Restoran penuh kenangan

217 12 3
                                    

"Bagaimana kabar hatimu? Aku harap baik-baik saja dan tidak seperti kabar hatiku."

-Rianadi

••••

Sepasang gadis muda masuk ke dalam sebuah restoran di sudut kota. Restoran dengan gaya vintage yang sedang menjadi trend di kalangan muda.

"Udah boleh dibuka belum nih Nis?" tanya Vania sambil meraba kain yang menutup penglihatannya.

"Bentar lagi, udah nyampe nih. Tunggu instruksi aja." jawab Annisa sambil menuntun langkah Vania ke tempat yang sudah direncanakan.

Annisa menunggu instruksi dari temannya. Ketika El dan lainnya sudah siap, Annisa perlahan membuka penutup mata Vania.

"Oke sekarang lu udah bebas." ucap Annisa setelah ia berhasil membuka seluruh penutup mata Vania.

Vania membuka matanya perlahan. Sedikit kabur, itu kesan pertama Vania membuka mata.

"Oh My Godness !"  kedua tangan Vania mengusap matanya. Meyakinkan apakah ini mimpi atau benar nyata. Satu dekorasi out door yang  indah di depannya. Rangkaian lampu cantik, bunga-bunga indah yang tertata rapi, dan kue yang menggoda mata.

Satu per satu semua gadis menghampiri Vania dan memeluknya. Vania sedikit bingung dengan apa yang dilakukan semua temannya.

"Oke - oke, ini jelasin ada apa dulu?  Sekarang bukan hari ulang tahun gue deh." tanya Vania sambil berusaha mengatur nafasnya yang sesak karena pelukan teman-temannya.

"Oh iya! Baiknya lo duduk dulu gih. Untuk semuanya udah cukup peluk teletubiesnya! Sekarang biarin Vania duduk dulu." ucap Davina memberitahu yang lain.

••••


"Ok Dav, gue terkesan banget sama semua ini. Tapi apa maksudnya semua ini?" tanya Vania meminta penjelasan.

"Oke gue bakal jelasin, tunggu disini sebentar!" Davina meninggalkan Vania yang masih haus akan semua penjelasan.

Vania melongo melihat Davina meninggalkannya tanpa sebuah jawaban sambil membatin, "What the hell is going on?"

Pandangan Vania sempat mengikuti kemana Davina pergi. Davina berjalan cepat menuju ke belakang panggung yang memang dimiliki oleh restaurant ini.

Vania masih bingung dan tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia mencoba menanyakan ke teman lainnya, namun mereka hanya tersenyum sambil berkata, "Udah ikutin aja, nanti juga tau sendiri."

Vania sempat kesal karena tak ada yang memberitahunya. Namun tiba-tiba ia mendengar suara piano yang indah dari panggung. Gemuruh tepuk tangan muncul ketika tirai panggung mulai terbuka.

El yang memainkan piano, Annisa dengan gitar akustiknya, Rama dan biolanya, dan Davina dengan stick drum miliknya.

Vania terkejut melihat apa yang terjadi. Band dadakan yang dipimpin oleh El berhasil membuat hatinya tersentuh. Apalagi lagu yang mereka bawakan, Stay with me milik Sam Smith.

BUKAN MANTAN BIASA [END] PROSES REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang