THE POWER OF DOA

26 4 0
                                    

THE POWER OF DO’A
KARYA : DENI ERLANGGA

Pagi itu disebuah taman bunga terlihat sepasang suami istri yang sedang bermain bersama buah hatinya yakni seorang perempuan bernama putri. Bahagianya mereka saat itu, tapi tak lama kemudian datang seorang pengemis jalanan yang usianyapun tak jauh beda dengan perempuan yang bernama putri itu. “Pa.. hahahahahhaha” Tawa bahagia putri bersama orangtuanya. Kemudian datanglah pengemis yang tadi, dia adalah seorang laki-laki baik hati namun sayang dia telah ditinggal oleh kedua orangtuannya sejak kecil. Seketika putri terdiam saat melihat pengemis jalanan itu sedang duduk lesu “Mah..,Pah...kasian ya pengemis itu kayaknya dia belum makan. Boleh saya berika nasi bungkus itu kepada dia” Ucap putri kepada orangtuannya. “Ya sudah berikan aja jika kamu mau” Jawab Ayah Putri. Dengan perasaan was-was dan takut putri pun berjalan kearah pengemis jalanan tersebut dengan perlahan dia melangkahkan kaki demi kakinya. Namun dipertengahan jalan putri pun berhenti melanjutkan niat baiknya itu karena takut terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya. “Duuuh... kok takut ya ?”. tanya putri dalam hati. “Ah Masa niat baik harus takut” tegasnya sambil melanjutkan jalannya kearah pengemis itu. Dengan gemetar putri datang dan mengucapkan salam kepadanya. “Assalammualaikum?” ucap putri. “Waalaikumsalam aduuh ada orang baik, makasih udah datang. Saya tahu kamu orang baik”. Jawab pengemis dengan gembira. Namun hati putri sedikit kesal karena wajahnya malah berpaling darinya. “Maaf, kenapa kamu menghindar?” tanya putri kesal. “...................” pengemis itupun terdiam bisu seribu kata saat ditanya hal seperti itu oleh putri. Putripun menawarkan nasi bungkusnya kepada pengemis tersebut. “Saya punya nasi, kayaknya kamu belum makan” ucap putri sambil memberikan nasinya. “Saya putri, maaf kamu bisa lihat saya?” tanya putri selanjutnya. Pengemis itupun malah diam dan seketika air mata pengemis berjatuhan. “Loh kenapa kamu nangis?” tanya putri kaget. “Saya sedih banyak orang jahat disekitar saya tapi saya ga bisa melihat kejahatannya dan saya malu banyak orang baik disekitar saya  tapi saya ga bisa membalas kebaikannya karena saya ga bisa melihatnya “Jawab pengemis itu panjang sambil sedih. Mendengar jawaban itu sontak putri pun jadi ikut sedih dan merasa kasian “maaf, kamu buta ?” Tanya putri penasaran. “.........” Pengemis itu menggangguk. “Saya ga punya siapa siapa dan disekeliling saya gelap. Saya ga tahu harus kemana dan harus berbuat apa” Lanjut pengemis itu. “kamu mau tinggal ditempat asuhan ayah saya”. Tawar putri kepada pengemis itu. “Hah... benar ? dengan senang hati saya terima tawarannya”. Jawab pengemis itupun senang. Merekapun langsung bergegas menemui ayah putri yang sedang berada ditaman.

“Yah.. Mah... saya kasian sama pengemis ini. Tadi saya udah kasih nasi bungkus, sekarang apa boleh saya ajak dia ke tempat asuhan ayah?” Tanya putri dengan hati hati. “Masa kamu tinggal sama pengemis nak” Jawab Ibu putri. “Ya udah bagaimana kalau dia tinggal disana dulu mah” Ucap ayah. “Ya udah. Tapi ingat ya... Ibu ga sudi kalau pengemis buta ini datang kerumah kita dan jangan sekali-kali kamu mengajaknya”. Tegas Ibu putri kepada putri dan ayah. “Makasih ya bu. Pasti saya bakal rawat dia disana” jawab putri senang. “Kalau ibu ga suka dengan saya silakan ibu komentari penampilan saya ini. Tapi saya mohon tolong buka sedikit celah dari hati ibu untuk saya” Ucap Pengemis itu wibawa. “...................” Diam ibu putri kesal.

Tak lama kemudian pengemis itu pun tinggal di tempat asuhan Ayahnya putri. Sejak disitulah Pengemis tadi berusaha sebisa mungkin untuk membuktikan kepada semua orang bahwa dirinya tidak lemah dan tidak mudah mengeluh walapun dia tidak bisa melihat. Pengemis itu pun terlihat rajin beribadah, rajin berolahraga dan sering membantu membersihkan Tempat Asuhan tersebut.
Di sore harinya, putri pun menemui pengemis itu dengan niat ingin mengetahui kabarnya. Dan mereka terlihat sedang duduk didepan taman Asuhan. “Saya putra, maaf saya merepotkan” Ucap Putra. “Ah udahlah saya hanya kasian sama kamu ga punya siapa siapa mangkannya saya ajak kamu kesini. Semoga kamu bisa nyaman tinggal disini” Jawab putri.
Sejak itu lama pengemis yang bernama putra itu tinggal ditempat asuhan ayah putri dan hampir 20 tahun putra tidak bertemu dengan sosok yang menolongnya itu (Putri). Sejak itu putra mendapatkan perawatan yang baik dari seorang Dokter Mata, berkat kesabarannya menghadapi ujian yang diterimanya. Ia pun dapat melihat kembali, namun dokter tersebut tidak memberitahukan kepadanya siapa yang berhati baik itu yang rela mendonorkan matanya untu putra. Putra pun berusaha mencari tahu tapi tak kunjung menemukannya. Satu tahun putra mencari tahu sampai kemudian diapun menemukan pujaan hatinya yang bernama lisa. Merekapun tak lama lagi akan melaksanakan pernikahan. Namun didalam lubuk hati yang dalam ada yang mengganjal dihati putra yakni belum menemukan sosok penolongnya. Disisi lain putri bahagia karena putra sudah tinggal di tempat asuhan ayahnya.

1 bulan sebelum pernikahannya putrapun melanjutkan pencariannya untuk menemukan seseorang yang menolongnya dan dia mencari ke rumah sakit yang dia tepati dulu. Putra mencari berkas berkas dirumah sakit itu dengan harapan dapat menemukan identitas penolongnya dan terkejut dia telah menemukan identitas penolongnya, namun hatinya sedikit kesal karena nama didalam identitas tersebut dikosongkan. Hanya alamat rumah yang tertera dalam identitas itu. Bergegas putrapun langsung mendatangi alamat yang tertera. Namun alangkah terkejutnya saat itu iya bertemu dengan seorang perempuan yang buta yang terdapat di alamat tadi. “Assalammualaikum” Ucap Putra disamping perempuan buta itu. “Waalaikumsalam” Jawab perempuan itu yang terlihat sedang duduk dibangku depan rumah. Tak lama kemudian datang seorang Kakek tua dia adalah ayah dari perempuan buta itu. “Kamu bukannya putra ?” Ucap kakek. Sontak perempuan buta itu menangis dan meraba raba sekelilingnya dan memegang tangan putra “ Putra ..... Putra” Ucap perempuan itu yang adalah putri sosok penolongnya 20 tahun yang lalu. Sambil tergesa gesa putri pun menyuruh duduk putra. “Kamu putri ??? benarkah dia seorang yang dalam setiap sujud saya tak henti hentinya saya berdoa agar saya dapat melihat wajahnya?”. Jawab Putra ragu. Tak disangka ternyata putri telah menyimpan perasaan kepada putra sejak tinggal di tempat asuhan ayahnya itu namun ia enggan memberitahukan kepada putra karena dia yakin hati hanyalah hati memberikannya pun tidak akan menjamin bahagia. Maka dia ucapkan lewat doa disetiap sujudnya. Disisi lain Putra pun sebetulnya menaruh rasa kepada putri karena kebaikannya dan kesetiaannya menolong putra. “Betul nak...... dia putri anak saya yang dulu menolong kamu itu dan dia sempat bercerita bahwa putri akan menolongnya sepenuh hati sampai dia mendonorkan matanya untuk kamu nak agar kamu bisa melihat putri. Karena diapun pernah bercerita bahwa dulu kamu malu karena tidak bisa melihat kebaikan dari orang yang menolong kamu.” Cerita Ayah Putri Panjang.

Sontak putra pun menangis, kemudian dia mendekati putri yang sedang duduk itu. “Akhirnya saya bisa ketemu dan melihat sesosok manusia yang mempunyai hati mulya dan lembut. Maafkanlah saya” Ucap putra terharu. “Saya amat sangat bahagia bisa membantumu mewujudkan keinginanmu 20 tahun yang lalu. Walapun harus saya korbankan mata saya” Jawab Putri sambil menangis didekat putra.
Sejak itulah putra merasa harus membatalkan pernikahannya yang 1 bulan lagi akan berlangsung karena dia yakin putrilah sosok yang tepat menjadi pendamping hidpunya. Sejak itu putra bercerita kepada ayah dikejauhan putri dan putra terkejut karena ibu putri telah meninggal dunia sehingga putra pun berjanji akan melamarnya esok hari. “Pak saya dengan niat ingin menikah dengan putr, bolehkan dia menjadi pendamping hidup saya?” Lamar putra. “Saya sangat setuju nak. Silakan” Jawab Ayah Putri tersenyum. Keesokan harinya putra datang untuk melamar putri, namun alangkah kagetnya saat dia sampai didepan rumah putri. Melihat suasana rumahnya ramai oleh warga dan diapun bergegas masuk kedalam rumah putri. Amat sangat terkejutnya dan terpukulnya seluruh jiwa dan raga putra saat mengetahui dari ayahnya bahwa putri sudah meninggal dunia “Nak ayah minta maaf niat kami di dunia tidak telaksana untuk menikahi putri, namun dia menitipkan ini untuk kamu nak, bacalah !” Ucap Ayah putri sedih sambil memberikan kertas kepada putra yang ternyata surat terakhir dari putri. Langsung dengan sigap putra keluar rumah dan membaca isi surat yang ditulis oleh putri “Saya tunggu lamaran dan pernikahan kita di Surga nanti” Tulis putri dalam surat. Sontak putra menangis tapi disisi lain dia bahagia karena putri adalah seseorang yang telah mengajarkan bagaimana caranya bersabar menghadapi ujian hidup.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE POWER OF DOATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang