•Meskipun yang kau impikan terlihat nyata cobalah untuk jangan terlalu percaya•
"Baiklah anak-anak sebelum Bapak memulai pelajaran hari ini, Bapak akan memberikan informasi bahwa seluruh siswa kelas 3 akan mengikuti camping minggu depan, dan itu wajib." setelah Pak Doni selesai memberi informasi seisi kelas langsung ribut.'melelahkan' batin Raya. Raya tidak suka melakukan hal-hal seperti itu, baginya itu sangat tidak penting dan melelahkan. "Raya, kamu juga harus dan wajib untuk ikut!" kata Pak Doni yang membuat seisi kelas langsung melihat ke arah Raya. Tapi Raya tidak peduli, dia hanya terus diam dan tak mengeluarkan satu kata pun.
"Kamu sudah lama tidak mengikuti kegiatan sekolah seperti ini lagi raya, dan ini adalah usul dari ayah kamu. Kata beliau, kali ini kamu harus ikut." ujar Pak Doni yang membuat Raya menyutujuinya karena dibalik sikap ketidakpeduliannya itu, Raya tidak pernah melawan perkataan atau keinginan orang tuanya.
>>***<<
"Maaf ya Ray soal kemarin, maaf gue gak bisa nahan emosi." ucap Vio yang saat ini sudah berada di kelas Raya. "Iya, gue juga minta maaf." Bagi Raya dan Vio kata 'maaf' tidaklah sulit untuk diucapkan karena bagi mereka untuk apa terus terusan bertengkar pada masalah yang nantinya akan berlalu.
"Jadi sekarang lo udah gak marah lagi kan? Kita udah baikan lagikan? " tanya Vio yang membuat Raya jengkel. "Iya, bawel banget sih lo." Vio hanya tersenyum mendengar perkataan temannya itu. "Ehh, katanya bokap lo yang ngusul soal camping itu ya, Ray? " tanya vio penarasan.
"Iya." jawab Raya singkat. "Dan lo bakal ikut?" tanya Vio lagi. "Iya, lo udah tau kan gue gak bisa nolak permintaan bokap gue." Jawab Raya jengkel. "Yaudah sih, sekali-sekali lah lo ikut kegiatan sekolah yang bikin otak seger, bukan yang bikin sakit kepala kayak lomba olimpiade sekolah yang sering lo ikut itu." ucap Vio.
"Bagusan juga gue ikut lomba olimpiade sekolah dari pada ikut kegiatan yang gak penting kayak gini, kalo aja bukan karena bokap gue udah pasti gue gak bakal ikut."
"Udah udah dari pada bahas itu mending kita ke kantin, gue udah laper ini." ucap Vio. "Gue lagi gak laper Vi, lo sendiri gak apa apa kan?" ujar Raya yang langsung dianggukan oleh Vio.
Belum juga sampai 5 menit Vio pergi, dia sudah kembali lagi ke kelas Raya sambil berlari dengan napas yang tidak teratur.
"Ray... Raya.." ucap Vio berusaha mengatur hafasnya.
"kenapa?" tanya Raya sedikit penasaran. "Itu Ray... Itu loh.... Siapa namanya... Aduh gue lupa lagi." ucap Vio tergesa-gesa.
"Kenapa si, Vi? Coba tenang dulu terus jelasin pelan-pelan." ujar Raya.
"Itu ray..... Itu... Ada yang berantem!!" teriak Vio. Namun ekspresi Raya saat ini tidak terlihat terkejut sama sekali. "Terus?" tanya Raya heran dengan sikap temannya ini. Untuk apa dia berlari kembali ke kelas Raya dengan hapas yang tak beraturan hanya untuk memberi tahu hal yang tidak penting menurut Raya.
Ya,meskipun Raya tau jika vio adalah tipe orang yang akan heboh sendiri dengan masalah seperti ini.
"Ya, lo harus liat Ray siapa yang jadi penyebabnya." ujar Vio.
Raya menaikan sebelah alisnya seolah bertanya.
Dan seperti tau apa maksud temannya itu Vio langsung menjawabnya. "Selena, Dia penyebabnya Ray, dan lo tau gak siapa yang berantem gara-gara dia?" ujar Vio menggantung kata-katanya. Tetapi Raya sama sekali tidak berniat untuk bertanya.
Melihat ekspresi temannya itu yang biasa saja, Vio pun langsung melanjutkan kata-katanya. "Rafael sama Alva!!" lanjut vio.
Raya sempat merasa sedikit terkejut namun kembali tidak peduli.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMEMBER
Romantizm> Cewek cantik yang tidak suka banyak bicara, tidak terlalu suka dengan keramaian, yang selalu memegang peringkat pertama dikelasnya, yang masih memiliki sifat baik dalam dirinya. Dia pernah kehilangan sesuatu yang berharga dalam hidupnya yang m...