Rara. Sambil membawa semangkuk mie instant dan segelas esteh manis, gadis itu duduk berhadapan dengan Rara.

"Ngapain lo disini?" Tanya Rara dengan nada sinis.

Namun gadis itu hanya diam Sambil melanjutkan makannya, tanpa memperbaiki Rara yg kala itu menatapnya sinis.

Namun rupanya, saat ini Rara sedang berada di masa yang amat sulit. Mengorbankan ego dan derajatnya. Rara memilih diam dan melanjutkan kegiatan semulanya.
Mereka berduapun menikmati santapan dalam lingkaran hening di antara banyak bisikan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm ZahraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang