"Hey," Lelaki tampan menghampiri Joya dengan tangan kanan dibelakangnya. Joya dengan senyuman yang sumringah melihat kedatangan lelaki yang ia tunggu-tunggu sedari tadi, Na Jaemin.
"Udah lama nunggunya?" Tanyanya sambil duduk di kursi depan Carly.
"Nggak kok, kak. Baru aja."
"Ini buat kamu." Jaemin memberikan sebuket bunga dengan permen lollipop berbentuk hati di tengahnya yang sedari tadi ia pegang dan disembunyikan di belakang punggungnya itu.
Manis.
Lebih dari gula ataupun makanan manis di dunia ini.
"Ih apa iniii?" Carly tampak senang.
"Ini bunga, sayang." Jaemin mulai menatap Carly dengan senyum khasnya.
"Aku kan lagi nggak ultah, trus anniv kita masih lama tau." Jawab Carly dengan mata yang masih melihat sebuket bunga pemberian kekasihnya itu.
Senang? Tentu. Gadis seperti Carly sangat menyukai bunga atau hadiah pemberian dari orang tersayangnya. Tak peduli harganya, ia hanya melihat satu titik, yaitu motivasi pemberinya.
Sampai-sampai pemberian hadiah dari mantannya saat SMA yang berupa sedotan dibuat menjadi kuncup bunga masih tersimpan rapi di meja belajarnya hingga akhirnya mereka putus dikarenakan lelaki itu mempunyai wanita lain dihubungan mereka.
"Emang harus banget ya pas hari spesial aja beri bunganya? Gak kan?"
"Gak sih,"
Jaemin mulai memegang tangan Carlu dan tersenyum,
"Udah jangan dipikirin lagi udah. Aku beri bunga ini untuk buat kamu senang." Detak hati Carly tak teratur hanya melihat senyumnya.
---
Suara rintikan hujan menghiasi kesepian Carly yang sedang termenung meminum minuman favoritnya.
Dia pikir hari ini dosen akan masuk pada kelasnya makanya dia sudah ada niat dan usaha untuk datang, tapi pada kenyataannya tidak. Pak siwon yth izin sedang ke undangan pernikahan temannya di Jerman.
Apes sudah, hari pertama kembali masuk malah begini. Sarapan belum, dosen tidak masuk, dan hujan.
"Aish, hujan-hujan gini bawaannya mager euy." Carly meminum kopi nya.
Ting!
Echan bin Toyib 08.56 a.m
Woi
Lo dimana?
Sini ke kantin
Gue traktir bakso nih
Segeurr anjass
EnaKebetulan Carly belum makan, mending kesana biar ditraktir Haechan. Kalo dibayarin mah gass terus dong. Nguehehe.
Carly di luar cafe melihat rintikan hujan. Memang hujannya tidak sederas tadi, tapi sepertinya hujan akan lama berhentinya.
"Terjang ga, terjang ga ya," gumam Carly yang mulai ingin lari. Tetapi samar-samar ia mendengar seseorang sedang membicarakan Jaemin.
"Mana dah tuh Jaemin, nih tugas belom selesai busetdah."
Perlahan dia menoleh ke belakang dan mendapati seseorang yang ia kenal, Teman Jaemin. Yang sedang berbicara pada temannya. Carly berjalan mundur dua langkah untuk mendengar lebih jelas apa yang mereka bicarakan.
"Eh katanya Jaemin putus ya sama Carly?"
"Carly mana? Carly banyak, ada Carly anak pak rt, Carly anak hukum, Carly–"
"Carly anak sastra Inggris itu loh,"
"Hah? Masa iya? Gue ga tau, Jaemin ga bilang apa-apa ke gue soal itu."
Carly terdiam mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Jaemin mana lagi,"
"Sabar napa–Nah itu dia lagi kesini!"
Jantung Carly terasa seperti berhenti. Badannya mematung seketika. Dia melihat seorang laki-laki berlari kecil menuju cafe dimana Carly diam. Meskipun muka laki-laki tersebut tidak terlihat tapi Carly yakin itu adalah Jaemin. Laki-laki itu memakai jaket yang Carly berikan.
Carly seketika panik ingin bersembunyi, "Matek aku, matek aku!" Ucapnya sembari melihat kanan dan kiri mencari sudut kosong yang sekiranya tidak akan dilihat oleh Jaemin.
Carly berjalan ke sudut kanan teras cafe itu dan berpura-pura menoleh ke kanan agar Jaemin tidak mengenalinya.
Beberapa detik berlalu, Carly yang masih menoleh ke kanan, sedikit-sedikit mencuri pandangannya, dan Jaemin masih disibukkan dengan payungnya, hingga Jaemin selesai dan berjalan ke dalam cafe.
Carly yang hanya melihat, kemudian menunduk dan terdiam.
'Bagaimana bisa dia terlihat seperti biasa saja setelah ia membuat air mataku jatuh.'
🌙🌙
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex; Des Roses -Na Jaem
Fiksi Penggemar❝ What am I waiting for? It's really over. ❞