Kinal duduk bersandar pada sandaran bangsal. Dia menutup majalah di kala gemericik hujan di balik jendela mengalihkan perhatiannya.
Dia terdiam menatap kosong kesamping.
Dia melamun. Entah melamun kan apa.
Pintu di buka dari luar.
Seorang suster masuk membawa obat untuk kinal.
"Tuan Kinal. Jangan lupa di minum obatnya ya" Kinal masih tak bergeming. Seolah pandangan nya sudah terpaku pada hujan di luar sana.
Hujan yang lebat membasahi seluruh permukaan bumi. Rerumputan bahkan sudah basah kuyup akibat guyurannya.
Pintu kembali di tutup dari luar. Di saat bersamaan helaan nafas berat Kinal keluar kan.
Pintu kembali di buka.
Kini pandangan Kinal sukses teralihkan. Pandangan nya langsung tertuju pada seorang perempuan yang tengah berdiri di depan pintu dengan membawa sebuket bunga mawar yang sangat indah di tangannya.
Perempuan itu tersenyum mendapati Kinal yang menatap juga dirinya.
"Shani.." ucap Kinal lirih.
_________
Keynal yang sudah siap dengan pakaian olahraga menyembulkan kepalanya di kamar milik Kinal.
Kemarin siang Kinal sudah di perbolehkan pulang kerumah.
Keynal masuk mengendap-endap. Dia melihat Kinal yang masih terlelap diatas tempat tidur dengan mulut yang terbuka lebar.
Keynal cekikikan melihat gaya tidur adiknya satu ini.
Keynal mendekat. Dia mengeluarkan sesuatu di balik jaket olahraga nya.
"Mamam tuh mamam"
Sambil ketawa jahat, Keynal memasukkan butiran garam kedalam mulut Kinal.
Tinggal menunggu reaksi saja. Keynal sudah tidak sabar.
Seketika Kinal membuka bulat matanya. Dia menatap tajam pada Keynal yang sudah tertawa terbahak-bahak. Saking lucunya menurut Keynal dia sampai memegangi perutnya.
"Hahahaha" tawa Keynal menggelegar.
Kinal bangkit, mengambil bantal lalu dia lempar tepat mengenai muka Keynal yang sudah memerah. Setelah itu Kinal berjalan menuju kamar mandi.
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Kinal yang sudah membersihkan gigi dan muka. Kinal berjalan dengan wajah tak bersahabat. Sedangkan Keynal masih cekikikan diatas tempat tidur.
"Ketawa aja terus ampe mampus!" Kalimat penglulu Kinal cetuskan.
Keynal masih tertawa melihat wajah ketus dari Kinal.